;3

16 3 0
                                    

DEANDRA membanting pintu kamarnya kasar lantas menguncinya. Mulai berderap menuju kasurnya, berbaring menelungkup di sana. Perlahan, bahunya bergetar, pipinya serasa basah. Ia menyembunyikan wajahnya dengan bantal, dan sebenarnya juga untuk meredam sesegukannya yang mulai muncul. Ia merutuki dirinya sendiri dalam hati. Kenapa Deandra harus menangis, sih? Tadi itu yang membentaknya hanya Andrew, bukan Mama atau Papanya.

Deandra mengubah posisinya menjadi terduduk di atas kasurnya. Rambutnya yang diikat pony tail itu telah hancur tak berbentuk. Beberapa detik kemudian terdengar helaan nafas berlebihan darinya.  Gadis itu mengusap kasar wajahnya dan bergerak menuruni kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan wajah sembab nan kusutnya. Lebih baik ia mengerjakan tugas sekolahnya dibandingkan menangisi sesuatu yang tidak jelas. Dan tidak penting. Apa benar tidak penting? Kenapa Deandra rasanya tidak rela menyebut Andrew tidak penting? Astaga, bodoamat, lah.

Selepas membersihkan wajah dan mengganti bajunya, Deandra berniat mengambil kotak-kotak jusnya dahulu di dapur agar hati dan pikirannya dapat bekerja secara sinkron, tidak seperti tadi. Namun begitu membuka pintu kamar dan mendapati wajah Andrew, entah mengapa ia langsung menutupnya kembali. Menimbulkan suara debaman yang cukup keras. Sebenarnya Deandra juga tidak mengerti mengapa ia bisa seperti ini hanya karena Andrew tadi membentaknya. Cuma Andrew, De. Ya Tuhan, bukan Pak Diman yang ngebentak. Deandra menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri saat pintu kamarnya telah ia kunci, menyisakan Andrew yang sempat terkejut akibat gerakan Deandra yang serba tiba-tiba.

"De," Andrew berujar sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di permukaan luar pintu. Hening beberapa detik sampai ia kembali menyerukan nama Deandra.

"De, gue minta maaf,"

"DIMAAFIN!" Deandra menyahut kencang sekali. Badan Andrew sampai terdorong beberapa senti ke belakang akibat suaranya yang tiba-tiba. Laki-laki itu mengelus dadanya kaget, lantas kembali menyalahkan dirinya sendiri. Menyalahkan mulutnya yang tidak bisa dikendalikan itu.

"De, nanti malem taman belakang, jam 7 sekalian gue bawa novel sastra punya bokap, ya. Sekali lagi sorry, gue bener-bener gak bermaksud. I'll be there, for you. So, see you, De."

Deandra menahan nafasnya di balik pintu. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum tertahan kala Andrew berucap. Dan entah kenapa, Deandra merasa melayang saat Andrew mengucap I'll be there diikuti dengan for you yang berarti untuknya. Ah, Deandra mendadak malas mengerjakan tugasnya kalau seperti ini.

Saat merasa Andrew sudah tidak ada di depan pintu kamarnya, Deandra bergerak membuka pintunya. Dan benar saja, Andrew sudah tidak ada. Gadis itu langsung mengendap-endap menuruni anak tangga. Entah apa yang Deandra pikirkan, ia hanya ingin Andrew masih mengira bahwa dirinya tetap berada di dalam kamar. Terkadang, kita memang tidak butuh alasan untuk melakukan sesuatu. Kita hanya merasa bahwa itu harus dilakukan.

***

Andrew gelisah. Pikirannya mendadak ngeblank. Jika ia memutuskan untuk bertemu dengan Deandra nanti di taman belakang, apa tidak mungkin jika Deandra menanyakan alasannya membentaknya tadi siang? Lantas, apa Andrew harus memberitahukan masalahnya? Membagi kisah pahitnya? Entah kenapa, lagi-lagi ia merasa bahwa ini terlalu cepat. Di lain sisi ia juga sadar, jika ia tak memulainya, maka ini semua tidak akan terjadi. Jika ia tak membacakan sajak ketika mereka dalam perjalanan itu, maka Deandra tidak akan tertarik untuk masuk lebih dalam ke dunia Andrew. Walaupun niat awalnya hanya ingin berbagi pengetahuan mengenai ilmu sastra, tetapi lama-kelamaan, mau tidak mau, Deandra harus tau. Tunggu, apa benar harus? Aduh, Andrew semakin bingung kalau begini. Dan tadi, ia menjanjikan untuk membawakan buku-buku sepilihan sajak milik Papanya ketika bertemu nanti malam, 'kan? Andrew mendadak terpaku. Segelintir bayangannya yang sedang bercengkrama hangat dengan sang Papa tiba-tiba saja berkelebat di pikirannya.

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jul 22, 2016 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

DeandrewDove le storie prendono vita. Scoprilo ora