Langit sore berwarnakan jingga kemerahan memayungi desa yang tertutup rindangnya pohon. Desiran angin lembut sesekali membuat suara gemerisik dari daun yang perlahan lahan bergerak dan terjatuh di jalan jalan. Burung burung tampak berterbangan dalam kelompok, kembali ke tempat peristirahatan beriringan dengan matahari yang sedikit demi sedikit bersembunyi dibalik gunung batu yang berdiri kokoh di desa itu.
Konohagakure no Sato mulai tertidur. Riuh suara anak kecil mulai menghilang dari jalan jalan. Beberapa pasang mata terjaga ditengah dinginnya udara malam, memastikan bahwa desa itu aman dari bahaya apapun. Sinar dari lampu rumah yang dinyalakan kini menerangi desa, berdampingan dengan cahaya redup dari bulan diatas mereka.
Dibawah pimpinan sang Rokudaime, kehidupan di Konohagakure berjalan sebagaimana mestinya. Seluruh bangunan hampir selesai dibangun kembali, para shinobi mengasah kemampuan mereka hari demi hari, keluarga dari korban perang melanjutkan hidup mereka.
Dan mereka yang pergi jauh, telah kembali.
Hanya saja,
Layaknya kehidupan di Konohagakure,
Waktu telah mengubah segala sesuatunya.
Tidak terkecuali hati seorang kunoichi di desa itu.
Gadis yang nampak kuat itu, remuk.
Gadis yang nampak tangguh, terjatuh.
Gadis yang selalu tersenyum, menghabiskan malam malamnya dalam isak tangis.Dan pada akhirnya, gadis yang tak pernah mundur dan selalu berjuang itu menyerah.
Apa jadinya jika seumur hidupmu hanya dihabiskan untuk menunggu?
Apa yang akan kau lakukan jika perasaan tulusmu itu tampak tak terbalas?
Bagaimana perasaanmu jika seluruh perjuanganmu terlihat sia sia?Bagaimana jika...
Seumur hidupmu, ia adalah waktu yang dengan senang hati kau habiskan.
Namun baginya, kau hanyalah waktu yang habis begitu saja.
Sekuat apapun gadis itu mencoba berdiri, melawan kenyataan. Di penghujung hari, ia terjatuh.
Di hari kembalinya sang pria bermata hitam gelap itu ke Konohagakure, seluruh rekan rekannya menyambutnya. Seluruh pasang mata terarah padanya. Entah tatapan apa yang mereka berikan...kebencian ? Marah? Lega?
Bisik demi bisik terucap diantara shinobi Konohagakure. Banyak diantara mereka yang membicarakan kepulangannya. Tak sedikit pula pujian serta kekaguman yang terlontar dari bibir para gadis muda di sepanjang jalan, mengagumi wajah sang Uchiha yang memutuskan untuk kembali menginjakkan kakinya di desa itu.Keseluruhan suasana itu tampaknya biasa saja. Tak ada yang berbeda. Tak ada yang berubah dari desa itu.
Namun,
Ada yang menghilang.
Suara yang biasanya selalu menyambut kedatangan pria itu dahulu. Sepasang iris emerald yang dulu selalu menatap kearahnya dengan ketulusan. Senyuman yang mampu membuat jantungmu berdetak lebih cepat.
Hal itu menghilang begitu saja. Dan Sasuke tahu betul apa alasannya. Tentu saja.
Dan ia takkan menyalahkan gadis itu. Takkan pernah.
Ia kehilangan seseorang karena kebodohannya. Karena ia tak mampu membalas perasaan gadis itu. Dan sejujurnya, gadis itu pantas untuk menjalani hidup yang jauh lebih baik.Apakah ia merasa kehilangan? Kurasa kau pun tahu jawabannya.
Penyesalan selalu datang terlambat bukan ?