Part 2

7 3 2
                                    


Sudah sejak beberapa jam yg lalu Vanilla tiba dirumah, dan beberapa menit berlalu Vanilla juga berdiri didepan jendela ruang tamu keluaganya untuk mengintip kearah rumah disebelahnya, yg beberapa bulan terakhir ini kosong tidak berpenghuni. Dan sekarang rumah itu terlihat lebih hidup dengan terparkirnya Dua mobil, dan satu motor Ninja dibagasi rumah itu yg terbuka lebar.
Dengan tingkat penasaran yg sudah maksimal, vanilla tetap berdiri memperhatikan beberapa orang yg menurunkan beberapa barang besar, walaupun kakinya sudah pegal minta untuk diistirahatkan, namun tingkat kekepoannya lebih tinggi dari rasa pegal pada kakinya.

"Vanilla, kamu ngapain sih berdiri disitu. Bunda tuh udah manggil kamu dari tadi"
Ucap Maryam Ibu Vanilla sambil berdecak sebal, pasalnya sudah berkali-kali ia memanggil purti satu-satunya itu tapi tidak ada jawaban sama sekali.

Karena merasa dirinya dipanggil, vanilla pun langsung berlari kearah Ibunya.

"Bun, disebelah itu tetangga baru yah bun?"
Tanya vanilla saat sudah berada disamping Bundanya, sambil kepalanya masih ia curi-curi pandang kearah luar.

"Ia, ad tetangga baru. Nih kamu anterin kesebelah"
Ucap Maryam sambil memberikan kotak persegi dengan isi brownies cokelat keju nya, pada vanilla.

Merasa bingung karena ibunya nenyodorkan kotak itu padanya, lagipula buat apa memberikan kue untuk tetangga baru mereka jugakan lagi bersih-bersih pasti lagi sibuk.
Tapi.
Vanilla penasaran juga  dengan wajah tetangga barunya itu.
Diambilnya kotak itu dari tangan ibunya dan cepat-cepat menuju ke pintu depan untuk pergi kerumah yg ada tepat didepan rumahnya itu.

Maryam hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya

***

Vanilla POV

Apa sebenarnya yg ada dipikiran Bunda saat ini. Menyuruhku untuk mengantar kue pada tetangga sebelah yg baru saja pindahan, bisa saja aku didepak keluar karena menggangu mereka yg sedang sibuk.

Seharusnya saat ini aku masih mengintip dibalik jendela, Bukannya berdiri didepan pintu seperti perempuan Bodoh.

"Ehh ada apa ya?"
Tanya wanita paruh baya yg seumuran bunda pada ku, yg aku yakini dia Nyonya rumah ini.

Sambil tersenyum aku menyodorkan Kotak kue kedepan Ibu tersebut.

"Permisi tante, aku mau nganterin kue. Kata bunda buat tetangga baru"
Kata ku sambil tetap mempertahankan senyumku.
Walaupun raut wajah tante ini terlihat lembut, namun siapa tahu katika muka ku berubah jadi Datar, bisa saja moodnya berubah dan aku ditendang keluar.

Sambil balas tersenyum Wanita didepanku mengambil kotak yg kusodorkan padanya dengan senyum khas keIbuannya.

"Ahh, trima kasih nak, katakan pada Bundamu Bahwa aku sangat Berterima kasih"
Ucap nya panjang lebar.

"Ahh yaa, akan ku sampaikan. Aku akan segera permisi"
Ucap ku sambil permisi untuk pulang, karena sepertinya mereka sedang sibuk.

"Ah iya" ucapnya sambil tersenyum.

Author POV

Setelah kepergian wanita tadi dari rumahnya, hana membawa kotak berisi kue yg dibawakan oleh tetangga sebelah.
Nathan yg saat itu baru keluar dari dapur melihat bundanya menbawa kotak merasa penasaran dengan isinya.

"Apaan tuh Bun?"
Tanyanya sambil berjalan kearah bundanya, yg sedang meletakan kotak kue keatas meja makan.

"Itu, tadi dikasih tetangga sebelah. Makan gih, enak kayaknya"
Kata hana sambil berjalan kearah ruang tamu untuk melihat barang-barang yg sedang ditata oleh pekerja rumahnya.

Nathan mengamati kotak kue itu, karena penasaran juga dengan rasanya ia pun membukakan penutup kotaknya, bau khas brownies yg tercampur dengan keju dan coklat diatasnya menyeruak keindra penciumannya.
Iapun mengambil satu dan memakannya, enak juga. Batinnya.

Saat akan memakan kue ketiga nya tiba-tiba netha muncul dari arah ruang keluarganya.

"Bang, kata bunda ada kue yahh?"
Tnya netha pada abangnya, karena tadi saat ia sedang didepan Bunda Mengatakan bahwa ada tetangga yg memberikan sekotak kue.

Sedangkan Nathan merutuki nasipnya, pasti habis ini kue nya akan dihabiskan oleh netha, tau saja Netha itu perutnya Dandang.

"Iya, tuh"
Balasnya sambil membersihkan tangan nya dan beranjak pergi, ia tidak mau berdebat dengan adik satu-satunya itu hanya demi Brownies coklat keju.

Melihat abangnya yg pergi pun membuat hati Netha bersorak gembira, dia yakin pasti abangnya sudah menyerahkan dengan ikhlas kue ini untuk dia santap sendiri.
Kalau begini tidak perlu harus berdebat untuk memperebutkan
Batinya sambil mulai memakan kuenya yg masih tersisa banyak.

***

Anya : Trus, anaknya ganteng gak?

Vanilla : yah mana gue tau, gue aja gak tau anaknya cewe apa cowo.

Anya : gak asik lo :\

Semenjak pulang mengantar kue pada tetangga baru Vanilla melakukan chat dengan sahabatnya Anya, menceritakan tentang tetangga barunya.
Anya itu pikiran nya kadang sedikit lemot, Masakan dia menanyakan perihal jenis kelamin anak tetangga baru vanilla, yg jelas-jelas belum Vanilla ketahui.

Terlalu asik memikirkan sahabatnya yg satu itu, vanilla tersadar bahwa ini sudah sore, dia pun segera beranjak mandi dan melakukan aktifitas sorenya, seperti bersantai-santai Ria, ohh Ralat bersantai ria mengerjakan Pr.

***

Saat ini dikediaman Nathan, mereka sekeluarga sedang duduk bersantai diruang keluarga.
Memang keluarga Nathan bukanlah tipe keluarga yg cuek bebek, kedua orang tuanya sering menyisihkan waktu untuk mengobrol dengan kedua anaknya, entah itu masalah sekolah atau hanya bercanda ria.

"Jadi, nathan papa sudah menemukan sekolah yg pas untuk kamu"
Ucap Herman Ayah nathan sambil menyesap kopi hitamnya yg asapnya masih mengepul.

"Iya pah"
Balas nathan dengan singkat.
Nathan adallah tipe anak yg penurut pada kedua orang tuanya, selama itu tidak membuatnya risih dia oke-oke saja.

Karena merasa tidak ada yg menanyakan tentang nya Netha pun menjadi sebal sendiri.

"Trus sekolah buat Netha apa?"
Tanyanya dengan bibir yg dikerucutkan membuat dia semakin terlihat imut.

"Netha gak usah sekolah aja, kerja dirumah bantuin Bunda"
Balas nathan cepat sambil menahan tawanya.

"Apaan sih Bang Nathan,"
Balas netha dengan muka yg semakin ditekuk.

"Sudah-sudah, papa juga sudah dapet sekolah buat Netha, jdi gak usah berantem lagi"
Balas Herman menenangkan kedua anaknya.

"Lebih baik kalian pergi tidur, karena besok kalian sudah mulai sekolah"
Lanjutnya pada anak-anaknya.

Nathan dan Netha pun beranjak dari duduk mereka menuju kamar masing-masing dilantai atas.

*****

Nexttt >>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang