Tabina membuka lembar demi lembar novel digenggamannya, dengan wajah serius, ia seakan tenggelam didalam dunianya sendiri.
"Bol, baca apaan sih lo? Masih pagi juga, serius amat tuh muka. Mengkerut semua tuh jidat lo yang lebar!" Rio yang entah datang darimana, tiba-tiba menarik novel digenggaman Tabina.
Alana berdecak dan segera bangkit dari kursi, dengan hidung kempas-kempis Tabina memolototi laki-laki dihadapannya yang memasang wajah tanpa dosa,"Heh, biji selasih! Lo tuh ya, kenapa sih iseng banget?!"
Melihat Tabina yang kesal, Rio dengan sengaja menggeleng-gelengkan kepalanya dan memegang dadanya seolah-olah ia tersakiti,"Eh, eh, santai dong itu idungnya! Gue kan cuma mau tau."
Anak-anak kelas XI IPA 1 yang sudah datang, hanya tertawa melihat Rio yang tak pernah lelah mengganggu Tabina. Dengan kesal, Tabina menghentakkan kakinya dan berjalan kearah pintu kelas.
♡ ♡ ♡
Seperti biasanya, saat istirahat kantin SMA Garuda ramai oleh berbagai macam siswa, dari yang kelaparan hingga kesepian. Tabina yang saat itu masih kesal dengan Rio, hanya cemberut seraya menusuk-nusuk bakso yang ia pesan. Rania, Fira, Nanda—sahabat Tabina, hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Sambil memakan pentol bakso milik Tabina, Nanda menepuk bahu Tabina beberapa kali,"Bee, udahan dong cemberutnya! Gatel nih tangan gue pengen kuncir bibir lo!"Ucapnya.
Dengan berapi-api, Tabina menusuk baksonya tanpa perasaan, "Gue tuh heran ya, itu kutu beras kenapa sih gak pernah capek gangguin gue?! Nyebarin berita kalo gue kesekolah gak pake kutang, ngumpetin duit gue didalem celana dalem dia, nempelin foto gue tidur dimading, ah, banyak banget dosa itu orang sama gue! Sekarang, novel gue diambil! Maunya apa sih itu orang," Dalam satu tarikan nafas Tabina berteriak menumpahkan kekesalannya.
Tanpa sadar, teriakannya membuat kantin hening seketika.
Rio yang sedang menikmati makan siangnya dikantin bersama teman-temannya, mendengar jelas ucapan Tabina.
Aldi, si pria setia— setiap tikungan ada, mulai menceramahi Rio,"Tuh, kutu beras, denger! Makanya, isengin aja si Bambang, imannya kuat. Kasian tuh Beeku yang cantik!"
Tanpa memperdulikan ucapan Aldi dan teman-temannya, Rio memandangi Tabina yang bergegas berdiri dengan wajah memerah. Tabina dengan mata bulatnya, melotot seraya menutup mulutnya seakan baru sadar teriakan membahananya membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Melihat itu, tanpa sadar Rio tersenyum tipis.
"Kampret, kok gue dari bayi bikin malu keluarga mulu sih," Tabina mengomel seraya berlari meninggalkan kantin.
♡ ♡ ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Used To Be Mine
Teen Fiction"Heh, cebol! Gue kasih tau ya, kekurangan lo itu cuman satu kok." "Apa?" Tanya gadis itu dengan wajah malas, yang tak lain tak bukan adalah Tabina. "Gak ada kelebihannya! HAHAHAHAHA!" "Apa gue ngomong sama lo?" "Tai." Jawab Rio sewot. ♡ ♡ ♡ Menur...