02 Harry's Part

237 35 13
                                    

Sedangkan di negara lain.

Namanya Harry Lucky Styles. Putra bungsu dari keluarga Styles, pengusaha berlian ternama di New York. Ibunya Isabella Styles dan ayahnya Des Styles. Ia memiliki seorang kakak Samuel Styles tetapi meninggal diumur 19 tahun ketika Harry masih berumur 9 tahun akibat AIDS dan overdosis obat-obatan. Ayahnya adalah seorang yang disegani karena kedermawaannya dan sifatnya yang bijaksana pada semua orang.

Setiap hari, Harry dibekali dengan kasih sayang oleh ayahnya begitupula dengan ibunya. Ibunya membebaskannya bermain dengan syarat tidak akan berbuat buruk karena jika Harry melakukan kesalahan yang akan membuat masa depannya terancam ataupun semacamnya ayahnya akan marah dan menghukumnya. Harry kecil senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ia hidup disebuah kompleks elit di kota New York. Ia memiliki sahabat kecil Joe dan Sam, begitupula dengan sahabat wanitanya Thicia.

ketika Harry berumur 10 tahun ayahnya mendadak sakit, Des dinyatakan terkena penyakit jantung, itu akibatnya Des tidak boleh langsung mendengar kabar yang bisa membuatnya kaget atau semacamnya. Ditambah lagi umurnya yang sudah tua membuatnya memang perlu selalu berhati-hati. Umur Des dan Isabella terpaut jauh, perbedaan 15 tahun lebih tua dari Isabella itu membuat Des juga tampak seperti ayah bagi Isabella. Harry tak hentinya bercerita pada Sam dan Joe tentang penyakit ayahnya. Harry kecil sangat sedih dan entah apa yang akan ia lakukan jika terjadi sesuatu pada ayahnya. Satu tahun yang lalu penyakit telah merenggut kakaknya, dia tidak ingin itu terulang kembali.

pada Junior High School, Harry, Joe, Sam dan Thicia masuk disekolah yang sama, itu membuat persahabatan ketiganya semakin akrab dan dekat, pergi dan pulang sekolah bersama-sama. Mereka mengerjakan tugas bersama-sama, kadang dirumah Harry dan dirumah yang lain secara bergantian, tetapi teman-teman Harry menyukai jika mengerjakan sesuatu dirumah Harry, disana luas, sejuk, dan nyaman orang tuanya pun ramah, terkadang juga Sam dan Joe menginap dirumah Harry, Harry sangat dekat dengan keduanya mereka dianggap saudara. Namun pertengkaran bermula ketika mereka sudah di kelas akhir junior high school. Joe mulai menyukai Thicia namun itu tidak terbalas, sejak dulu Thicia menyukai Harry dan Harry juga sebaliknya. Mereka saling suka namun Harry tidak pernah menampakkan perasaannya karena tau Joe sangat menyukai Thicia juga.

Joe datang dengan membawa sebuah puisi dan cokelat untuk ia berikan pada Thicia pada acara perpisahan sekolah. Semua orang berada disana dan dengan percaya diri, Joe menarik tangan Thicia lalu mulai menunduk, menyatakan perasaannya dan disaksikan oleh teman-teman seangkatannya waktu itu. Tentu saja Harry dan Sam menemani Joe, meskipun didalam hatinya Harry mengutuki Joe namun ia sadar, Joe lebih berani dari dirinya, setidaknya lebih berani daripada dirinya untuk masalah percintaan. Thicia mulai gelisah ketika Joe mengatakan jika dia mencintai Thicia, sering sekali ia berbalik untuk sekedar memastikan keberadaan Harry

"kita berteman sejak lama, tentu kau mengetahui sifatku, jika kau mengizinkan aku ingin menjagamu dan menyayangimu" itu kata Joe untuk Thicia yang ia cintai, setelah membacakan puisi. Namun Thicia tetap bungkam, dia malah menatap Harry dan Harry tentu saja seolah tidak melihat jika Thicia memperhatikannya.

"Aku menyukai Harry, Joe" itu kata-kata Thicia sebelum suara bisikan dan kata-kata terdengar dari siswa-siswa lain. Sejak saat itu seolah Joe hilang ditelan bumi. Dia enggan menerima telepon dari Harry ataupun Sam begitupun dengan Thicia. Joe memilih untuk tidak satu sekolah saat berada ditingkat High School.

Awal masuk ditingkat High School juga menjadi saat-saat sulit untuk Harry dan ibunya. Ayahnya tiba-tiba terserang serangan jantung yang membuat ayahnya koma beberapa hari diruang ICU. Menurut karyawannya, Des tiba-tiba saja terjatuh dan tidak sadarkan diri, lalu dilarikan kerumah sakit. Harry sejak saat itu sangat sedih,belum tentang keadaan ayahnya ditambah lagi semenjak Joe menjauhinya, Sam seakan menyalahkannya. Menyalahkan Harry akibat disukai oleh Thicia. Harry sangat hancur ketika ayahnya tidak sadarkan diri sedangkan kedua sahabatnya menjauh, disisinya hanyalah Thicia. Hanya gadis itu yang tidak meninggalkannya Thicia terus berada didekatnya pagi siang dan malam, membantu Harry dalam pelajarannya yang tertinggal dan lagi setia menemani Harry. 3 Bulan ayahnya koma dan ibunya seakan semakin menjauh, mereka membutuhkan banyak uang untuk perobatan Des, itu membuat ibunya menjual sebagian saham milik Des, itu juga untuk biaya sekolah Harry. Tidak ada jalan keliar untuk ayahnya.

2 agustus 1992, betapa kagetnya Harry ketika ibunya pulang dengan gaun putih panjang dan ditemani seorang pria yang sepertinya tidak terlalu tua, mungkin seumuran dengan ibunya. Harry marah dan tidak terima atas keputusan ibunya menikah lagi sedangkan ayahnya masih terbaring lemah dirumah sakit, bukan lemah bahkan tidak sadarkan diri. Setengah tahun Harry dan Thicia terus berada dirumah sakit menemani ayahnya ketika ia pulang sekolah. hingga hari kelulusan mereka, bahka Harry tidak ikut mengikuti hari wisuda sekolahnya. Demi menjaga ayahnya dan balasan ibunya adalah pulang membawa pria lain. Alasannya ia membutuhkan biaya untuk sekolah Harry dan biaya perawatan Des karena keuangan mereka semakin menipis. Harry tidak perduli itu, dia telah lulus sekolah dan ia yakin itu hanyalah alasan ibunya untuk menikah lagi.

Semenjak hari itu Harry tidak pernah menginjakkan kaki dirumahnya. Ia tinggal bersama Thicia disebuah apartemen kecil. Thicia dan Harry mulai menjalin hubungan ketika ibunya menikah, Harry sangat memnghormati Thicia wanita yang sangat ia cintai yang menemaninya dikala sejang ataupun susah. Harry tumbuh sebagai pria yang pintar, ia juga sangat menyayangi kekasihnya

Diakhir tahun 1992, Harry merasa aneh ketika Thicia tidak lagi seperti biasanya. Ia sering pulang larut malam, tidak mengabari Harry ataupun memberitahu keberadaannya. Keadaan Harry juga kalut karena uang didalam tabungannya sudah mulai habis, ia berfikir tentang kehidupannya dengan Thicia kedepannya, dan bagaimana membiayai kehidupan mereka. Harry berencana untuk pulang sekedar mencari tahu keberadaan ibunya yang rasanya bukan miliknya lagi.

Matanya membulat lebar ketika sampai digerbang keluarga Styles. Rumah peninggalan ayahnya digembok rapat dan tertuliskan "DISITA" dengan nomor kepolisian tertera disana. Sudah berapa lama Harry tidak pulang sampai masalah besar seperti ini dia tidak ketahui? Harry dengan cepat kerumah sakit mencari tahu keberadaan ayahnya dan naas, beberapa hari yang lalu alat-alat yang membantu ayahnya hidup kini terlepas, alasannya tidak ada yang pernah membayar biaya perawatannya, bahkan jasadnya masih berada diruang mayat, tidak ada yang bertanggung jawab bahkan menerima jasadnya. Hati Harry benar-benar hancur, apakah ibunya yang lemah lembut kini menjadi seorang penjahat? Tangannya mengepal menemui jasad ayahnya yang kaku dan sangat pucat tanpa darah sedikitpun. Pria yang menjadi panutannya kini tidak ada. Rasanya Harry ingin menghabisi hidupnya sekarang juga.

Ia pulang ke apartemen kecilnya ketika urusan dengan penguburan jasad ayahnya telah selesai, botol minuman tercecer dimana-mana, ia berfikir jika pencuri semala sedang mengadakan pesta dirumah ini. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati Thicia dengan keadaan terlentang dan sangat mabuk. Beberapa kali ia mencium kening Thicia dan mencoba membangunkannya. Rasanya Harry ingin menangis dan menumpahkan segala kesedihannya kepada Thicia wanita yang paling memgerti tentang dirinya.

Pagi-pagi sekali Thicia sudah bersiap-siap, katanya ia bekerja disebuah bar dengan tarif mahal, dan dengan entengnya dia memberitahu Harry untuk tenang karena dirinya bukanlah seorang pelacur. Harry sangat tersinggung dan meminta Thicia untuk berhenti bekerja. Menurutnya dia masih bisa membiayai Thicia, tapi tentang pekerjaan Harry memang belum menemukan yang baik. Ia ingin menjadi seperti ayahnya seorang pengusaha itu yang mebuatnya sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Thicia bahkan menghina Harry berkata jika Harry tidaklah becus dalam hal bekerja dan bertanggung jawab. Hidupnya butuh banyak pengeluaran dan Harry tidak sanggup dengan itu. Dia yakin

Malam-malam selanjutnya Harry masih pusing mencari jalan keluar untuk masalah ekonominya, ia tidak pernah menyesal karena telah membawa Thicia tinggal bersamanya, ia merasa bahagia. Ia juga mencoba mencari ibunya namun nihil tak ditemukan. Thicia pulang dan mendapati Harry menjadi stres. Ia menawari Harry untuk bekerja sama fengannya disebuah bar, dan berencana mengenalkannya dengan bosnya Mr Milan Jordan, dan kehancuran Harry dimulai dari sini.



Kecewa yah, kecewa banget sama siders yang bisa baca ga bisa ninggalin jejak, pertanyaannya. Emang klik vote itu susah yah? Kalau emang susah, ga usah dibaca, kasian ide orang ga dihargain sama sekali. Heran banget, padahal vote ga bikin akun kalian kebakar atau apalah

Untuk ini, cerita kecil kehidupan Harry, intinya belum, sama seperti Kenshaa juga yang belum masuk intinya. Kalau masih ada yang penasaran boleh tinggalin jejak dek, sedikit saja hargain ide orang.

Jangan lupa tinggalin jejak yah, all the love❤❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GROW (UNCOMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang