Everythings Gone

59 3 0
                                    

Jessy POV

Aku Jesslyn Archangela, aku sedang menyelesaikan studi S1 ku di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Aku tinggal hanya berdua dengan Sepupuku, seluruh Keluargaku berada di Jakarta.
Andrew Cliffton, dia adalah Sepupuku yang ditugaskan Opaku untuk menjaga aku selama aku menyelesaikan studiku di Jogja, Mengapa harus Andrew? Alasan Opaku menyuruh Andrew untuk menjagaku adalah Memantau cabang Perusahaan Cliffton Corp. Di kota ini.

Aku sangat beruntung memiliki sepupu seperti Andrew sekaligus bangga, selain tampan dia juga multitalent dan pintar. Dari dulu tidak pernah yang namanya Andrew Cliffton tidak mendapatkan Beasiswa.
Mulai saat SMP dan SMA, Andrew sudah tidak tinggal di Jakarta. Dia menyelesaikan sekolahnya di Singapura, bahkan kuliah dia juga di luar negri lebih tepatnya dia berkuliah di Oxford.

Andrew adalah Pewaris Perusahaan Cliffton Corporation, yang seharusnya menjadi milikku. Opa ku lah yang memutuskannya, awalnya memang dia berkata bahwa Warisan akan jatuh ke tanganku tetapi saat itu semua rencana menjadikan Pewaris gagal karena Opa ku menganggap Andrewlah yang pantas untuk mendapatkan itu karena dia telah Dewasa sedangkan aku masih seperti anak-anak tetapi walaupun aku tidak mendapatkan Warisan sebagai Pemimpin, Opa berjanji padaku bahwa aku juga akan mendapatkan jabatan yang lumayan tinggi disana seperti menjadi Manager atau Sekertaris.

Saat Opaku mengumumkan bahwa Pewaris Cliffton Corp adalah Andrew, sebagian Keluargaku tidak terima apalagi Orang Tuaku karena Opa sudah berjanji saat itu. Walaupun begitu mereka lama kelamaan menerima keputusan Opaku, aku pun juga begitu awalnya aku tidak menerimanya tetapi setelah kupikir-pikir dan menginstrospeksi diri perkataan Opa ada benarnya Andrewlah yang pantas menjadi Pimpinan bukan aku.

Lama kelamaan seluruh Keluargaku, membenarkan perkataan Opaku bahwa Andrew memang pantas menjadi Pewaris, tetapi walaupun sebagian besar sudah setuju ada salah seorang Keluargaku yang tidak setuju.

Candice namanya, memang dia adalah Anak dari Anak Opaku yang pertama otomatis dia adalah Cucu terbesar. Entah mengapa Opaku tidak memasukan Candice dalam opsinya dia lebih memilih antara Aku dan Andrew.
Candice benar-benar tidak menerima bahwa Opa malah lebih memilih antara Aku dan Andrew, selama ini dia berusaha agar Warisan tersebut jatuh ketangannya. Berbagai usaha dia jalankan tetapi hasilnya nihil, beberapa kali juga dia berusaha menyakiti Aku dan Andrew bahkan Opa, ya dia memang nekat.
--------°----------°---------°----------°-------------°

Malam itu Aku sendirian di Apartemen. Aku memang tidak tinggal bersama Andrew tetapi walau begitu hampir setiap hari Andrew berkunjung ke Apartemenku bahkan menginap disini.

Saat kuliah tadi aku menyempatkan diri untuk mengirim pesan kepada Andrew, aku ingin mengajaknya makan malam di sebuah restoran tetapi sampai sekarang pesannya belum dia balas. Aku khawatir dia kenapa-kenapa, berkali-kali aku menelfonnya tetapi tidak diangkat.

Sudah jam 10 malam, aku belum juga tidur karena sedari tadi aku menunggu Andrew membalas pesanku. Aku berniat untuk membuat Kopi di Pantry tetapi tiba-tiba bel apatemenku berbunyi

Ting!!Tong!!
Ting!!Tong!!

Dari Pantry aku berteriak "Iya, Sebentar", aku bergegas menuju kedepan pintu. Aku melihat Andrew sedang bermain ponselnya sembari menungguku membukakan pintu, aku menyuruhnya untuk masuk.

"Jess, Maafin aku ya tadi ga sempat balas pesan kamu tadi lagi kedatangam Tamu dari Jakarta dia sangat penting" Kata Andrew
"Tidak apa-apa kak, aku tahu kakak sibuk. Err...kenapa kakak menyempatkan diri berkunjung kesini? Ini kan sudah jam Sepuluh. Kakak gak capek?"kataku
"Nggak, kakak nggak cape. Aku kesini mau ngecek keadaan kamu sama mau nebus kesalahan aku tadi", "Ya ampun kak ga usah sampai segitunya, aku baik baik aja dan juga aku gak minta kakak untuk nebus kesalahan kakak" kataku. "Tapi kakak mau nebus kesalahan kamu, gimana dong" sambil menaik turunkan alisnya.
"Ihh..kakak apaan sih, tapi ini kan udah malam kak. Besok kakak kan kerja juga, udahlah kakak istirahat aja"kataku, "No..kakak mau ngajak kamu kesuatu tempat, kamu mau ga?".

Aku berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Andrew, "Apa aku ikut aja ya? Lagi pula aku sedang bosan". Andrew melambai lambaikan tangannya kepadaku "Hello Jess, kamu melamun ya?", "Ahh..maaf kak, Emm...ya udah deh kak ayo kita keluar"kataku, "Nah gitu dong, ayo lah sekalian refreshing" katanya sambil mengacak acak rambutku.

Lalu saat itu kami pergi menuju ke suatu tempat entah kemana aku tidak tahu pastinya.
Sampailah kami di sebuah Taman yang sangat sepi

Aku bertanya "Kak, ngapain sih kesini? Ini kan sepi kak? Entar kalau ada Penjahat gimana?"kataku sambil memasang muka cemberut, "Gak lah, ga ada penjahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bertanya "Kak, ngapain sih kesini? Ini kan sepi kak? Entar kalau ada Penjahat gimana?"kataku sambil memasang muka cemberut, "Gak lah, ga ada penjahat. Kamu ga usah takut kan ada aku" jawabnya.
Lalu Andrew turun dari mobil dan aku pun juga, lalu kami duduk di sebuah pendopo kecil di Taman itu. Andrew memulai percakapan "Jess, aku bingung deh sama Candice. Dia kayaknya pengen banget membuat Aku sama Kamu celaka", "Iya kak aku juga bingung, segitu tergila-gilanya dia sama Warisan itu" kataku, "Iya, tadi siang juga begitu aku dapat kabar Candice pergi tanpa pamit entah kemana"Kata Andrew. Aku hanya ber oh ria, aku tidak peduli dengan dia karena akhir-akhir ini dia selalu mempunyai rencana untuk mencelakaiku dan Andrew.

--------°-------°--------°-----------°-----------°

Hello guys!!!
Ini pertama kalinya aku buat cerita di wattpad. Aku mohon maaf kalau di Part yang pertama ini ceritanya pendek,banyak typo, dan ceritanya gajelas, jadi maafkan aku yang baru pemula ini.

Btw, di mulmed ada Pemeran Jesslyn(Perrie Edwards)

Jangan lupa ya vote&comment
Thank you🙆

The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang