DESTINY OF LOVE

59 6 2
                                    

Bandung, 2011.

"Saya engga cinta sama kamu." Ucap Seorang gadis cantik ke-ayuan yang masih menggunakan seragam putih abu-abu itu kepada seorang lelaki tampan yang juga memakai seragam putih abu-abu, lelaki itu terlihat cuek dan acuh tak acuh saja padahal gadis yang berdiri di depan nya sedang menahan emosi dengan wajah memerah dan juga tatapan yang tajam.

Sebelum membalas perkataan gadis itu, ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya frustasi dan menatap gadis itu cuek "Lo itu cinta sama gue." Balas lelaki itu santai sambil menatap gadis di depannya dengan sebelah alis yang diangkat.

Gadis itu semakin dibuat kesal karna perkataan lelaki yang kelewat santai yang berada di hadapannya itu.

"Ihhh, saya kan udah bilang kalau saya engga pernah cinta sama kamu" Keukeh gadis itu memasang wajah kesal dengan menekankan kata 'Gak Pernah' sambil memajukan wajahnya dengan sedikit berjinjit di hadapan lelaki tinggi itu.

Lelaki itu pun tak mau kalah, ia juga mendekatkan wajahnya ke hadapan gadis itu. Wajah lelaki dan gadis itu hanya berjarak beberapa centi saja, sangat dekat. Sampai-sampai gadis itu bisa merasakan hembusan nafas beraroma mint dari indera penciumannya itu. Dengan posisi yang masih sama lelaki itu menatap gadis di hadapannya yang sedang terkejut karna balasannya, menatapnya sangat lekat tepat di manik mata berwarna hitam terang milik gadis itu.

Matanya kini saling beradu, menatap mata satu sama lain, mata milik gadis itu yang berwarna hitam terang seakan terkunci oleh tatapan mata yg berwarna hitam legam milik lelaki itu.

Seakan sadar dengan posisinya yang sangat dekat gadis itu memundurkan wajahnya dan juga sesaat ia berhasil menguasai dirinya, dan juga menetalisir degup jantung yang memompa darahnya lebih cepat dari biasanya. Lelaki itu tersenyum tipis tanpa di ketahui gadis yang sedang membuang wajahnya seakan menghindari tatapan matanya itu.

"Lo itu cinta sama gue tanpa lo sadari" Jelas lelaki itu akhirnya ketika mereka sama-sama saling terdiam, membisu tanpa suara.

Dahi gadis itu mengernyit bingung dengan mulut yang sedikit terbuka. "Kamu itu ngomong apa sih? Perasaan saya ya cuma saya aja yang tau, dan kamu jangan pernah sok tau atas perasaan saya" Jelas gadis itu panjang lebar dengan wajah yang semakin memerah diakhiri dengusan kesalnya.

Lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh lalu menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan masih menatap gadis yang berada di hadapannya itu yang terlihat sedang menahan emosinya.

"Tanpa lo sadari, di hati lo itu ada nama gue. Terkunci rapat tanpa seorang pun tau sampai-sampai lo sendiri pun engga tau" Timpal Lelaki itu tenang.

Gadis itu memutar kedua bola matanya jengah dan menatap lelaki itu lalu mendengus kasar. "Kamu bisa gk sih? Berhenti terobsesi sama saya! Saya engga mau kasih harapan palsu ke kamu." Emosinya kini mulai menggebu-gebu bagai bertebaran di udara sana.

"Lo engga pernah kasih harapan palsu ke gue dan asal lo tau, itu bukan harapan palsu itu semua sebuah kebenaran. Bahwa lo cinta sama gue."

"Dan asal kamu tau juga, kamu itu lelaki yang punya kepercayaan diri yang tinggi, dan jangan harap bahwa yang kamu kira itu adalah sebuah kebenaran akan menjadi realita. Itu semua hanya ekspetasi, dan sampai kapan pun ekspetasi engga akan mungkin menjadi realita" Jawab gadis itu dengan oktaf suara yang mulai meninggi.

Seperti biasa cowo itu cuek dan acuh. Lelaki itu hanya tersenyum simpul Lalu tanpa membalas perkataan gadis itu ia berbalik dan berjalan selangkah demi selangkah pergi meninggalkan gadis yang sedang menahan emosinya itu.

Lelaki itu pergi. Pergi dan tak kan kembali lagi. Tanpa di ketahui gadis itu, lelaki itu akan menghilang dari kehidupannya. Menghilang bagaikan tertelan bumi, ia tak kan kembali sebelum takdir mengizinkannya bertemu dengan gadis itu lagi. Lelaki itu berharap bahwa takdir tidak hanya mempertemukannya tetapi juga mempersatukannya.

-Gue berharap semoga takdir akan mengizinkan kita untuk bertemu lagi. Takdir akan mempersatukan kita bukan hanya mempertemukan dan Gue menunggu saat-saat dimana Gue dan Lo akan menjadi kita- Batin lelaki itu lalu tersenyum simpul saat berbalik dan berjalan meninggalkan gadis itu.

Destiny Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang