*set 1* SEMANGAT!

12 0 0
                                    

“adek bisa lebih cepet ngga? Udah keburu masuk nih!” Nova menjerit dari belakang pintu, adiknya yang berumur 7 tahun itu segera berlari sambil mengancing bajunya. Nova hanya bisa tertawa geli melihat tingkah adeknya setiap pagi yang seperti dikejar-kejar anjing.

“oh iya! Topi adek ketinggalan di dalem!”

Davin segera berlari ke dalam lagi dengan tali sepatu yang belum terikat, Nova menunggunya sambil mengetuk-ngetuk kakinya ke tanah. Sepatu converse-nya yang baru dibeli minggu lalu terlihat sangat pas di kakinya.

Sedangkan Davin yang berlari-lari ke arah pagar terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri. “aaahh!!!” pekik Davin ketika dirinya terjembab ke lantai. Nova yang menahan tawa segera berlari menghampiri Davin dan membantunya berdiri.

“pelan-pelan aja, Vin. Gak bakal kakak tinggalin kok.” Ucap Nova sambil tersenyum dan merapihkan baju adiknya. Davin hanya tersenyum malu sambil mengikat tali sepatu. “Maaah! Kakak sama adek berangkat dulu ya! Assalamualaikum!”

“ayo kak, nanti telat loh!” Davin menarik kakaknya ke arah sepeda dan segera menempati kursi belakang. Nova segera melihat jamnya dan melangkah terburu menaiki sepeda dan mengayuh dengan kecepatan penuh.

***

“Clarine Nova Imama!” begitu ucapan gurunya ketika Nova mengayuh sepedanya ke dalam sekolah dengan kecepatan penuh. Nova segera berhenti dan menyalami guru terfavoritnya itu. Bu Hesti.

“Assalamualaikum ibuuu!” sapa Nova dengan senyum mengambang di wajahnya yang penuh dengan keringat. “ah- tadi saya nungguin adek saya yang umur 7 tahun make baju, jadi ya saya telat gitu, sebenernya saya tadi udah siap jam 6-“

“Nova!” Nova bergidik pelan. Lalu menatap mata gurunya sambil menunduk. Bu Hesti menggeleng pelan sambil terus melanjutkan kalimatnya, “Ibu tau kamu punya adik yang harus diantar jemput, tetapi Ibu juga mau kamu tetap datang ke sekolah tepat waktu. Lihat, ini sudah jam 7 kurang 10, kamu pikir sekolah buka jam 8? Besok kalau ibu masih melihatmu terlambat seperti ini, Ibu tidak akan membiarkanmu masuk.”

“SIAP IBUU!!” ucap Nova sambil menghormati gurunya dengan gayanya yang cengengesan. Bu Hesti hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah Nova.

“Sudah sana, cepat parkirkan sepedamu dan segera masuk kelas. Jam pelajaran pertama sudah dimulai.” Nova mengangguk dan melambaikan tangannya pada Bu Hesti, setelah itu dia memarkirkan sepedanya dan berlari ke koridor.

Sembari berlari, Ia merapihkan rambutnya dan roknya yang masih terlipat ke atas akibat naik sepeda. Sepatu converse-nya pun terlihat mengkilat dan nge-match dengan seragam putih abu-abu yang ia kenakan sekarang. Rambut hitam pendeknya yang dibiarkan tergerai begitu saja membuatnya tampak lebih ceria dan cerah. Selain itu gen turunan ayahnya yang berasal dari Sulawesi membuat mata Nova tampak indah dan hitam bersinar.

Satu tarikan napas panjang terdengar sebelum Nova memberanikan diri membuka pintu kelasnya. Dan dengan segenap raga dan jiwa, Nova berhasil mengetuk pintu tersebut, memegang kenopnya dan segera memutar dan membuka pintu berwarna putih pucat itu.

“PERMISI! Maaf saya terlambat--“ Nova langsung mendelik ketika melihat tak ada guru di dalam kelasnya. Seketika kelaspun menjadi riuh dengan tawa akibat adegan lucu Nova yang masuk asal permisi.

“Ngapain lo belaga permisi! Kaga ada gurunya, Va!” celetuk Bejo yang terpingkal di bangkunya,

“tau nih Nova masuk asal permisi padahal kaga ada gurunya!”

“mestinya masuknya pake sepeda aja sekalian, Va! Hahaha”

Celetukan teman-temannya membuat Nova jadi salah tingkah dan menunduk malu, ia segera beranjak ke kursi dan mendudukinya. Terlihat Lessy tersenyum menahan tawa menatap ke arahnya. Nova mendelik dan sok mengacuhkan Lessy. “ngapain nahan ketawa? Ada yang lucu gitu?” ucapnya sambil melipat tangan di depan dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PucukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang