PART 4
Nessa POV
Waktu masih menunjukkan pukul 2 siang. Handphoneku tidak berhenti berbunyi karena Nadine terus mencoba mengganggu tidur siangku.
“Nessaaaaaaa!!!!!” teriaknya di balik telfon. “Angkat dong kalo gue telfon!” lanjutnya tanpa membiarkanku berbicara. “Ada apaan sih lu? Ganggu aja deh. Gue kan masih tidur siang.” Jawabku yang masih belum begitu sadar.
“Ke rumah gue sekarang! Ya ya ya! Please! I need you now! Gue tunggu. Bye baby!” kata Nadine yang langsung menutup telfonnya. Untung saja aku tidak ada acara sehingga aku bisa langsung pergi ke rumah Nadine setelah membersihkan diri.
“Akhirnya dateng juga! Ayo buruan dong!” sapa Nadine yang sepertinya sudah menungguku sejak tadi dan langsung menarikku ke kamarnya. “Mau ngapain sih? Maksa banget dari tadi?” tanyaku bingung.
“Gue lagi bete! Bete banget malahan!” jawab Nadine ketus. “Idih gue nannyanya mau ngapain malah dijawabnya lagi bete. Lu lagi ngapain coba asik banget gitu.” Nadine terus saja sibuk dengan handphonenya dan mengabaikan pertanyaanku sebentar.
“BUKA PRIMBON!” hah? Primbon? Jadi hobby baru Nadine buka primbon? Ya Tuhan. “Gue pengen tau si Ghani orangnya gimana. Apa emang dia suka nyuekin cewe meskipun udah deket banget gini.” Jelas Nadine meskipun aku masih tidak percaya dengan apa yang dia lakukan. Sahabatku ini memang aneh!
“Hello baby!” sapa Lena yang datang terlambat. “Lo telat!” jawab Nadine ketus. “Ya udah sih maaf. Gimana primbonnya? Udah tau fakta apa aja tentang dia?” hah? Si Lena tau juga kalo Nadine suka buka primbon? Jadi Cuma aku saja yang tidak tau kalo Nadine memang suka buka primbon.
“Lo gak usah kaget Nes! Terima aja mendingan! Gue lagi bete soalnya.” Aku hanya mengangguk pelan menanggapi permintaan Nadine. Mereka sibuk membuka situs primbon yang satu ke situs primbon yang lain. Aku hanya sibuk mendengarkan mereka dan tertawa sepuasku mengikuti pembicaraan mereka.
“Oke gue udah males buka primbon lagi. Sekarang kalian ikut gue! Nes, lo sopirin kita ya!” minta Nadine dengan nada yang tetap ketus, untungnya aku membawa mobil sehingga aku bisa membwa mereka berdua sekaligus. Aku terus mengikuti panduan arah yang Nadine berikan sampai kami memasuki sebuah perumahan elite yang lumayan ramai di hari sabtu sore.
“Tuh dia mereka. Gue tau banget mereka bakal ada di sini kalo sabtu sore. Mereka bakal mulai rute mereka dari sini.” Kata Nadine setelah kami berhenti di dekat sebuah lapangan besar dan aku masih belum mengerti siapa yang Nadine maksut. “Banyak-banyak minum dulu deh lu mendingan Nes!” perintah Lena sambil menampakkan senyuman anehnya.
“Hai The Dangdut’s Guy!” dangdut’s guy? Maksutnya apa Nad? Nadine menunjuk pada sekumpulan orang yang menggunakan pakaian yang sangat ramai dan mereka KELOMPOK KARAOKE KELILING KHUSUS DANGDUT. Aduhhhhhhh apa yang terjadi dengan Nadine sebetulnya? Apa yang Ghani lakukan? Nadine!!!!
“Kayak biasa ya bang Cintaku Salah Alamat.” Kata Nadine sambil tertawa cukup keras. “Oke Neng! Are you reday?” aduh bang! Mestinya kan are you ready bukan reday!
KAMU SEDANG MEMBACA
Chicken Porridge Love
Novela JuvenilIt's all about Dhavi, Nessa, and their weirdo live. It's chicken porridge, it's love.