Chapter Three

1.2K 114 31
                                    

Keduanya masih sama-sama diam. Soonyoung meraih minumannya dan menyedotnya dengan tergesa. Akibatnya air yang seharusnya masuk ke kerongkongannya menjadi masuk ke tenggorokannya. Terang membuat Soonyoung terbatuk dan dengan sigap Seokmin berdiri di samping Soonyoung. Menepuk punggungnya dengan lembut.

"Terima kasih." ucap Soonyoung saat itu bisa bernapas dengan baik lagi.

"Sama-sama." Seokmin tersenyum. "Kau ini lucu sekali. Kau gugup?"

"T-tidak! Untuk apa aku gugup?"

"Bicaramu terbata-bata. Itu tandanya kau gugup, Lee Soonyoung."

"Jangan mengganti margaku! Namaku masih tetap Kwon Soonyoung!"

"Kenapa? Kita sudah menikah dan aku berhak mengganti margamu dengan margaku."

Seokmin mendekatkan wajahnya pada Soonyoung lagi sehingga pemuda itu memundurkan kepalanya ke belakang karena terkejut. Soonyoung mengerjapkan matanya dengan imut dan Seokmin tidak tahan untuk tidak mengecup bibir itu lagi. Jadi meskipun Soonyoung memundurkan wajahnya Seokmin tetap maju dan mengecup bibir itu lagi. Tidak hanya mengecup namun melumatnya pelan. Hanya sebentar dan Seokmin kembali duduk di tempatnya.

Entah sadar atau tidak Soonyoung menyentuh bibirnya sendiri. Ia masih bisa merasakan bekas ciuman Seokmin. Seolah bibir pria itu masih ada di atas bibirnya.

"Kau kenapa?" tanya Seokmin saat melihat Soonyoung yang terlihat melamun.

"A-apa?" Soonyoung mengerjapkan matanya dan menatap Seokmin.

"Kau melamun. Atau jangan-jangan kau ingin kucium lagi?"

Wajah Soonyoung kembali memerah. Entahlah.. Kata-kata Seokmin membuatnya malu. Padahal pemuda manis itu mengikrarkan dirinya telah membenci Seokmin tapi ia masih saja memerah jika mendengar kata-kata Seokmin.

.

.

Soonyoung mengerucutkan bibirnya saat Seokmin menarik lengannya menuju mobil. Seokmin hanya bisa tersenyum geli melihat wajah istrinya yang masih seperti anak kecil. Pria itu membukakan pintu dan Soonyoung masuk dengan bersungut-sungut tidak suka.

"Kau ini.. Kau benar-benar ingin kucium lagi, Lee Soonyoung?" goda Seokmin sambil menyalakan mobilnya.

"A-apa?!" Soonyoung mendelik. "Siapa juga yang mau dicium olehmu?!"

"Tentu saja kau, Lee Soonyoung. Istriku yang manis dan cantik."

Sungguh, Soonyoung rasa pipinya memerah karena terbakar rasa malu. Pemuda itu memalingkan wajahnya dan mendengar suara tawa renyah Seokmin menyapa pendengarannya. Soonyoung mengipasi wajahnya dengan lipatan koran yang ada di dashboard. Keadaan itu membuat Soonyoung gerah sama halnya dengan Seokmin.

"Kau ingin jalan-jalan atau ingin kuantar pulang?"

"Pulang saja. Pasti Chan sudah pulang. Aku belum membuatkan makan malam untuk mereka." Soonyoung melirik Seokmin yang terfokus pada jalanan. "Kau ingin makan malam bersama juga?"

.

.

Awalnya Seokmin memang berniat mengantarkan Soonyoung kembali ke apartemen tapi entahlah karena sekarang keduanya sudah ada di dalam sebuah kamar hotel dengan bibir saling berpagutan. Seokmin memeluk pinggang Soonyoung dengan posesif dan mendorong pemuda manis itu hingga terjatuh di atas ranjang. Masih dengan ciuman penuh nafsu yang menguasai keduanya.

Tangan Seokmin menerobos masuk ke dalam pakaian yang dipakai Soonyoung. Meraba seluruh permukaan kulit lembut itu dan menemukan tonjolan kecil yang menegang. Mencubit dan menariknya pelan. Soonyoung melenguh dan Seokmin melepaskan ciumannya hingga benang saliva tercipta. Seokmin menatap mata sayu Soonyoung yang menggairahkan dan cepat-cepat melepas cardigan dan kaos yang dipakainya.

Don't Hate MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang