Part 1

10 1 2
                                    

Bersepeda adalah hal yang paling disukai Anatha,mungkin sebagian orang ada yang menyukai dan ada yang tidak menyukai mengendarai sepeda di pagi,siang,sore bahkan malam hari.Tapi Anatha ini adalah perempuan yang paling suka mengendarai sepeda kemanapun dan kapanpun.
Pagi itu Anatha sedang mengendarai sepeda dengan santai menuju perkuliahannya,tiba-tiba sebuah mobil mewah yang melaju dengan cepat menenggor sepeda Anatha hingga ia terjatuh dengan beberapa luka dan sepedanya yang rusak.
"BRUKKK!!!"
Sesosok pria tampan tengah turun dari mobil hendak mendekati Anatha.
"Kamu nggak papa?"ucapnya khawatir.
"Aku nggak papa."ucap Anatha seraya memeriksa sepedanya yang jelas-jelas rusak.Pria itupun sangat heran melihat Anatha yang saat itu mencemaskan sepedanya dari pada dirinya sendiri,padahal sudah jelas jidatnya terluka.
"Itu?"ucapnya seraya menunjukkan luka Anatha.
Anatha pun langsung memegang jidatnya yang terluka itu.
"Darah."ucap Anatha pelan.
"Iya,kamu baru sadar?padahal sudah jelas yang mengalir itu adalah darah,tapi kamu masih aja melihat sepeda kamu yang jelas-jelas rusak."ucapnya mengingatkan Anatha.Dengan nafas tak teratur Anatha pun mulai terbawa suasana,matanya mulai berkaca-kaca melihat pemberian dari ibunya yang rusak.
"Ini semua gara-gara kamu."ucap Anatha nyaris pergi dengan sepedanya yang rusak.
"Tunggu?"cegahnya seraya memegang tangan Anatha.
"Udah gini aja,kamu ikut aku,aku akan obatin luka kamu,biar sepeda kamu supir aku yang bawa kebengkel,gimana?"ucapnya masih cemas.Anatha pun menganggukan kepala dan memasuki mobil pria tersebut.
Pria itupun langsung mengobati Anatha didalam mobilnya dengan menggunakan P3K.
"Maaf ya?gara-gara aku kamu jadi luka kaya gini."ucapnya merasa bersalah.
"Iya nggak papa."ucap Anatha tersenyum."Aku Dimas,kamu?"ucap Dimas seraya mengulurkan tangannya."Anatha."ucap Anatha tampak termenung dengan tidak membalas uluran tangan Dimas.
"Kamu masih mencemaskan sepeda kamu?"ucap Dimas."Dari mana kamu tau?"ucap Anatha menatap Dimas."Udahlah,nggak perlu dibahas,mendingan aku antar kamu pulang."ucap Dimas menyalakan mesin mobilnya.
"Aneh ya?kok ada orang yang jatuh malah mencemaskan sepedanya,padahal udah tau jidatnya terluka."celetuk Dimas."Oh...ceritanya nyindir nih?"ucap Anatha tersenyum tipis."Nggak juga."ucap Dimas.Anatha pun terdiam dan langsung menyetop Dimas yang sedang mengendarai mobil.
"STOP!!!"ucap Anatha mendadak.Tanpa berpikir panjang Dimas langsung menginjak rem mobilnya.
"DUGGG!!!"kepala Anatha pun terbentur kedepan.Dimas pun tertawa melihat Anatha yang jidatnya itu terbentur.
"Dimas!kamu nyebelin banget sih?kamu sengaja ya bikin celaka aku?"ucap Anatha memegang jidatnya yang terbentur."Anatha...Anatha,sial banget sih kamu jadi cewek,pagi kamu ketenggor jidatnya yang kena,sekarang jidat kamu lagi yang kena,kamu sih pake acara mendadak bilang stop segala,yaudah aku injek remnya."ucap Dimas tertawa."Nggak lucu tau!yaudah aku turun disini aja,makasih."ucap Anatha turun dari mobil Dimas.Dimas pun langsung melanjutkan mengendarai mobilnya.
***
Tak lama kemudian Anatha sampai dirumahnya dengan membawa luka dijidatnya itu.
Anatha memasuki rumahnya dengan diam-diam,tapi dia tertangkap basa oleh ibunya.
"Anatha?"sapa sang ibu menghampiri Anatha.Anatha pun berhenti tapi tidak membalikkan badannya.
"Katanya kuliah?ko pagi-pagi banget pulangnya?"tanya sang ibu."Anatha lupa bu,hari ini nggak ada jadwal kuliah,makannya Anatha pulang."ucap Anatha bohong."kamu kenapa sih?ngomong sama orang tua kok membelakangi ibu?"tanya sang ibu."Nggak papa bu,Anatha cuma cape aja,yaudah kalo gitu Anatha kekamar dulu ya bu?"ucap Anatha sedikit bergetar."Anatha?"ucap sang ibu membalikkan badan Anatha."Jidat kamu kenapa?"tanya sang ibu cemas."Nggak papa bu,ini cuma luka biasa."ucap Anatha tersenyum."Tapi gimana ceritanya sampe jidat kamu terluka?"tanya sang ibu."Ibu,Anatha nggak papa ibu,yaudah Anatha kekamar dulu."ucap Anatha tersenyum lalu beranjak kekamarnya."(menghela nafas)ada-ada aja Anatha."gumam sang ibu.
***
Setelah sampai dikamarnya,Anatha langsung membaringkan badannya diranjang.Tiba-tiba sesosok wanita mengagetkan Anatha yang sedang berbaring,dia adalah Wina.
"DOR!!!"ucap Wina mengagetkan Anatha.Anatha pun tampak kaget saat diberi hentakan oleh Wina."Wina?!kamu kok ada disini?bukannya kamu di London?"tanya Anatha bingung."Kenapa?kaget?"tanya Wina tertawa.Anatha pun memukuli Wina."Iyaya ampun Anatha,aku cuma becanda kok."ucap Wina merengek kesakitan.Anatha pun langsung berhenti memukuli Wina dan langsung memeluknya."Aku kangen banget tau"ucap Anatha memeluk erat Wina."Aduh...Sakit Anatha!"ucap Wina melepaskan pelukan Anatha."Wina?"ucap Anatha pelan."Iya aku becanda Anatha."ucap Wina tertawa."Kapan pulang dari London?kenapa kamu nggak menelponku dulu?"ucap Anatha."Baru aja,kan untuk memberi surprise orang rumah."ucap Wina tersenyum."Berarti ibu nggak tau dong kamu pulang?"ucap Anatha menduga."Siapa bilang ibu nggak tau?"sela sang ibu menghampiri mereka berdua."Ibu?jadi ibu udah tau?kata Wina ibu belum tau?"ucap Anatha."Anatha,ibukan dirumah,masa ibu nggak tau kalo Wina udah pulang dari London."ucap sang ibu tersenyum.Anatha hanya bisa mengehela nafas melihat saudaranya yang berusaha membodohi Anatha."Yaudah kalo gitu ibu keluar dulu."ucap sang ibu lalu beranjak pergi."Ceritain dong London itu kaya gimana?terus orang disana itu kaya apa?dikampus kamu gimana?"nyerocos Anatha."Bawel banget sih kamu!ya jelaslah orang disana itu kaya disini Anatha,sama aja nggak ada yang beda."jelas Wina lalu melihat ponselnya untuk menelpon temannya sendiri,saat Wina menelpon temannya malah yang jawab mbak operator"Maaf,pulsa anda tidak cukup untuk panggilan ini."kata mbak operatornya.😄Anatha pun hanya bisa menahan tawanya."Kalo mau ketawa,ketawa aja sepuasnya,nggak usah ditahan-tahan gitu.Mana handphone kamu?aku pinjem dulu?"ucap Wina mengambil tas Anatha."Yee...belum tentu juga boleh udah diambil aja tuh tas."celetuk Anatha tertawa tipis."Bodo."ucap Wina nyaris mengambil ponsel Anatha,katanya mau ngambil handphonenya Anatha,eh malah ngambil yang lainnya,dasar tuh Wina.😄"Hm...Ada yang baru dapat nomor telpon nih."celetuk Wina seraya membeber kertas yang ada nama Dimas.Anatha pun langsung mengambil kertas tersebut dari Wina."Ini bukan apa-apa."ucap Anatha tampak gemetar seraya memasukkan kertas itu didalam dompetnya sendiri."Siapa tuh Dimas?"ucap Wina curiga."Di-Dimas bukan siapa-siapa aku,udah ah aku mau bantuin ibu didapur."ucap Anatha terbata-bata langsung beranjak pergi.
"Siapa Dimas?"gumam Wina mencurigai Anatha lalu memilih untuk beristirahat dari pada membantu ibunya didapur.

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang