Author POV
*kukuruyuk...*
Ayam jantan Pak Bagas berkokok."Ayo, YN bangun," kata Zayn sambil menggoyang-goyangkan badanku.
"Ah... Malas. Aku mau tidur lagi," jawab YN sambil menutup badannya dengan selimut.
"Ayolah... Jika tidak, akan kubilang ke Harry lu siap Ena-ena ama dia!" ancam Zayn. Mata YN langsung melek mendengar ancam an Zayn. YN membuka selimut yang menutupi badannya.
"Jangan Zayn!" teriak YN. "Ah... Pokoknya gak mau Ena-ena sama Harry..." lanjut YN dengan memelas.
Zayn melirik YN. Lalu balik badan menghadapku. "Yah... Oke. Kagak jadi gue bilangin ke Harry. Tapi, ada syaratnya."
'Ih, kenapa harus ada syaratnya, sih...' kata YN kesal didalam hati.
"Paan, emang?" Zayn berlagak seperti orang berfikir.
"Can you kiss me, YN?" tawarnya dengan suara Sexy.'Tuhan, kenapa pada mesum semua sih!? Ah... Gimana nih...' batin YN.
"Gak..." kata YN lalu kabur. Zayn yang masih di dalam kamar menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum tipis.
'Aneh sekali anak itu. Biasanya, yang kuminta menciumku mau. Dia saja yang tidak mau. Aku jadi tertantang untuk mendekatinya,' batin Zayn.
YN berlari kabur dari kamar. YN menengok ke belakang sambil berlari.
Bruk...
'Aduh, kepalaku pusing sekali. Siapa sih, yang kutabrak?' batin YN.
YN mencoba berdiri. Tapi, sangat sulit.
"YN! Bertahanlah!" kata Niall panik.
"Liam, Zayn, Louis, Harry... Tolongin gue!" teriak Niall tak kalah panik.
Liam, Zayn, Louis dan Harry datang. Liam membantu YN berdiri.
Niall yang membawa roti cokelat memberikan roti cokelatnya ke YN."Ini YN, roti cokelat," kata Niall. Niall merebut susu putih yang dipegang Louis. Louis yang punya susu putih marah ke Niall.
"Niall!" kata Louis sedikit berteriak. Niall hanya tertawa lalu berkata "Tenanglah, Lou. Ini bukan untukku. Untuk YN."
"Ya, tapi, bilang dulu kalau mau minta," elak Louis.
"Sudah diam!" kata YN melerai. Semua terdiam mendengar ucapan YN.
"Liam, bantu aku jalan ke kamarku."Liam menuntun YN jalan ke kamarnya. Semua kecuali Liam melongo melihat mereka berdua.
"Sepertinya, mereka cocok," kata Louis. "Iya, kayaknya," kata Zayn setuju dengan perkataan Louis.
"Oh, tentu tidak. YN hanya cocok denganku," elak Harry.
"Sudahlah, ayo kita berangkat!" kata Niall. "Kemana?" tanya Zayn bingung. "NANDOS!" Sorak Niall senang. "Hu... Tapi, ayo!". "Dasar kau, Harr," kata Louis agak kesal.
***********
Mereka ber-empat pergi ke NANDOS.
>>skip<<
"Ayo, pesen makanan yang banyak, gw yang traktir!" kata Niall.
"Hore..." sorak Louis.Niall melambaikan tangannya. Pelayan datang. Pelayan itu perempuan.
"Hai, siapa namamu?" goda Harry. "Oh, namaku Sherry. Aku directioners," jawab Sherry. "Kita pesan, steak empat," kata Niall. Sherry mencatat pesanan mereka.
"Eh, Zayn, gimana hubunganmu dengan Perrie?" tanya Harry.
"Yah... Gitu deh. Baik-baik saja," jawab Zayn santai. Memang mereka berdua memutuskan untuk kembali bersatu. Kembali berpacaran. Harry mengangguk.
"Yeay, makanannya sudah datang!" teriak Niall senang saat melihat Sherry membawa makanan.
"Empat steak yah, tuan ganteng-ganteng," kata Sherry sedikit menggoda.
"Iya, cantik," goda Harry. Zayn yang melihat tingkah sahabatnya ini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ew, Harr, kamu terlalu menggodanya," kritik Zayn.
"Biarlah. Ayo makan!"
Niall makan dengan sangat cepat. 5 menit steak milik Niall habis. Louis makan sambil melihat HP. Ia lagi chat sama Danielle. Zayn makan biasa saja tidak cepat. Tapi, tidak melihat HP seperti yang dilakukan Louis. Harry? Makan sambil melihat-lihat sekeliling mencari cewek cantik. *bhak!*
"Biar gw tebak, lu pasti cari cewek cantik kan?" tebak Louis.
"Yak betul! Bagaimana kau tau, Lou?"
"Semuanya pasti tau lah, Harr!" ledek Niall.
"Kita disini dulu, yuk! Pulangnya nanti," ajak Zayn. Harry, Louis dan Niall mengangguk.
***********
YN POV
Liam menggendongku sampai kamar. Karena, kaki ku sakit sekali. Sangat sakit dibuat jalan.
"Kamu tadi kenapa?" tanya Liam.
"Ah, sepertinya, aku menabrak Niall, lalu kakiku terbentur meja rias itu," ceritaku.
"Oh gitu. Nanti, sampai kamar, kakimu aku obati yah..."
Aku tercengang mendengar kata itu.
'Apakah aku bermimpi!?' batinku."Yeay, kita sudah sampai," kataku sedikit berteriak.
Liam membuka pintu kamarku. Lalu menidurkanku di kasur.
Sorry Gaje!
Vote dan comments Please!
Dukung aku terus!
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Boys Want You
Fanfiction"Bagaimana jika kita berlima menginginkanmu..." canda Zayn. "Ah... Itu tidak mungkin, Zayn," balas candaku. Candaan yang menjadi kenyataan. Siapakah sayap pelindungku? Siapa tulang rusuk ku?