Bagian 1-Arkoikus

53 3 1
                                    

'aslevante'
'aslevante'ctarr.. Seketika bebatuan di gua itu hancur menjadi serbukan bebatuan yang bertebaran diudara,mengenai kedua bola mata biru terangnya yang menatap batu itu dengan beringas
'aslevante'teriaknya sekali lagi, semakin menggebu dari sebelumnya, tak peduli dengan gaun putih panjangnya yang mulai menghitam dan robek dibeberapa bagian,hingga sebuah suara menghentikan aktivitasnya

'Xean,berhenti'  ia yang dipanggil xean kemudian membalikan badannya menghadap kesuara seseorang dibelakangnya yang mengintrupsi kegiatannya

'hhhhh'  dengan nafas yang,terengah xean mulai mengatur nafasnya

'ada perlu apa kemari?'  lanjutnya dengan masih sama terengahnya

'harusnya aku yang bertanya,apa yang sedang kau lakukan disini? Bukankah aku dan yang lain sudah memperingatkanmu bukan, mengapa kau masih tidak mengerti?'

tanyanya dengan raut wajah yang menunjukan bahwa ia benar benar sangat kesal

'aku mengerti casha, aku mengerti tanpa harus kau mengatakannya berulang kali'

'jika kau mengerti, mengapa kau masih melakukannya? Itu sangat berbahaya bagimu Xean.. '

'Stop, terima kasih untuk mengingatkanku, dan tolong berhenti mengikutiku mulai sekarang atau aku akan melakukannya lagi'

tanpa menunggu jawaban, Xean langsung keluar dari gua itu sementara casha mematung setelah mendengar apa yang adiknya ucapkan, ya adiknya... Cashaina Arkoikus dan Xeandra Arkoikus, putri dari raja Arkoikus XXV yang mendambakan kehadiran sosok sang putra mahkota yang akan meneruskan kekuasaannya, kekuasaan dari kerajaan Arkoikus diseberang hutan belantara yang tak tersentuh dan tak terlihat..... Oleh manusia.

Casha merenggutkan wajahnya kesal, setelah berdebat  dengan adiknya yang keras kepala itu Casha memutuskan untuk kembali ke kamarnya ingin beristirahat, meregangkan otot ototnya yang kaku setelah seharian melakukan aktivitas yang menguras tenaganya, ya ia memang sang putri namun pekerjaannya melebihi seorang panglima perang yang siap tempur di medan perang, sang penakluk perbatasan 'putri Casha' yang menolak dijodohkan dengan seorang panglima perang yang sudah lama ini menjadi partnernya didaerah border.

'Maafkan aku Xean, tapi kau yang lebih pantas bersanding dengannya, karena ia mencintaimu' 

Ucapnya sambil menatap langit langit kamar, tak lama setelah itu matanya terpejam ia tertidur dengan masih mengenakan pakaian tugasnya lengkap dengan segala atribut ditubuhnya yang sama sekali belum ia lepas.






Jangan lupa vote dan comment nya ya....

By-A

VIXEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang