Biasanya, sehabis pulang sekolah aku menghampirimu.
Menanyakan kabarmu.
Sudah menjadi kebiasaanku.Tapi sekarang, rasanya sulit. Kakiku sudah ingin beranjak dari tempatnya untuk berjalan ke arahmu yang ada di seberang sana.
Cuaca mendukungku. Terik matahari membakar kulit.
Aku tak mau membakar kulitku hanya untuk orang yang jelas-jelas telah menyia-nyiakanku.
Jadi aku tetap diam di sini, memandangku berkumpul bersama kawananmu.
Menunggu seorang teman menyelesaikan urusannya denganmu.
Setelah selesai, aku ingin segera pergi dari situ.
Tubuh menuruti perintah otak, tapi batin berteriak untuk menetap.Sesak.
Tapi harus kulakukan.Di perjalanan pulang aku memikirkannya. Apa kau sadar akan keberadaanku?
Sepertinya, tidak.
Akan lebih baik jika begitu.
Kalaupun tidak, mungkin akan ada yang berubah.Tapi sampai sekarang, n i h i l.
Oh iya, kau tampak bahagia tanpaku.