LYM. 1

3.2K 271 9
                                    

Ahrin tahu jika nantinya akan seperti ini, kehidupannya yang penuh dengan siksaan, tangisan dan bahkan hinaan dari suaminya sendiri. Entah sejak kapan nama laki-laki itu selalu terlintas dalam benak dan fikiran Ahrin.

Sekarang ia tahu jawabannya. Setiap kali menatap lekat manik mata dari suaminya, Ahrin merasakan suatu gejolak yang berbeda didalam dada. Mungkin ada rasa mengagumi betapa sempurnanya pahatan tuhan yang diberikankan kepada Chanyeol, baik itu tubuh dan wajahnya.

'Laki-laki yang sempurna'.

Untuk sesaat, Ahrin sempat terdiam menerka-nerka jika ini bukanlah rasa suka kepada laki-laki itu. fikirannya selalu menyangkal, namun berbeda dengan hatinya.

Ya, ia menyukai Chanyeol. Seorang Park Chanyeol yang selalu bersikap dingin, acuh, tempramental dan kasar terhadap dirinya.

Ahrin menyerah, mau sebagaimana pun perasaan itu mencoba untuk dihilangkan. Tapi tetap saja, rasa suka itu perlahan-lahan mulai berubah menjadi rasa cinta yang teramat besar dan dalam.

'Aku paham, jika aku sekarang menyukaimu Chanyeol. Ah tidak, bahkan aku mencintaimu. Teramat-sangat mencintaimu.
Tidak perduli sekeras apapun sikapmu, aku akan tetap bertahan dengan pendirianku'.

Sesaat Ahrin cukup menegang di tempat, ketika suara dingin milik orang yang sedari tadi melintas difikirannya itu kembali menyapa indra pendengarannya.

"Ahrin, Kim Ahrin!" Chanyeol berteriak dari bawah lantai apartemennya.

'Ternyata laki-laki itu baru saja pulang kerja.'

Derap langkah Ahrin semakin cepat ketika Chanyeol memanggilnya beberapa kali.

"Yyak, Kim Ahrin. Gadis bisu, kau kemana eoh? Apa sekarang kau juga tuli?" racau Chanyeol semakin terdengar jelas.

'Deg.'

Sakit, hanya itu yang dapat Ahrin rasakan.
Ternyata Chanyeol benar-benar membeci Ahrin dengan segala kekurangannya.

"Emm, Ahrin-sshi.
Sepertinya Chanyeol mabuk, sudah sejak sore dia berdiam diri didepan bar."

Kai, laki-laki itu ikut memapah tubuh Chanyeol yang setengah terhuyung.

'Kenapa chanyeol bisa mabuk?' Ahrin terus bertanya dalam hati, pasti ada sesuatu yang membuat Chanyeol seperti ini.

Ahrin mengangguk dan menuliskan sesuatu untuk sekiranya Kai baca.

Terimakasih karena sudah membawanya Kai-sshi, maaf tolong kau bantu aku untuk membawa Chanyeol ke kamarnya.

Kai tersenyum dan kembali memapah tubuh Chanyeol yang sudah tidak sadarkan diri.

"Baiklah, dimana kamarnya?"

Ahrin menunjuk kamar yang berada di pojok kanan atas.

.

Sesampainya di kamar, Kai membaringkan tubuh Chanyeol dan Ahrin menyelimuti tubuhnya.

'Andai saja aku bisa berbicara, tidak akan sesulit ini untuk berkomunikasi dengan orang lain'.

"Ahrin-sshi, sepertinya aku harus pergi. Ada sesuatu yang harus aku urus, maaf karena tidak bisa membantu banyak."

Kai sadar jika gadis yang berada disampingnya ini hanya diam termangu menatap tubuh Chanyeol yang terbaring pulas.

Tidak masalah Kai-sshi, aku sungguh berterimakasih padamu.

Kai lagi-lagi hanya tersenyum, lalu mulai berpamitan pada sang pemilik rumah.

Love You More (Revisi + Re-Post) Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang