Malam ini, Aga, Nata dan Alam sedang berada di dalam kamar milik Aga.
"Ga, bagi makanannya dong, jangan makan sendiri aja," ucap Nata sambil menaruh stik PS milik Aga.
Yap, Nata dan Alam memang sedang bermain PS milik Aga. Sedangkan Aga lagi asyik sendiri dengan laptop nya.
"Nih, makanya ambil jangan maen PS melulu," sahut Aga.
"Yaelah Ga, kita kan jarang-jarang maen PS di rumah lo," kata Alam yang sedang bermain PS.
"Lam, curang lo, pause dulu game nya," Kata Nata yang sedang mencari makanan kesukaannya di dalam kantung plastik berlogo supermarket.
"Dih, lagian lo ribet banget sih," sahut Alam sambil mem-pause game-nya, dan ikut mencari makanan bersama Nata.
"Ribet-ribet, elo juga ikut-ikutan oon," ucap Nata sambil menjitak kepala Alam.
"Bacot banget sih lu berdua," kata Aga.
"Lah, kok jadi lu yang marah, yang dijitak siapa yang marah siapa," sahut Nata sambil membuka bungkus makanan.
"Emang lo lagi ngapain sih Ga?," kata Alam sambil duduk di samping Aga.
"Eh siapa tuh bening bener Ga," lanjut Alam.
Sebenarnya Aga sedang bermain zombie tsunami di laptopnya.
"Ah, diem lo Lam," kata Aga sambil menjauh dari Alam.
"Asik, si Aga udah gak jomblo lagi men," ucap Nata.
"Bacot lu Nat," sahut Aga.
Ya begitulah mereka. Kadang akur kadang ribut.
Alam dan Nata sudah bersahabat baik dengan Aga sejak 1 SMP. Waktu itu mereka sedang mengikuti acara camping di SMP mereka. Malam itu, sekolah mereka mengadakan acara jurit malam. Dan mereka ber-tiga satu kelompok. Dari situ lah mereka kenal.
***
"Din, makan malem nya udah siap," ucap Arby sambil menggedor-gedor pintu kamar Adin.
"Iya ih, bentar. Duluan aja bang," sahut Adin dari dalam kamar yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah.
Adin sebenarnya sudah selesai mandi dari jam 5 sore. Tetapi, Adin tidur-tiduran dulu di atas ranjang miliknya yang berukuran queen size.
Setelah selesai dengan aktivitasnya, Adin turun ke lantai dasar untuk makan malam bersama.
Ternyata, di ruang makan sudah ada Dewi, Arby dan Bryan a.k.a suami Dewi.
"Eh, Papa udah pulang," sapa Adin kepada Bryan, sambil mencium tangan dan mencium pipi Papanya.
"Udah dari tadi kali, makanya jangan ngendep aja di kamar," itu bukan suara Bryan, melainkan suara Arby.
Belum sempat Adin menyahut, Bryan berkata,
"Shh, udah-udah, jangan ribut melulu, kalian ini. Ayo makan,"
Sedangkan Adin hanya memeletkan lidah nya kepada Arby.
Makan malam pun dimulai. Yang terdengar hanya dentingan sendok dan garpu.
Singkat cerita, Adin dan keluarga sudah selesai makan malam. Sekarang, mereka ber-empat sedang berada di ruang tv.
"Senin besok kamu udah mulai sekolah ya Din," ucap Bryan memulai obrolan.
"Iya Pa," sahut Adin.
"Kamu juga By, kamu satu sekolah sama Adin," kata Bryan kepada Arby.
"Aku satu sekolah sama Adin, Pa?" tanya Arby sambil melirik Adin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate It But I Love [EDITING]
Teen FictionJadi gini, aku lupa pw aku yang lama. Makanya aku bikin yang baru. Kalian kalau mau baca cerita ku, yang ini aja ya, yang ululxx. Cerita ini juga sedikit berbeda dari sebelumnya. Dan, nama tokoh nya juga ada yang aku ubah. *** Cerita ini klise. &q...