Pertemuan

5 0 0
                                    

Pagi hari yang sama dengan hari- hari sebelumnya. Matahari yang masih bersembunyi dibalik awan, suara deru kendaraan lalu lalang, suara kicauan burung dan suara seorang ibu yang tengah mempersiapkan sarapan dipagi hari.

"Sayaaaaang bangun! Udah siang kamu bisa telat loh kesekolah" Teriak Ibuku yang mematikan lampu tidur dan membuka jendela kamarku.

"Ini jam berapa ma?" Tanyaku sembari bangun dari tempat tidur.

"Jam 06.30, duh kamu bau mandi sana " Mencium puncak kepalaku lalu keluar dari kamar.

*didapur*
"Papaaaaaa, papa kapan pulang" Aku memeluk ayahku dan mencium pipi kirinya.

"Pagi sayang, semalam nak" Sosok ayah yang selalu kurindukan karena profesinya sebagai seorang CEO disuatu perusahaan membuatnya sering pergi keluar kota.

"Papa kok gak temuin ree dulu sih? Ree  kan kangen sama papa" jawabku dengan muka duckface karena kesal.

"Udah, ayo cepat selesaikan sarapannya" bantah ibuku.

***

Ree gadis cantik berkulit putih dan berambut ikal berwarna coklat memiliki kehidupan yang bisa dibilang lebih dari cukup, pergi sekolah sendiri menggunakan mobil jazz berwarna hitam dengan interior serba hijau mint. Karena Ree pencinta warna tersebut, bukan hanya interior mobilnya saja tetapi kamar dan barang-barangnya kebanyakan berwarna hijau mint.
Ketika sampai disekolah Ree pun memarkirkan kendaraanya dan berjalan di koridor menuju kelasnya.

"Reeeeeeeee!" Teriak Dena Hermawan.
Gadis berkulit kuning langsat, bertubuh tinggi dan berambut hitam panjang terurai yang merupakan model remaja di beberapa majalah lokal adalah sahabatku yang akrab disapa Nana.

"Tumben gak kesiangan? Elo kan kebo" Sambil merangkul tanganku.

"Yeee enak aja lo" Balasku menarik tanganku dan berjalan cepat mendahuluinya.

"Masih pagi woy udah sensi aje" Menarik tanganku sambil berlari menaiki tangga.

Gedung berwarna coklat cream yang terdapat dua lantai dengan 3 buah lapangan yang cukup besar. Lapangan basket terletak dipinggir sebelah kiri, lapangan utama ditengah dan disebelah kanan lapangan futsal. Kelas mereka berada dilantai 2, karena kelas 10 berada dilantai yang sama tetapi bersebrangan dan kelas 12 diutamakan berada dilantai 1.

Bruuuukkkkk, ketika mereka telah sampai dilantai 2. Ree tanpa sengaja menabrak seseorang lelaki berwajah tampan, berkulit putih, bermata coklat yang tubuhnya tinggi menjulang bagaikan tiang listik. *edisi lebay*
Tubuh Ree yang lemah karena memiliki penyakit anemiapun terjatuh.

"Duhh" Aku meringis

"Ree bangun, kak gio yang nabrak lo" Dengan suara berbisik dan membantuku berdiri.

Mendengar nama orang yang dikaguminya Ree langsung bangkit.

"Lain kali jalan hati-hati" Ucap gio yang hanya menatap Ree dengan tangannya yang dimasukkan dikantung celana.

Sosok Gio yang juga merupakan cowok populer disekolah karena jago futsal dan terkenal dengan sikap cueknya. Membuat Ree terdiam dan terpaku. Gio pun berlalu menuruni anak tangga.

"Reeeee cengo lo? Woy.. Haloooo. Reeee" Kata Nana yang sedari tadi menggoncangkan tubuhku.

Ree yang telah sadar langsung jalan memasuki kelasnya dan duduk dibangkunya.

"Gila ya itu cowok, bantuin elo berdiri kek, bilang maaf kek. Eh ini dia matung dengan cueknya. Kok bisa sih elo suka sama dia?" Omel Nana setibanya dikelas.

Something lost..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang