Two-The Real Nash

389 58 16
                                    

Baca note ya please banget!!

"Nash" panggil sebuah suara dari lantai dua. Laki laki bermata biru itu pun lantas memutar kepalanya untuk melihat orang yang memanggilnya tadi. "Apa tadi kau benar benar mencium Miranda?" Tanya orang itu dengan wajah polosnya.

"Apa?" Balas laki laki itu tak kalah polos. "Jadi kau benar benar---" "tidak, Hayes!" Bantah Nash sambil tertawa. Wajah polos Hayes tadi benar benar membuatnya tertawa. Pasalnya, wajah Hayes tadi lebih terlihat seperti seorang polisi yang sedang mengintrogasi seorang tersangka yang tertangkap basah.

"Benarkah?" Tanya Hayes tidak percaya. Dia memutar posisinya menghadap Nash. Matanya berbinar binar, seakan akan Nash akan memberinya sebuah hadiah.

Nash mengangguk mengiyakan pertanyaan Hayes. "Yah, padahal aku berharap kau benar benar menciumnya" wajahnya langsung berubah kecewa, dia kembali menghempaskan dirinya disofa tepat disamping kakanya itu.

Senyuman manis langsung terukir di wajah putih nan tampan milik lelaki berumur 18 tahun itu. Bayangan tentang bagaimana kedua pipi Miranda berubah menjadi merah bersemu dan juga kedua kelopak mata milik gadis itu tertutup ketika dia mendekatkan wajahnya terlintas tepat setelah Hayes berkata seperti itu. Dia menyukai setiap gerak gerik gadisnya itu. Baginya, mau bagaimanapun juga, gadis itu tetap terlihat sempurna di matanya, bagaikan cahaya yang datang setelah gelap menyelimuti.

"Tapi sampai kapan kau tidak mau mengungkapkan perasaanmu?" Kata Hayes yang kembali memutar posisi tubuhnya. Keningnya berkerut, bingung apa maksud dari pertanyaan Hayes tadi "Apa?" Tanya Nash polos.

Hayes memutar kedua matanya, dia menyilangkan kedua tangannya di dada. Matanya menatap lurus kearah mata Nash, wajahnya pun berubah menjadi sangat serius. "Kau terlalu bodoh sepertinya, kakaku tercinta" balas Hayes kesal. Nash hanya tertawa kecil, dia menatap adiknya itu tak percaya Anak ini, tau apa tentang cinta batinnya.

"Lalu jika aku bodoh, kau apa?" Kata Nash yang malah balik bertanya "setidaknya, aku mudah mendapatkan para gadis yang mengejarku" jawab Hayes bangga sambil tersenyum miring. "Karna kau playboy" sindir Nash tanpa melihat kearah Hayes sedikitpun.

"Lalu kau apa?"

"Aku manusia"

"That's it, kau manusia bodoh"

"Lalu apa masalahmu?"

"Aku adikmu, jadi jangan mempermalukan aku, kakak! Karna aku mencintaimu"

Nash tertawa mendengar Hayes berkata seperti itu. Dia tidak menyangka kalau adiknya bisa berkata seperti itu, pasalnya selama ini Hayes tidak pernah berkata seperti itu, mengakui Nash sebagai kakak saja jarang apalagi berbicara seperti tadi.

"Aku jijik melihat ekspresimu, Hayes. Seriously, kau terlihat seperti umm---" "Apa, hah?" Potong Hayes sebelum Nash melanjutkan kata katanya. Dia tau apa yang akan Nash katakan, jadi dia memilih untuk memotong perkataan kakanya itu.

"Sudah ah, aku mau bermalam minggu bersama Brittany" katanya menyombongkan diri. Dia berdiri dari sofa itu lalu berjalan menjauh dari Nash. Sementara itu, Nash masih terus tertawa mengingat semua kata kata Hayes tadi, dia bertingkah seolah olah dialah kakanya dan Nash adalah adiknya.

Hayes melihat Nash dari celah pintu rumahnya. Dia tersenyum ketika melihat kakanya itu tertawa begitu lepas tanpa ada beban. Semua mimpi buruknya seakan akan menghilang dan digantikan oleh semua kebahagiaan yang dia dapat sekarang. Dan Miranda adalah gadis yang berhasil menarik Nash keluar dari mimpi buruknya.

Dalam hati, dia bersyukur karna kakanya telah kembali. Nash yang dia kenal sebelumnya, Nash yang penuh dengan kehangatan, dan juga Nash yang bisa jadi teman curhatnya. Tapi dia tahu, sebahagia apapun kakaknya itu, jauh dilubuk hatinya, masih tersisa bekas bekas penderitaannya di masa lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TherapyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang