Hanbin: Sentimental

778 57 2
                                    

.
.
.
.
.

#Y/n.Pov

Aku menggoyangkan beberapa kali tanganku sambil memiringkan kepalaku ke kanan dan ke kiri. Menenangkan syarafku.

"Sudah ahjussi" aku tersenyum ramah padanya.

Ia menggerakan bahunya, tangannya, juga kakinya. "Hahaha hebat kau. Badanku kini sudah tidak sakit lagi berkat pijatanmu. Memang benar adanya julukan 'y/n the dancing finger'."

Aku hanya mampu terkekeh kecil. Kemudian pelangganku itu menuju kasir untuk membayar. Jam menunjukkan pukul 13:15. Suasana tempatku bekerja mulai sepi. Ya biasanya pelanggan akan datang di pagi hari. Aku pun merebahkan diri sofa ruang tunggu pelanggan sesekali menatap keluar.

Brakk...

"Hey kau! Biss--"

"Mana si tukang pijat terkenal itu? Berikan padaku"

#Author.Pov

Tiba-tiba seorang namja membuka kasar pintu masuk tempat pijat. Y/n terlonjak kaget. Baru y/n akan memaki namja tersebut.....

"Hey kau! Biss--"

"Mana si tukang pijat terkenal itu? Berikan padaku" namja tersebut jalan tertatih sambil memegang pinggangnya.

"Ehm... Maafkan saya. Tapi peraturan disini menetapkan bahwa orang yang dilayanin y/n harus booking terlebih dahulu" Sajangnim berusaha tersenyum walau taulah isi hatinya saat namja itu membanting pintunya.

Namja itu memutar malas bola matanya. "Berapa harga perjamnya?". Tangannya masih memegangi pinggangnya sesekali meringis menahan ngilu.

"Xxx ribu won tuan"

Namja itu mengambil ponselnya, membuka aplikasi kalkulator. Ia menghitung sesuatu. Sementara y/n asik meminum jus yang ia ambil diatas meja.

Namja tersebut tersenyum puas, ia menunjukan layar ponselnya kepada sajangnim.

"Kupinjam pemijatmu itu selama seminggu dengan bayaran perjamnya kubayar dua kali lipat."

Y/n tersedak jusnya, sementara Sajangnimnya terbelalak melihat jumlah angka yang tertera dilayar ponsel.

"Ss-sajangnim, tak mungkin kau biarkan aku disewa selama itukan? Bb-bag---"

"Aku setuju" Sajangnim mengulurkan tangannya tanda persetujuan. Namja itu hanya tersenyum.

"Aishh jinjja?! Sial sekali nasibku!" batin y/n menahan kesal terhadap sajangnimnya.

.
.
.

#Y/n.pov

Hari ini adalah hari pertama aku datang kerumah namja menyebalkan tersebut. Rumahnya atau lebih tepatnya apartemen mewah dipusat kota membuatku tidak membuang waktu untuk mencari alamatnya.

.
.
.
.

Ting tong ting tong

"Aishh siapa siang siang gini menggangu ku" seseorang didalam rumah menggerutu sesekali mengacak rambutnya kasar.

Ia berjalan gontai mendekati pintu, kemudian berbicara lewat intercom (namanya yoon lupa:').

"Yeoboseyo?"

"Oh, hai. Apa ini benar rumah tuan Kim Hanbin? Aku mencar-"

Cklek.

Brak.

Seseorang di dalam apartemen menarik tanganku untuk masuk kedalam apartemennya-Hanbin. Ya dia Hanbin, seorang yang sudah menyewa ah ani meminjam ku dari tempatku bekerja.

"Hei, bisakah anda lembut sedikit terhadapku? Tangan ku sak-"

"Tolong pijat bahuku, kaku sekali rasanya"

Ck.

Aku mendengus kesal, sedangkan si tuan rumah ini membuang mukanya dan berbaring diatas ranjangnya. Aku menatapnya ragu.

"Apa kau hanya ingin diam disana, mematung hingga nanti kau mati atau mau memijatku?" ucapannya membuyarkan lamunanku.

Aku naik keatas ranjangnya, meletakkan tasku kemudian memijat mulai dari bahu kanannya.

.
.
.

"Sudah selesai tuan"

Ia menggerakkan beberapa kali lengan atasnya. Tersenyum.

"Ahh ne, gomawo. Pegal pegal ku hilang. Kau boleh beristirahat sementara aku tidak membutuhkanmu. Karena kau disini bekerja mulai pukul 8 hingga 4 sore. Aku akan bekerja lagi"

Aku membungkukkan badan "baik tuan".

"Hei, jangan panggil aku tuan. Aku masih 24 tahun. Panggil dengan nama saja"

Sekali lagi, aku membungkuk. Kemudian pergi keruang TV.

Baru beberapa menit, aku merasa bosan. Aku melihat banyak bahan bahan masakan terbengkalai di dapurnya. Aku tersenyum kemudian berjalan menuju dapur.

.
.
.

#AuthorPoV

Hanbin telah selesai menulis lirik lagu, --ia seorang komposer sekaligus penulis lagu terbaik di seoul.

Ia bangkit, kemudian melihat sesosok manusia tertidur di sofanya. Ada beberapa piring berisi makanan di meja.

"Gadis ini, beraninya tidur dirumah orang tanpa perlindungan"

Hanbin tersenyum, kemudian mendekat. melihat wajah y/n. -cantik.

Hal pertama yang ia simpulkan dari wajah y/n.

Hanbin mendapatkan wajahnya ke wajah y/n, ia memejamkan matanya.

-----

Hai readers!

Yoon cuma mao nyampein ini imagine biay belum tamat yeu^^ niatnya yoon mao bikin tamat tapi ternyata gabisa T.T jadi masih bersambung. Mian kalo ga ngefeel T_T

iKON ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang