Endless Song
Genre :Angst
Krriiinnnggggg...... Kriiinngggg.....
"Engh??" ku lirik telpon genggamku yang berdering... Kulirik juga jam dinding yang terpajang indah di dindjng kamarku 04.25 AM, siapa yang berani mengusik tidurku sepagi ini. Terpampang nama ' Raizel' di layar ponselku
"Raizel ah, kau mengganggu tidurku ada apa sepagi ini menelponku?"
"Hiks... Hikss..." suara dari seberang, aku menyengitkan dahiku mengingat itu bukan suara Raizel sahabatku yang namanya tertera di ponselnya tapi suara wanita menangis
"Yakk... Ini siapa? Kenapa menangis, ini bukan suara Raizel..." aku agak kesal mendengar suara itu.
"Rai... Uhh... Rai sudah meninggal kak...." ujar suara diseberang sana,Author Pov
Seketika kantuk Frank musnah, mata beratnya kini sudah secerah sinar mentari berita apa pagi2 begini....
" Lascrea?, ini kau? Raizel kenapa?" Suara Frank makin meninggi.
"Datang saja ke RS Lukedonia sekarang kak... Hiks..." suara sesenggukan Lascrea adik Rai terdengar sangat memilukan hati. Frank langsung bergegas tancap gas mobilnya ke Rumahsakit. Sesampainya disana Ia melihat Lascrea dan Ayahnya berpelukan.
"Katakan padaku... Apa yang terjadi Lascrea?" Frank mengguncang tubuh Lascrea.
" Kak Rai menderita Kanker Hati stadium akhir kak, tadi di rumah dia drop tapi tidak tertolooonggg" Lascrea sesenggukan lagi. Lutut Frank rasanya lemas seketika tak berdaya mempertahankan bobot tubuhnya sendiri. Ia terduduk di lantai tertunduk dan merasa sangat sedih menerima kenyataan Raizel selama ini menutupi keadaannya yang sudah parah sampai akhirnya pergi meninggalkannya.
"Ini pesan terakhir kak Rai kak" Lascrea menyodorkan sebuah kepingan Dvd ke Frank..
"Apa ini?"
" Sebaiknya kakak lihat sendiri kak" seperti entah dapat kekuatan dari mana Frank merampas kepingan Dvd itu lalu membawanya ke mobil memutarnya disana...Ssttt...
" halo Frank" tampak wajah seorang teman yang Frank banggakan itu, ya Raizel dengan wajah pucatnya tersenyum tipis.
" Saat kamu lihat Dvd ini mungkin aku sudah pergi menyusul Bunda di Surga" Raizel tersenyum lagi
"Diam kau, kau tak setia temanku kau bilang kita akan terus sama-sama disaat susah ataupun senang, kau melanggar janjimu itu hey" Frank tampak kesal dengan tayangan itu
"Jangan kesal begitu Frank, maaf aku tak memberi tahumu" Raizel menundukkan kepalanya di dalam tayangan itu
"Cih" Frank tambah kesal
" Aku cuma mau kau mendengarkan ini" Raizel mengambil gitarnya dan mengalunkan beberapa nada dari senar gitarnya.
"neoegen
jageun eotteon geotdeuri
naege neomunado keun kkumdeuriran geol algo inneunji
neomuna naege meolli inneunde
dagagamyeon gal surok
jakku naege meoreojyeoman ganeun geotdeul jabeul su eobseo
ijeneun naemame gwi giuryeo
breath then you listen to my sad" Raizel tampak sangat lihai dan menghayati lagu yang ia nyanyikan itu. Tak lama kemudian Ia tersenyum. Namun tiba-tiba disana Raizel terlihat panik mematikan rekamannya sesaat terlihat Hidungnya mengeluarkan banyak darah. Tayangan pun padam.
Sakit.... Hati Frank Hancur dengan langkah Gontai dia kembali mendatangi Jasad Raizel dan berkata
" ini impian kita... Kita akan jadi musisi terkenal Rai... Bangun bodohh kenapa kau tinggalkan aku sendirian hah?" di tamparnya pelan pipi jasad yang telah tak bernyawa itu.
"Kau menyuruhku untuk berjuang sendirian hah? Ayo bangun... Rai... Bangunnnn" Frank masih mengguncang-guncang tubuh Rai. Tapi tetap tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
" Tidakkkkkkkkkkk" teriakan Frank terdengar sangat memilukan.Skip....
Frankenstein tengah berdiri di sebuah Stage dimana sekarang dia telah berhasil menjadi seorang penyanyi terkenal. Dia memejamkan matanya menarik nafas pelan... Lalu mengalunkan lagu
"neoegen
jageun eotteon geotdeuri
naege neomunado keun kkumdeuriran geol algo inneunji
neomuna naege meolli inneunde
dagagamyeon gal surok
jakku naege meoreojyeoman ganeun geotdeul jabeul su eobseo
ijeneun naemame gwi giuryeo
breath then you listen to my sad"
Lagu mengalun dengan indahnya, para fans Frankenstein terus mengelu-elukan namanya." Lagu ini adalah sebuah syair kehidupan seorang sahabatku yang telah berada di Sisi Tuhan, Selamat Jalan Teman, Raizel aku merindukan mu"
Airmataku menetes di iringi senyumanku.
'Ini cita-cita kita Teman'
-Frankenstein-