⭐1

22 4 3
                                    

"Ngapain ke taman cih Ma? Bintang kan yebih cuka ke mall." Rengek Bintang--dalam gendongan ibunya--sambil menyembunyikan wajahnya di lekukan leher wanita yang paling disayanginya itu.

"Sekali-kali ke taman sore-sore begini kan enak Bin, sekalian cari udara segar. Masa ke mall ter--"

"Mau balon!" Seru Bintang memotong ucapan ibunya sembari menunjuk ke arah penjual balon di sekitar taman tersebut.

Bintang tersenyum mengingat kejadian tersebut.

10 tahun yang lalu saat ia masih berusia kira-kira 6 tahun.

Rosa pun--nama ibunya--menurunkan Bintang dari gendongannya lalu menggandengnya menuju penjual balon tersebut.

"Mau warna apa, Bin?" Kata Rosa setelah mereka tiba di depan balon-balon itu.

"Biru, Ma." Ujar Bintang sembari melebarkan matanya yang bulat berwarna hitam untuk mencari-cari mana balon keinginannya.

"Nggak ada yang biru, Ma.." Rengeknya.

"Wah iya nih, nggak ada. Bintang pilih warna lain deh." Ucap Rosa menenangkan.

"Nggak mau yang lain, mau biru!" Rengek Bintang yang lama-lama menjadi tangisan keras.

"Aduh maaf ya , Pak, saya beli balonnya lain kali saja." Ucap Rosa kepada si pejual balon sebelum ia menggandeng Bintang menuju salah satu kursi taman.

"Bintang cengengnya kumat nih." Kata Rosa saat melihat tangis anaknya yang belum juga reda.

"Huwaaaaaa!!!" Tangis Bintang malah makin menjadi.

"Mau balon?"

Over The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang