My Harry #2

45 5 11
                                    

"terima kasih"

sepanjang perjalanan, kami berdua hanya diam saja. sebenarnya, aku ngga diam sih, aku makan Mc Flurry Oreo yang tadi kupesan. sesampainya dirumah, aku diturunin Zayn didepan rumah karena Zayn harus menjemput Gigi.

aku membuka pintu rumah lalu berjalan kemeja makan untuk memakan cheese burger serta French fries milikku. saat aku memakan gigitan terakhir, tiba-tiba pintu rumahku terbuka dan menampilkan Zayn dan Gigi didepan pintu.

"hai Gi" sapaku

"hello Tery"

"kamu makan lama banget deh Ter, masa dari tadi belum selesai-selesai juga." kata Zayn yang aku balas dengan cengiran. Huh, pasti kalo udah ada Gigi aku bakal dijadiin nyamuk, aku ke kamar aja deh.

"Zayn, Gigi, aku kekamar ya, da-ah." kataku sambal menenteng bungkusan French fries yang belum sempat ku habiskan.

sesampainya dikamar, aku pergi ke balkon dan duduk sambal mendengarkan lagu favoriteku menggunakan earphone. tiba tiba lagu yang sedang aku dengarkan terhenti dan digantikan bunyi ringtone handphone. aku pun mengangkatnya.

"halo?" kataku pada seseorang diujung telepon yang aku tidak tahu siapa karena dia menelpon menggunakan nomor tidak dikenal.

"hai Tery."

"ini siapa sih?"

"kamu ga kenal aku?"

"ih ini siapa?"

"coba tebak."

"aku tutup ya telponnya."

tut..tut..

ternyata dia menutup telponnya lebih dulu.

sialan.

'lebih baik aku tidur deh, lagian ini udah larut malam' kataku pada diriku sendiri. bodoh memang.

aku pun masuk kekamar dan menutup semua pintu serta jendela lalu menarik selimut kesayanganku. tak lupa aku mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. tidak lama kemudian, aku masuk ke alam mimpi.

pagi pun tiba, aku terbangun dari tempat tidur dan langsung menuju lantai bawah untuk sarapan. setelah sarapan, aku kembali kekamar untuk bermalas-malasan. hari ini aku akan dirumah sendirian sepanjang hari karena Zayn sedang apel ke rumah Gigi sebab hari ini tidak ada latihan. sementara Dad dan Mom masih berada di rumah Oma-ku di Pakistan dan baru akan pulang minggu depan. menyebalkan memang.

saat aku sedang serius membaca novel kesayanganku yang belum selesai aku baca, tiba-tiba ada pesan masuk.

From : Unknown Number

Hi Tery.

To : Unknown Number

ini siapa sih?

From : Unknown Number

ini Harry.

To : Unknown Number

dapet nomorku dari mana?

From : Unknown Number

dari Zayn

To : Unknown Number

ugh. apa mau mu?

From : Unknown Number

kamu

To : Unknown Number

kau menjijikan

From : Unknown Number

aku hanya bercanda. kau sendirian dirumah kan? bagaimana jika kita berjalan-jalan sebentar keluar?

To : Unknown Number

bagaimana kau tau aku sendirian dirumah? kau memata-mataiku ya?

From : Unknown Number

kau ini ge-er sekali sih? ayo, mau tidak?

To : Unknown Number

boleh, kapan? kemana?

From : Unknown Number

aku akan menjemputmu pukul 2

To : Unknown Number

tapi kemana?

From : Unknown Number

entah, pakai saja baju casual dan jangan berlebihan.

3 p.m

Ini sudah pukul 3 lewat 10 menit dan Harry belum sampai dirumahku juga. Atau dia hanya mengerjaiku? Sialan.

'Lebih baik aku berganti baju saja deh. Pasti Harry tidak akan datang.' Ucapku dalam hati

Aku pun pergi ke kamar dan berganti baju. Setelah itu aku membuka laptop kesayanganku untuk sekedar mengecek line.

Tok..tok..tok..
(a/n anggap suara pintu ya hehe)

"Ugh. Andai ada Zayn, aku pasti akan menyuruhnya membukakan pintu. Huft." Kataku pada diriku sendiri.

Dengan sangat terpaksa aku berjalan langkah demi langkah menuju pintu yang sangat jauh jika aku sedang malas seperti ini. Bagaikan berjalan dari HI ke Monas kau tahu?

Aku pun membuka pintunya dan..

"Hei."

"Hi Niall. Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku mencari kakakmu."

"Zayn maksudmu?"

"Memangnya kamu memiliki berapa kakak, huh?"

"Hanya 1, hehe. Zayn sedang keluar bersama Gigi. Kau ingin menunggunya atau--" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku tetapi Niall sudah memotongnya.

"Aku akan menunggu disini."

"Baiklah. Ayo, masuk!" Seruku yang kegirangan karena akhirnya aku tidak sendirian dirumah.

Niall langsung mendudukki sofa ruang tamuku yang kosong setelah aku persilahkan masuk. Huh.

"Apa kau punya chips dan cola?"

"Ya, ada di kulkas. Ambil saja sendiri."

Niall dengan sigap berjalan kearah dapur dan membuka kulkas serta tak lupa ia mengambil chips serta beberapa kaleng cola. Setelah itu ia kembali duduk di sofa ruang tamu tepat disampingku.

"Kau sendirian sejak tadi?" Kata Niall memecah keheningan.

"Tadinya aku ingin pergi dengan Harry, tapi ia tak datang juga. Padahal dia yang membuat janji."

"Benarkah? Seingatku tadi dia me-whatsapp-ku karena ia ingin mengembalikan jaketku yang tertinggal. Saat dia di apartemenku untuk mengembalikannya, ia datang bersama Kendall."

Oh, jadi ini sebabnya ia melupakanku. Aku tak habis fikir dengan Harry.

"Jadi seperti itu, Niall, aku harus ke kamar. Aku lupa mematikan keran kamar mandiku."

"Baiklah."

Tanpa basa basi aku berjalan cepat menuju tangga dan menaikinya satu per satu dengan langkah yang cepat. Entah mengapa aku merasa dilupakan. Meski aku tahu aku bukan siapa siapa Harry, tapi bisakah ia menyisihkan sedikit waktunya untuk memberiku kabar?

Sesampainya dikamar, aku menutup pintu kamarku rapat rapat. Entah apa yang aku fikirkan, tiba tiba setetes air mataku jatuh kepipi. Aku tidak tahu pasti mengapa aku menangis. Atau mungkin karena Harry? Tidak, tidak mungkin. Dia bahkan bukan siapa siapaku. Kami bahkan baru bertemu kemarin. Ini mustahil.

------------

Don't forget to leave VOMMENT(S) ya guys!!!♡

My HarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang