Aubrey mengarahkan kameranya kegadis didepannya yang berpose."sedikit kekiri ... oke ..." mulutnya terus memberi arahan pada setiap model sexy itu. Hingga waktu istirahat tiba. Keira langsung memberikan Dark mocha untuknya "trima kasih Keira" Keira hanya mengangguk sambil fokus pada kertas kertas ditangannya.
Aubrey berjalan kearah komputer untuk melihat efek efek yang diberikan pada foto foto itu. Tapi matanya menangkap tukang pembawa makanan delivery order yang masuk. Liurnya hampir menetes melihat makanan jepang itu. Tapi Keira adalah asisten pengertian, ia membelikan satu makanan itu dan memberinya pada Aubrey. Mereka berdua makan dengan mendiskusikan beberapa foto.
"Kenapa jam istirahatnya lama?" Tanya Aubrey bingung. Keira mengendikan bahu "katanya, listriknya sedang bermasalah"
Dan tiba tiba lampu dalam ruang itu mati total. Aubrey tak melihat apapun selain hitam. Ia pun berdiri mencari terang. Entah kemana Keira. Tapi tiba tiba saja dari arah belakang ia merasa seseorang menyekapnya.
"Jannggnmmm ......" ia meronta sekuat tenaga. Sipenyekap itu membawanya kedaerah lorong yang dipenuhi lampu emergency. Ia berharap ada orang yang dapat menolongnya.Buk ...!!!
Cukup satu pukulan itu mampi membuat Aubrey terlepas dari cengkraman penyekap itu. Aubrey berbalik kebelakang dan melihat penyekap itu terkapar. Kemudian ia mendongakan kepala melihat lelaki pengantar makanan tadi. "Terima kasih" ucapnya mendekat. Tapi langkahnya tertahan saat lelaki itu membuka topi dan kacamatanya "Kyle?!" Jeritnya dengan mata melebar. Kyle langsung menarik tangannya dan menuju basemant parkir. "Cepat masuk" ucap Kyle setengah mendorong Aubrey kedalam mobil, tapi gadis itu menolak "apa jaminan jika aku aman bersamamu?" Tanya Aubrey setengah takut dan setengah berani "aku tidak bisa memikirkan apapun selain keselamatanmu" tanpa apa apa lagi, Kyle mendorong keras Aubrey dan langsung berlari ke belakang kemudi.
Dor ...
Dor ...
Dor ..."Sial!" Maki Kyle. Aubrey menunduk menghindari tembakan itu. Mobil itu melesat kecepatan penuh menuju jalan raya.
"Apa apaan itu tadi?!" Tanya Aubrey resah dengan air mata mengalir. "Kenapa.bisa terjadi? Kenapa kau disini? dan kenapa kau menyelamatkanku? Kenapa kau menyamar menjadi pengantar makanan itu? Aku tidak bisa memahami semua ini" Aubrey menghembuskan nafas berat. Kyle yang sedari tadi pun akhirnya menatap Aubrey "kenapa semua ini terjadi? Karena kau adalah misiku. Aku harus melindungimu" ucap Kyle datar. Perkataan itu membuat Aubrey menatap Kyle balik. "Apa maksudmu? Misimu? Kau ini bocah apa?!" Kyle mendengus mendengar perkataan terakhir Aubrey.
"Mulai sekarang hingga nanti misiku selesai, aku akan terus menjagamu" Kyle mulai menyetir dengan tenang, tapi Aubrey belum menghilangkan kebingungannya "aku masih tidak mengerti! Kenapa kau melakukan semua ini untuk keselamatanku?" Kyle melirik Aubrey sesaat "aku bekerja karena uang dan semacam kecintaan" ucapnya terdengar bangga didalam suaranya. "Uang? Siapa yang memberimu uang?" Tanya Aubrey lagi tak habis pikir "tentu saja seseorang yang ingin kau tetap hidup" ucapnya mulai kesal "dan siapa orang itu?" Tanya Aubrey terdengar final "aku tidak tau, hanya atasan ku yang mengetahui. Dan mulai sekarang, aku selalu berada disekitarmu. Jangan khawatir, tapi jangan terlalu mengabaikan sekitarmu" ucap Kyle tanpa bisa digugat lagi.
Aubrey diam dan perlu menghela nafas dari kejadian hari ini. Ia membiarkan Kyle menyetir kemanapun yang menurut 'bocah' itu aman.
-
Aubrey mengisi perutnya disebuah resto italia. Ia memesan makanan begitu banyak "kau tidak apa apa kan Keira?" Tanya nya ditelpon dengan Keira "tidak apa, aku justru mengkhawatirkanmu, kau tak apa kan?" Tanya Keira panik. Akhirnya setelah menjelaskan keadaannya, Aubrey memutuskan sambungan telpon.
Ia menghabisi makan malamnya dengan rakus. Orang orang berbaju formal di restaurant itu, sebagian kencan dan sebagian meeting. Sedangkan ia seperti wanita yang tidak makan seharian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky
RomanceSetelah 25 tahun tinggal di Milan. Aubrey kembali ke London. Prioritas utamanya adalah belahan jiwanya sejak 15 tahun yang lalu, Garent. Tapi tiap penantian tidak selalu berujung manis. Garent telah menikah. Aubrey merasa tak mungkin mengharapkan l...