1

8 1 0
                                    

"Itu mainanku!" Aku kaget mendengar suara lelaki yang berteriak dari belakangku. Aku menoleh dan yang aku temukan adalah seorang lelaki yang berumur kisaran 7 atau 8 tahun. Dia mendekat kearahku dan merampas mainan yang berada dalam genggamanku, aku menciut dan bergerak sedikit menjauh.

Aku sedang berada dirumah teman lama ibu. Sepulang menjemputku dari sekolah, ibu mengajakku kemari. Ibu bilang hanya sebentar karena ibu ada urusan dengan temannya ini. Tapi ini sudah 2 jam dan aku mulai bosan. Karena itu aku memutuskan untuk berjalan-jalan dirumah ini.

Melihat aku yang ketakutan anak lelaki itu sedikit melembutkan suaranya.
"Mengapa ada di sini?"
"Ibuku ada urusan dengan temannya, Aku bosan, jadi ku putuskan untuk berkeliling saja. Maafkan aku"
"Oh, yang di depan itu ibumu?"
"Iya. Tadi ibu bilang hanya sebentar. Tapi ini sudah 2jam"
Anak laki-laki itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Aku Rean" dia menyodorkan tangannya, yang aku sambut dengan tanganku.
"Aku Fareyya Dinata, panggil saja Dina"
"Kalau aku panggil Reyya saja boleh tidak?"
"Kenapa?"
"Agar nama kita terdengar mirip, hehehe"
"Hahaha baiklah, terserahmu saja"
"Maaf tadi aku mengagetkanmu"
Aku mengangguk.

Kamipun berkenalan dan bermain bersama. Rean adalah teman yang baik. Aku tau ternyata Rean kelas 3 SD yang artinya lebih tua 2 tahun dariku. Rean bersekolah di SD Sukma Bangsa. Rean memintaku untuk terus datang kemari dan bermain dengannya. Karena Rean merasa kesepian ditinggal oleh kakaknya yang sekolah di Australia. Aku bilang aku akan kemari jika ibu mengajakku lagi. Rasa bosan ku pun hilang. Aku dan Rean bermain cukup lama, sampai ibu memanggilku dan mengajakku pulang.

"Dina"
"Iya ibu"
"Wah ini siapa?" tanya ibu yang menyadari keberadaan Rean.
"Ini Rean, Santi. Anak bungsuku" Jawab teman ibu tadi. Rean pun berdiri dan menyalami ibu.
"Tante, besok besok Reyya main kesini lagi boleh ya?"
"Boleh kok. Lagian sekolah Reyya kan deket dari sini" ibu tersenyum melihat Rean yang kegirangan.
"Yaudah, Reyya pulang gih. Besok kesini lagi tapi ya"
"Iya Rean". Aku berjalan kesebelah ibu dan menggandeng tangan ibu.
"Salam dulu sama tante Rina". Aku pun menyalami teman ibu, yang ternyata bernama Rina. Kami pun diantar ke gerbang oleh Tante Rina dan Rean.
"Kami pulang dulu, Assalamu'alaikum Rina"
"Wa'alaikumsalam. Hati hati, San"

Setelah berada dalam perjalanan pulang, aku mulai bercerita kepada ibu tentang Rean. Setelah lelah bercerita akupun terlelap.

Will Not Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang