1

1.3K 61 37
                                    

New story neh. Gue mau lanjutin fanfic Yoyo tapi kayaknya mendingan pas gue pulang aja deh. Soalnya kalau gue di kamar gue sendiri lebih enak. Menghayal bersama Yoyonya, enak. Ea. Tapi emang Yoyo tuh kalau mau dikhayalin harus pas seneng gitu. Harus nulisnya abis gue makan. Abis gue bahagia gitu deh. Kalau lagi bete nggak bisa because muka Yoyo selalu seneng nggak pernah bete.

Guys ada yang bilang kan muka Tasya mirip Pinky. Tapi gue nggak ngakuin ya. Gue tetep ngakuin. Gue mirip Baifern Pimchanok Leuvisadpaiboon. Selain itu tidak.

Oh, iya. Ini fanficnya pakai alur maju mundur. Jadi jangan heran kalau chapter 1 future chapter 2nya past. Tapi gue emang kalau bikin fanfic suka nggak jelas sih ya. Ini nggak ada sangkut pautnya sama beberapa fanfic yang udah gue bikin. Ini fanfic baru, cuman Tasya sama Chanyeolnya ya udah pacaran.

Terus. Dilarang marah-marah karna gue yakin fanfiction ini bakalan mengundang amarah kalian. Dilarang marahin chanyeol. Gue lagi nggak sayang sama dia sih ini. Abis dia ototan kan takut. Gue takut sama dia selalu. Mau dia ototan apa enggak juga takut. Abis dia gede banget. Literally gede ibanget.

Fanfiction ini, idenya dari followers aku!!! Thankyou ya! Followers aku di wattpad sangat baik dan lucu-lucu kadang requestnya suka nggak waras tapi tetep dibikinin. Padahal aku tuh waras bangeeeet?!

Udah ah, bacot gue gede juga ya. Ini ceritanya di mulai dari sini. Happy reading!

"Gue kerumah lo ya" Nada Tasya nelfon nggak pernah sepelan ini. Apalagi yang ditelfon ini Syaza. Biasanya akan keras dan bersemangat seperti " ZA GUE MAU KERUMAAAH SEKARANG"
Tapi ini nggak sesemangat itu. Bahkan kayaknya emang nggak semangat.

"Tumben suara lo nggak nyakitin telinga gue?" Muka Syaza agak bingung.

"........." Tasyanya diem soalnya nggak tau mau jawab apa. Terus kedengeran isakan gitu di telfon. Syaza kan masih megangin telfonnya. Bahkan masih naro ditelinga even dia masih ngunyah-ngunyah makanannya.
"Sya?"
"Lo nggak kenapa-napa kan?"
"Nggak....kok" Jawabnya agak susah karna sesak nafas.
"Lo mau kerumah gue? Apa gue  yang kerumah lo?" Syaza tau something went wrong. Jadi dia nawarin buat nyamper dari pada di samperin. Syaza such a bestfriend. I love you.
"Nggak Za"
"......."
"Gue aja yang nyamperin lo"
"......."
"Gue butuh udara seger"
"......."
"Oh....okey"

Syaza nurut aja. Tapi dari obrolan yang Syaza tangkep. Tasya nggak baik. Tasya bukan dikondisi yang bisa diajak bercanda. There was something happened with her.

Sampai dirumah Syaza. Tasya ngetok pintu rumah Syaza dengan tangan. Yaiyalah mau pakai apa. Dia juga pakai masker buat nutupin mukanya. Karena mukanya agak....

"Lo baru bangun tidur?"
"........" Tasya geleng. Pasti Syaza liat matanya. Langsung ngira baru bangun tidur karena dia bengep.

Loh ngapain sampai bengep ya. Tasya buka masker yang dipakai sama dia pelan-pelan. Terus dia udah yakin sih Syaza pasti histeris awalnya. Karna liat muka Tasya yang bengep.

"LO DIAPAIN NIH SAMPAI JELEK BEGINI"
"HUHUHU SYAZA"

Tuh kan, di teriakin kan? Tapi makin di teriakin Tasya malah makin nangis. Makin jelek lah mukanya.

"Za gue capek"
"Gue tuh sebenernya dianggep apa enggak"
"Huhuhu gue capeeeeek"

Ngomongnya susah banget. Jadi selama Tasya ngomong Syaza diem. Padahal kalau didengerin omongan Tasya semuanya nggak jelas. Tapi yang Syaza tau ini semua ada hubungannya sama Chanyeol. Dan Syaza nggak suka ada yang bikin Tasya nangis kayak gini. Sampai jelek. Bayangin? Sampai jelek. Ini kan visualnya Seulgi ya. Biasanya kan Seulgi cantik. Lha ini jadi jelek.

"Gue harus gimana huhu"
"Bentar, dia main nggak ngabarin lo?"
"atau dia bales degemnya?"
"Lo diapain sih?"
"........"

Two days ago

"Chanyeol, aku mau pulang" Nada Tasya nggak enak. Biasanya dia kalau main dirumah Chanyeol sampai malem. Apalagi ini mamahnya Chanyeol lagi dirumah. Tapi Tasya tetep mau pulang. Untungnya hari itu dia bawa mobil ya. Jadi nggak perlu nungguin Chanyeol nganterin dia pulang. Dia bisa pulang sendiri.

Tasya ngambil tas selempang dia, dipakai. Terus ngeluarin kunci mobil dari dalem tas-nya. Chanyeol tau ada sesuatu makanya Tasya kayak gini.

"Kamu kenapa?"
"Nggak kenapa-napa"
"Jangan boong, aku tau kamu"
"Yaudah, aku nggak kenapa-napa"
"........"
"Aku bosen, aku mau pulang"

Waktu Tasya berdiri, dia narik tangan Tasya. Nggak kuat sih. Cuman sampai Tasya balik badan.

"Apa lagi?"
"kamu abis liat apa?" Chanyeol tau kalau Tasya kayak gini biasanya abis liat sesuatu yang aneh dan salah menurut dia. Entah dikamarnya atau di buku-bukunya.

"Aku nggak liat apa-apa" Nada Tasya dibikin sebiasa mungkin. Akhirnya Chanyeol nyerah dan biarin Tasya pulang.

"Hmm aku anterin sampai mobil"
"Nggak usah, sampai depan pintu aja"

Biasanya turun dari tangga itu Chanyeol pasti becandain Tasya. Tapi ini enggak soalnya muka Tasya udah nggak enak banget.

Udah sampai didepan pintu. Chanyeol mau ngomong. Tapi Tasya ngomong duluan sebelum dia.
"Salam sama mamah kamu ya"
"........"
"Yang kamu kenapa?" Ini ngomongnya sambil megangin kedua bahu Tasya. Tasya ngalihin tatapannya kelain. Jangan liat matanya Sya! Bahaya!
"........"
"Yang?"
"Sya jawab dong"
"Mau pulang" Tasya ngelepasin pegangan chanyeol di bahunya. Dua-duanya. Terus pergi ngelangkahin kaki keluar dari rumah Chanyeol. Tapi di tahan sama dia.
"Sya" narik lengan Tasya pelan kqrna Chanyeol masih nggak percaya kalau Tasya baik-baik aja.
"Oh iya, lain kali. Kalau mau ngajak aku kerumah. Chat di LINEnya di hapusin dulu ya" Tasya mundur satu langkah. Balik ke Chanyeol. Dan ngomong...
"Atau hpnya disembunyiin dimana kek"
"Tau sakit nggak?"
"........"
"........"

ConfessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang