limabelas

3.9K 396 19
                                    

Sebelumnya terimakasih buat D_yearukka yang udah bikinin covernya. Sukaaaa banget ❤ happy reading. Again.

-------------------------------------------

"Kau bahkan pengecut Ammet!" ucap Sara

"Pengecut?"

"Ya, kau tidak berani membiarkan dirimu sendiri bertarung tangan kosong denganku" tantang Sara

"Ra-"

"Biar aku tangani Ammet. Kau tau maksudku?" tanya Sara pada Arga

Arga tentu saja mengerti. Tapi apakah mungkin Arga bisa meninggalkan Sara sendiri dengan Ammet?

"Lakukan tugasmu saja Arga" ucap Sara pelan

"Aku bisa saja meninju wajah cantikmu Sara"

"Buktikan"

Ammet menegangkan rahangnya. Ayolah ini sore hari menuju malam. Mereka akan berduel? Yang benar saja.

"Turunkan senjata kalian. Siapkan untuk nanti. Dan tontonlah kematian seorang gadis kecil" sahut Ammet meremehkan Sara.

Sara hanya mendecih. Kemudian mengeluarkan pistol lalu meletakkannya di lantai. Sara tentu saja ingin menikmati ini. Pertarungan tangan kosong ini akan segera dimulai saat Ammet menurunkan beberapa senjatanya. Dan ya, pertarungan dimulai.

Tinjuan yang Ammet lepaskan meleset. Sara dengan cepat meninju rahang Ammet setelah ia menghindari pukulan Ammet.

"Lihat?" sahut Sara tersenyum sinis

"Well, ini baru permulaaan cantik" ucap Ammet

Kemudian kaki panjangnya mencoba menendang Sara. Dengan lihat Sara menangkap kaki Ammet lalu membanting Ammet dengan keras ke lantai koridor asrama.

Ammet meringgis pelan. Tanpa sepengetahuan Ammet dan pasukan lainnya, Sara memberikan kode pada Arga untuk pergi. Dan untunglah pasukan lainnya tidak sadar, karena sibuk dengan pertunjukkan ini.

Rea dan yang lain mulai memasuki koridor asrama, dimana gps Sara ditemukan disana. Pertarungan duel itu sedang panas-panasnya. Rea dan yang lain menyaksikan dari jauh saat Sara melihat mereka dan mengintruksikan untuk diam ditempat.

Sepertinya Sara sangat menikmati pertarungan ini. Kelebihannya tidak di gunakan sama sekali. Elemen di simpan di dalam tubuhnya juga tidak di pergunakan. Hera yang geram di dalam sana pun tidak di perbolehkan untuk ikut campur. Sara benar-benar menikmati ini. Bahkan luka di wajahnya saja tidak ia hiraukan. Beberapa kali Sara terbanting oleh tubuh kekar Ammet, tapi tidak sebanyak Sara membanting Ammet tadi.

Sampai suatu ketika, suara tembakan di lanjut dengan erangan khas perempuan membuat Rea dan yang lainnya terkaget.

Tembakan itu berasal dari tengah-tengah pertarungan Sara dan Ammet. Tidak lama setelah bunyi tembakan itu terdengar tawa begitu renyah. Ammet!

"Lihat, kau di bawahku sekarang Sara" sahut Ammet dengan luka babak belur di wajahnya

Ammet tengah menduduki perut Sara dengan lengan kirinya berada di leher Sara yang tengah terlentang dan meringgis. Tangan kanan Ammet memegang pistol kecil yang diarahkan kepelipis Sara yang luka. Sara memperlihatkan gigi putihnya kesakitan. Bahkan Sara tidak mampu membalas ucapan Ammet tadi.

"Sara terluka" bisik Rea pada teman-temannya

"Kita harus menolongnya" ucap Lucas

"Tidak! Kita harus punya rencana" sahut Gracilda

FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang