The past.

18 3 2
                                    

'Jacobbbb tolonggggg!!!!!!'

Aku tersungkur ketika merasakan sesuatu mendorongku, sehingga membuat lentera yang ku pegang ikut terjatuh, aku merangkak mendekati sebuah cahaya yang kutahu itu adalah lenteraku.

Tanganku menggapainya dan mengarahkan lentera itu kearah suara yang mengganggu telingaku.

"ARRGGGHHH" Aku menutup mulutku ketika melihat makhluk dengan wajah yang meleleh dan juga dipenuhi darah yang mengalir, kemudian lama kelamaan makhluk itu menghilang seperti debu yang ditiup angin.

Aku berusaha bangkit menuju pintu, kemudian membukanya, melangkahkan kakiku berjalan menelusuri ruangan tersebut yang entahlah ini dimana.

"Jangan pergi kesana" ucap seseorang, aku kembalikan tubuhku dan melihat seorang wanita berbaju putih.

"Ke..kenapa?" tanyaku tergagap gagap, wajahnya pucat dan ada luka di dekat matanya yang masih mengeluarkan darah.

"Dia jahat, sangat jahat, makhluk teregois....ARRGHHHHH!!" Ucapnya yang kemudian disusul dengan teriakan lalu menghilang.

Aku meneruskan perjalananku, aku tak tahu kemana arahnya bahkan Emily tidak memberikan informasi lagi padaku, semoga tuhan melindungiku.

Langkahku terhenti ketika ada 2 pintu dihadapanku, pintu yang satu bercat warna brown, dan satu lagi rose, mungkin pintu brown itu tempat Chelsea berada, melangkahkan kakiku menuju pintu brown tersebut dan meraih knop pintu tersebut.

'Rose itu indah ya lis'

Chelsea suka warna rose, apa mungkin dia berada di pintu satu lagi? Aku menganggukan kepalaku dan menuju pintu berwarna rose, dan meraih knop pintu tersebut lalu membukanya, kemudian melangkahkan kakiku menelusuri ruangan.

Aku menutup mulutku ketika melihat seseorang memeluk Chelsea yang sedang tidur, seorang wanita yang ada dalam mimpiku.

"Lepaskan Chelsea!!!" teriak ku, wanita itu bangkit bukan terdiri tetapi merangkak seperti bayi, dia menghampiriku.

Aku melangkah mundur ketika dia mendekatiku, sial langkahku terhenti ketika punggungku menabrak dinding ruangan ini, makhluk itu terus mendekatiku, dan sangat dekat hingga aku bisa mencium bau amis yang berasal dari luka luka yang ada diwajahnya.

"Tolong aku" katanya, kedua tanganya mengarah padaku.

"Roy, kita akan selamanya bersama bukan?" tanya seorang wanita cantik itu kepada seorang lelaki tampan.

"Tentu Ash, sampai kapan pun" jawab lelaki itu sambil membelai rambut wanita di sampingnya.

"Aku mencintaimu Roy" Ucap wanita tersebut lalu memeluk lelaki yang bernama Roy itu. "Aku tidak bisa hidup tanpamu Roy" Lanjutnya.

"Aku berjanji aku akan menemanimu sampai kapanpun, aku lebih mencintaimu Ashley" balas Roy membalas pelukan Ashley.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang