Chapter 1

465 30 12
                                    

July's event from WhiteWaltzWriter
----
UNPREDICTABLE

"Sial!" Umpatan demi umpatan serasa menggema di ruangan yang penuh dengan tabung-tabung reaksi beserta segala cairan bermacam warna-yang sesekali mengepulkan asap kecil.

Dia sendirian bertemankan segala kerumitan rumus dan perhitungan kovalen setiap atom yang terlibat dalam cairan tereaksi.

Terlepas dari sesaknya ruangan dengan pintu melengkung dengan pipa-pipa bening yang dapat terisi asap warna sesuai dengan keinginan si pemilik rumah-asap sintetis yang dapat dikendalikan sesuai emosi si empunya.

Lelaki yang kini berada dipertengahan dua-puluh-an bernama Cha Tae Kwon kembali meninggalkan ruangan laboraturiumnya dengan perasaan kesal sehingga tak menutup kemungkinan asap dalam tabung pintu itu berwarna kelam lalu sedikit demi sedikit berwarna merah terang. Oh, dia sedang marah rupanya, akibat percobaannya yang lagi-lagi gagal. Sial memang, karena ia berharap banyak dari percobaannya kali ini agar bisa mengubah hidupnya.

Mengubah hidupnya yang tak tenang, resah akan segalanya, inginkan sebuah ketenangan.

Namun kenyataannya, kini ia hidup di masa dunia jauh dari kata tenang. Entah kesekian kalinya daratan Korea Selatan yang dulunya tenang nan damai kini berubah menjadi ketegangan dan persaingan. Bukan warga sipil yang merasakannya, namun para pemilik otak dengan kemampuan diatas rata-rata yang mengalaminya setiap hari.

Hari ini. Di masa ini, terlalu banyak orang pintar. Kaum manusia berkembang pesat dan mengakibatkan bertambahnya populasi orang genius-yang sayangnya haus akan kuasa. Mereka berfikir-dengan otak geniusnya-bagaimana cara mendapatkan kepuasaan dengan otaknya. Berjuta-juta penemuan baru telah tercipta.

Dia genius, namun dewi fortuna belum menghampiri kehidupannya. Ia selalu kalah dalam peperangan-dingin-teknologi.

Ia kembali menapaki lantai marmer perak laboraturiumnya, disinilah separuh dari hidupnya. Asap yang tadinya sempat berwarna merah terang, kini berangsur-angsur menipis, tergantikan dengan asap lembut dengan sedikit sentuhan ungu, cantik. Sepertinya dia kembali dengan hati yang membaik. Ia harus menciptakan sesuatu. Harus.
"Baiklah, komputer yang baik. Jelaskan padaku apa letak kesalahanku." Oh, jangan kalian fikir lelaki ini gila, Layar pipih yang memenuhi pandangannya mengerti apa yang ia bicarakan.

Sekali lagi dengan pengendalian fikiran.

Ia menyentuhkan jari telunjuknya, dan setiap atom disana mewakili apa yang ia pikirkan. Layar itu menampilkan grafik selama beberapa detik lalu tergantikan dengan anak panah-pendek dan panjang-yang tertata dengan rapi menuju ikatan polar maupun senyawa yang sangat dia pahami.
Ia menggaruk perlahan dagunya, apa yang salah?

Beberapa menit ia habiskan menatap benda pipih itu. Mengerjap sekali, dua kali dan akhirnya satu jentikan jari terdengar.

"Bodoh! Kau ketinggalan satu senyawa kimia. Ya, hanya satu lagi senyawa maka penemuanku akan berhasil"
Segera ia langkahkan kaki jenjang kearah tabung reaksi. Yang ia butuhkan hanyalah sumber tenaga untuk mesin terbarunya ini. Hanya itu. Oh, bodoh sekali dirinya yang melupakan hal kecil namun penting itu.

.
.
Berjam-jam ia berkutat dengan cairan bening ini, yang mana berasal dari serangkaian senyawa yang ia campur dengan tangannya sendiri.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang