Perasaan yang tak menentu

19 3 1
                                    

Tiba tiba ada yang mengagetkanku dari lamunanku... Siapa lagi kalau bukan Angga.

"Hei ngelamun aja kenapa sih?" Tanyanya yang sudah duduk di depanku.
"Ah ngga gapapa ko" jawabku datar.
"Besok jalan yuk?" Ujar Angga.
"Ayo mau kemana?"
"Kita makan aja gimana?"
"Boleh"

Kring..
Kring..
Jam masuk pelajaran dimulai kembali.
Tiba tiba seorang guru masuk dan memberitahu bahwa hari ini Bu Rina guru Seni Budaya tidak masuk. Guru yang masuk tadi bernama Pak Agus dia staf disekolahku.
"Ketua kelas mana?" Tanya Pak Agus kepada yang lain.
"Saya pak. Ada apa?" Seruku kepada Pak Agus dengan mengacungkan tangan memberi tanda bahwa aku adalah Ketua Kelas.
"Bu Rina sedang tidak masuk karena ada tugas disekolah lain tolong kamu jaga kelas dan ini ada tugas dari Bu Rina" Ujarnya sambil memeberi kertas untukku.
Tugas Seni Budaya (IX.5)
Hal 36-42 jawab saja tidak usah memakai soal
"Ohiya terima kasih pak" jawabku kepada Pak Agus. Pak Agus pun berlalu dari ruangan kelasku.
Keramaianpun mulai terjadi.
"Yess Bu Rina ga masuk"
"Udah ga usah dikerjain"
"Free class kita"
"Yessss"
"Yes" ujar semua temanku.

Aku pun menghela nafas panjang. "Tolong tugasnya dikerjakan dan dikumpulkan ke gua ya gua gamau tau pokoknya tuh tugas harus udah selesai nanti" teriakku
"Yahelah gausah dikerjain" teriak temanku yang pemalas.
"Yaudah terserah lu tapi kalo Bu Rina nanyain gua tinggal bilang kalo si Rio ga ngerjain tugas" tegasku kepada Rio dia adalah teman kelasku yang sangat malas tiap hari dia tidur dikelas. Ga pernah sedikitpun mendengarkan guru.

"Din aku liat tugas kamu ya aku mau main dulu sama yang lain"Ujar Angga yang sambil cengengesan kepadaku. Entah kenapa aku merasa seperti dimanfaatkan kepadanya semenjak kita pacaran. Dia selalu mencontek tugasku dan kalau pulang pasti aku selalu mengantarnya pulang dengan motorku.
"Iya" kubalas dengan senyuman kecil.

"Geser dong" suara datar yang sepertinya aku pernah mendengarnya.
Kulihat asal suara tadi. Dia adalah Arga. Mungkin ku belum mengenalkan Dengan jelas Arga itu siapa tapi disini akan ku jelaskan. Nama dia adalah Arga Ferdinan sebelumnya sudah kusebutkan bahwa dia adalah orang yang sangat dingin, datar dan tidak pernah dekat dengan cewe mana pun. Dan dia banyak sekali fansnya karena dia sangat dingin kepada yg lain. Terlihat berkarisma jika dia sedang berjalan. Dia sangat tertutup sekali. Tidak pernah terdengar sedikitpun kalau dia nembak cewe tapi yang terdengar malah cewe yang nembak dia. Bukannya malah diterima tapi ditolak mentah mentah sikap dinginnya itu yang membuat semua cewe tergila gila kepadanya dan mungkin sepertinya aku juga akan ikut tergila gila kepadanya.

"Arga? Mau ngapain lo?" Tanyaku kepadanya.
"Pengen ngerjain tugas lah. Di belakang berisik jadi gua mau duduk disini aja geser" katanya sambil menegaskan kata geser.
"Kena karma kan lo. Tadi gua lagi belajar diberisikin sama lo sekarang lo yang diberisikin sama yg laen haha" tawaku yang sedikit menyindirnya.
"Udah diem lu gua mau ngerjain tugas" ujarnya.
Lama mengerjakan tugas akhirnya tugasku selesai. Kulihat Arga yang sangat serius sekali menulis tugas.

Tampan,pandai juga pantas banyak yang menyukainya ah apaan sih ko malah mikirin dia. Batinku

"Ngapain lo liatin gua? Gua emang ganteng dari lahir gausah diliatin gitu" ujarnya tanpa melihatku dan terus mengerjakan tugasnya.
What? Ko dia bisa tau gua liatin. Batinku. Dan baru kali ini gua denger dia ngomong kaya gitu biasanya dingin banget.

"Keliatan kali kalo lo lagi ngeliatin gua" tambahnya lagi.
"Idih ganteng darimana lagi dari cerobong asep kali lagipula siapa juga yang ngeliatin lo ge-er banget gila" jawabku membela diri yang padahal benar bahwa aku melihat dia daritadi.
"Oh" jawab Arga yang kembali dingin.
Orang aneh. Batinku lagi.

"Din aku liat tugas kamu ya" bicara seorang dari belakang.
"Ini" kujawab sambil ku beri kertas jawabanku kepada Arga.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 12.25 itu artinya sudah ingin jam pulang sekolah.
Kring..
Kring..
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Mana tugasnya kumpulin!!" Teriakku kepada teman temanku yang sedang buru buru mencatat tugas hasil contekan.
"Gua itung sampe 3 ya kalo ga ngumpulin ke gua kumpulin sendiri ke ruang guru" tambahku.
"1...." Hitungku.
"Eh ini ini din"
"Ini din"
"2....." Hitungku lagi.
"Din tungguin ini bentar"
"3..." Hitungan terakhirku dan membuat teman temanku berlari mengejarku yang sudah berlalu meninggalkan kelas.
"ehh din tungguinnn" teriak si Rio sambil berlarian ke arahku.
"Tai lu ninggalin gua katanya kita temen" ucapnya memelas.
"Haha muka lu gausah dimelas melasin gitu. Yaudah mana sini" ucapku sambil mengambil tugas dari tangan Rio.
"Din tungguin aku kenapa sih masa pacarnya sendiri ditinggal" ucap Angga yg tergesa gesa berlari untuk mengumpulkan tugas.
"Yaudah mana sini" jawabku.
"Aku ke ruang guru dulu buat ngumpulin tugas kamu duluan aja tunggu gerbang ya" tambahku kepada Angga.
"Oke" jawabnya

Aku pun langsung pergi ke ruang guru dan langsung menaruh tugas diatas meja Bu Rina. Saat kembali ke kelas ku lihat Arga yang sedang berada di balkon depan kelas sedang sendirian.
"Arga. Lo ngapain disini bukannya pulang" tanyaku kepada Arga
"Kepo lo" jawabnya sambil meninggalkanku.
"Bener-bener aneh tuh anak satu" gumamku sendirian.

Aku pun langsung masuk ke kelas dan mengambil tasku dan berlari menuju gerbang. Sesampainya di gerbang aku melihat Angga yang sedari tadi menungguku.
"Maaf ya lama" ucapku.
"Ya gapapa ko"
"Yaudah yuk jalan pulang" kataku sambil meraih tangan Angga.
Angga kenapa sih akhir akhir ini aneh banget kadang ngomong panjang kadang singkat aneh banget. Batinku

"Ini bawa motornya"ucapku sambil memberikan kunci motorku.
Di sepanjang jalan kami berdua hanya diam dan sampai dekat rumahnya Angga pun masih diam.
"Terima Kasih. Hati hati ya" ucapnya sambil berlalu meninggalkanku.
"Aneh banget sih biasanya ga kaya gitu" gerutuku disepanjang jalan.

Sesampainya dirumah akupun memarkirkan motorku.
"Assalamualaikum"ucapku sambil membuka pintu.
"Waalaikumsalam" ucap Mamaku.
"Udah makan belom? Mama baru beli sate tuh" tambahnya. Aku sangat suka sekali dengan sate.
"Belom ma. Iya nanti aku makan" jawabku lemas karena memikirkan Angga yang berbeda.

Angga POV..
Line..
Adelia Maharani
"Kamu udah pulang? Nanti kamu voli kan?"
Angga Pratama
"Iyaa aku voli sayang kenapa emang?"
Adelia Maharani
"Gapapa aku kangen aja hehe."
Angga Pratama
"Baru juga berapa hari ga ketemu masa udah kangen"
Adelia Maharani
"Aku baru masak pindang ikan nih nanti abis voli kamu bawa ya. Ohiya gimana sama pacar kamu? Udah putus belom? Cewe kaya dia ngapain dipertahanin dia kan udah mutusin kamu terus minta minta buat ga putus dasar cewe aneh pokoknya abis UN selesai kamu harus putusin dia"
Angga Pratama
"Wah kayanya enak nih masakan kamu iya nanti aku bawa deh. Adinda? Ga gimana gimana kadang aku cuek kadang ngga biar ga terlalu ketauan kalo aku lagi deket sama kamu. Iyaa sayang aku janji abis UN aku putusin dia dan jadian sama kamu. Udah dulu ya ada Dinda nanti takutnya ketauan aku juga mau apus chatan kita"

Back to Adinda.

"Tumben Angga ga ngirimin pesan ke aku biasanya bawel banget. Kamu kenapa sih ngga berubah gini" gerutuku yang menangis.
Suara pintu terbuka terdengar aku pun langsung menghapus air mataku.
"Kamu belom makan nak. Kenapa? Ada masalah sama Angga?" Ucap Mama.
"Ngga ko ma udah Mama sana keluar aja aku lagi mau sendiri dulu" ucapku
"Mama kan udah bilang jangan pacaran dulu gini kan jadinya"ucapnya sambil keluar dari kamarku.

"Seingatku Angga dan Arga kan bersahabat baik aku coba tanyakan ke Arga aja deh siapa tau dia tau kenapa Angga kaya gini ya walaupun aku tau Arga pasti nanggepinnya bodo amat" gumamku

Adinda Putri Anastasya
"Arga?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A little Expression Of HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang