-because of you,BOY-
Pagi itu,angin berhembus kencang,membantu daun-daun kering jatuh dari pohonnya dan terbang jauh mengikuti arah angin. Daun itu terus mengikuti kemana angin itu berhembus,hingga tiba saatnya ia jatuh karena angin itu lelah dan berhenti. Sesaat.
Angin itu membuat raut muka semua orang kecewa. Terkecuali seorang wanita yang duduk dikursi taman disekitar rumahnya. Butiran-butiran kecil terus muncul dari kedua mata birunya yang cantik.
Ia masih menggunakan baju sekolahnya. Kejadian yang sedang berlangsung dirumahnya itu,membuatnya enggan untuk kembali kesana. Ia melihat sebuah kenyataan yang sangat pahit. Terlalu sakit untuk dirasakan.
Bahkan sekarang angin yang menerpa rambutnya itu sudah memanggil temannya. Hujan. Air-air itu mulai turun satu-persatu,semakin besar dan semakin banyak.
Tapi itu membuat remaja wanita itu semakin terisak,ia bahkan tak perduli dengan tubuhnya yang basah beserta buku-buku sekolahnya yang hanya terlindungi tas birunya.
Langit semakin gelap. Hujan beserta angin itu juga belum lelah untuk berhenti. Mereka seperti ingin memnolong wanita itu agar ia melupakan kejadian tadi dan segera pulang kerumah. Tapi mereka salah.
Wanita itu menikmati setiap angin yang melewati tubuhnya dan segerombol air yang membasahi badannya.
Ia bisa saja terserang flu. Tapi ia tidak perduli akan hal itu,bahkan jika Tuhan mengijinkan ia ingin sekali hilang dari dunia ini untuk selamanya. Selamanya.
-because of you,BOY-
Holla!!
Gimana?ini cerita kedua aku lho..*gaadayangnanyada
Kalo bagus atau ada yang kurang Vomment ya.. Sampai ketemu dipart 2. See you...Thank's
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You,BOY
Teen Fiction"Kau membuatku berhati-hati dalam berjalan,agar aku tak jatuh dan terluka. Kau membuatku tertekan dan kau juga membuatku takut. Karnamu aku seperti ini" Alviran Denarti- "Entahlah. Aku rasa aku bukan akar dari semua ini" Elderan Steven-