GIVE LOVE V

499 32 20
                                    

----------- GIVE LOVE V ------------

Hal pertama yang kulakukan setelah Hanbin memarkirkan motornya adalah bersyukur pada Tuhan bahwa aku masih diberi kesempatan hidup hingga detik ini. Aku kira aku akan terkena serangan jantung dan mati di tempat ketika Hanbin mengendarai motor seperti dengan kecepatan 120km/jam. Gila, kan? Makanya ini suatu keberuntungan aku masih bisa hidup dan bernapas di sini.

"Sampai kapan kau akan berdiri seperti orang bodoh di sana?" perkataan Hanbin membuyarkan lamunanku. Dia memang tipe manusia yang tidak bisa berbicara manis sedikitpun. Aku menatapnya garang,

"Ini tempat apa?" Aku melihat banyak lampu-lampu kecil yang menjadi dasar dekorasi tempat ini. Kalau dari luar sih terlihat seperti ... kafe remang-remang? Kalian harus mengerti maksudku.

"Nanti kau juga tahu sendiri." Aku sudah tahu pasti Hanbin akan menjawab seperti itu. Mataku mulai mencari keberadaan Suhyun. Sepertinya pengikut Hanbin yang lain tertinggal jauh di belakang, mungkin karena Hanbin mengendarai motor seperti orang kesurupan. Mana mungkin aku masuk duluan tanpa Suhyun? Aku tetap berdiri di depan pintu masuk.

"Nanti temanmu juga akan datang. Sekarang masuklah!"

"Tidak mau,"

"Aku tidak akan memakanmu. Ini hanya kafe biasa." Jelas Hanbin tanpa kuminta. Seakan dia bisa membaca pikiranku. Tapi bagaimana kalau Hanbin bertindak macam-macam padaku? Siapa yang akan menolongku kalau bukan Suhyun?

"Kalau begitu aku masuk duluan." Ketika Hanbin berjalan ke pintu masuk dan meninggalkanku sendirian, aku langsung menyerah. Berdiri di sini sendirian bahkan lebih aneh dan menyeramkan. Aku memutuskan untuk mengejar Hanbin dan berjalan di belakangnya. Ketika melangkah masuk, aku disambut oleh aroma alkohol dan dentuman musik yang luar biasa kerasnya dan Hanbin disambut oleh para pelayan yang membungkukkan badan sembilan puluh derajat di hadapannya. Memang, uang dan kekuasaan itu selalu bekerja dengan baik, di manapun, kapanpun.

Pengunjung kafe ini kebanyakan adalah anak Sekolah Menengah Atas. Gila, mereka tidak memikirkan orang tua mereka yang banting tulang dua puluh empat jam hanya untuk menyekolahkan anak-anaknya? Dan mereka dengan bahagianya hidup brengsek seperti ini?

Bahkan aku menemukan kebanyakan dari mereka memakai seragam yang sama sepertiku. Dan tidak usah ditanya lagi, para siswi langsung menggila dan berteriak tak jelas saat Hanbin berjalan melewati mereka. Kebanyakan dari mereka menjeritkan, "OPPA! HANBIN OPPA!" Oke, the power of Kim Hanbin. Dan mungkin kalian bisa menebak bagaimana reaksi dari yang punya nama, Hanbin hanya berjalan acuh tanpa melirik sedikitpun! Sok keren sekali.

Hanbin berhenti di salah satu meja kosong, lalu duduk. Lantas aku yang sedari tadi mengekori Hanbin pun akhirnya duduk di salah satu kursi yang kosong, di dekat Hanbin. Dan tunggu ... tadi Hanbin bilang ini hanya kafe biasa? Kafe yang ia sebut biasa itu seperti ini rupanya. Menyediakan berbagai macam minuman beralkohol. Pantas saja, ketika pertama masuk hidungku sudah bisa mencium bau alkohol dimana-mana.

"Kau minum cola saja. Aku pesan sake koktail." Kata Hanbin ketika aku mencoba melihat buku menu yang sudah tersedia. Lalu seorang pelayan menghampiri kami, "Cola satu dan sake koktail satu." Aku menyela, "Tidak, tiga cola dan tiga cheese waffles." Hanbin membulatkan mata kaget,

"Kau akan meminum tiga gelas cola sekaligus hah?" Aku menggeleng, "Aku tidak serakus itu. Satu untukku, untuk Suhyun dan untukmu. Jangan gila! Mana boleh anak sekolah minum alkohol."

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang