Metaonia

Prolog

Amelia villia talitha, nama yang sedikit terkenal dikalangan sekolah, siapa yang tidak mengenalnya? Talitha. Siswa kelas unggulan dengan berbagai karya. Siswa olimpiade matematika, atlet catur nasional, begitu juga dalam ekstrakulilulernya yaitu marching band. Hampir seluruh sekolah mengenalnya, jelas banyak wanita yang membencinya karena berbagai keahliannya ditambah dengan wajahnya yang manis dan tidak membosankan, serta dikarenakan Litha tidak pernah berpacaran dan memilih untuk menolak siapapun yang menembaknya bahkan hanya berniat mendekatinya. karena menurut litha, lebih baik ditolak sebbelum perasaan laki laki terlalu dalam dan hanya mendapatkan harapan. Ntahla

Talitha merupakan putri bungsu 2 bersaudara dari pemilik perusahaan TMM. Kakak pertamanya Rizky Fabian Abizar sedang kuliah di luar negeri.

Talitha memiliki tubuh yang imut, tidak terlalu tinggi, kulit kuning langsat, hidung mancung, mata tajam, dan sedikit lesung pipi di sebelah pipi kanannya saat ia tersenyum. Manis. Satu kata yang mendeskripsikannya. Tetapi

*kring kring kring alarm hp talitha berbunyi berkali kali, dan ini alarm ke7 alarm terakhir pada pagi ini. Yang menandakan pukul 06.10

*toktoktok*
"Litha bangunn kamu mau sekolah atau enggak?"

Kali ini alarm yang benar benar membangun kan litha. Ya suara sang mama.

"Iyaa maa bentarr litha udah bangun kokk" jawab litha dengan mata terpejam dan hendak menarik selimutnya untuk melanjutkan tidur kembali.

"Ya Allah nih anak. Litha bangun sayangg kamu mau sekolah gak sihh"

"Iyaa ma iyaa ini udh bangun ma udahh" kali ini talitha benar benar beranjak dari tempat tidurnya. Bergegas mandi dan siap siap.

"Litha makan dulu sayangg"

"Talitha makannya dijalan aja ya maa telat nih kayaknyaa" jawab talitha dengan cepat sembari menuruni tangga rumahnya.

"Litha pergi ma Assalamualaikum"

*disekolah*
"Lo udah ngerjain pr kimia belom? Liat dong" ujar rina teman sebangku litha yang juga merukpakan teman dekatnya dari sd

"Hah pr? Demi apa kita ada pr? Nyontek dong rin plisplis gua lupa beneran sumpah suer, lo sih jadi temen jahat banget ingetin gue kek dari kemaren kemaren" litha menjawab panjang lebar yang mengakibatkan rina tertawa

"Lo bego banget sih klo gua udh buat ya gamungkin gue mau nyontek sama lo. Gue udh kabarin cuma lonya aja yg gak baca line gue. Makanya punya hp tuh jangan dianggurin mulu" gerutu rina

"Iyaiyaaiyaaiyaaiya. Udah ah diem gue mau buat prnya dulu" sahut litha.

"Gitu dongg, ga siaa sia punya temen sebangku pinter duhh" ucap rina sambil mencubit kedua pipi litha

"Ah ginideh jadi males gue. Udah ah gue mau bolos aja males ngerjain prnya gara gara lo cubit pipi gue, perut gue jadi minta makanan" ucap litha santai sambil meninggalkan kelasnya, dengan membawa novel.

"ehh lithaa jangan bolos lagii lithaaaa" teriak rina kesal, tetapi tidak mendapatkan tanggapan sedikitpun dari sahabatnya itu.

Yapp walaupun litha merupakan anak berprestasi tetapi dia tidak termasuk siswa yang rajin. Yup, bolos pelajaran seenaknya sudah menjadi kebiasaan litha. Ruang bk sudah seperti tempat bermain bagi litha. Selain menjadi tempat saat ia dimarahi karena ulah minggatnya, ruang bk juga menjadi tempat favoritnya dalam latihan bermain catur.

*dikantin*
"Waduh ada bu ira" ujarku
Bu ira merupakan guru yang bertugas mengamankan kantin saat jam pelajaran. Yup guru satu ini merupakan musuh terbesar litha di sekolah.

"Udahla gue ke taman belakang aja kali ya enak juga santai" ujar litha dalam hatinya.

*brukk*
Seorang siswa laki laki bertubuh tinggi yang terlihat sedang terburu buru menabrak litha.
"Sorry" ujarnya
"Enak aja lo main nabrak" ujar litha masih sambil menundukkan kepalanya sambil berusaha berdiri. Sebelum litha berhasil berdiri, siswa yang menabraknya pun telah hilang.
"Kurang ajar. Siapa sih lo seenaknya gitu ihh dasar cowok" upatnya dengan kesal.

Kasih komentar kalian yaa, maaf kalo banyak kesalahan soalnya cerita pertama xoxo.. Makasih yg udh baca. Love💞