By: MinV (vionicrystal)
Enjoy! :) xx
Lakeisha's POV
"Hoam.." entah sudah berapa kali aku menguap dalam lima menit terakhir. Ini benar-benar membosankan dan melelahkan. Sudah hampir satu jam aku duduk dalam posisi bersandar pada kepala ranjang seperti ini. Leherku terasa kram dan mataku sudah tidak bisa diajak kompromi.
Ah, aku bahkan hampir lupa memperkenalkan diri. Namaku Lakeisha Fitridayanti, kalian bisa memanggilku Lakei :)
Aku mengambil handphoneku. Aku melihat-lihat ikon yang tertera di layar handphone ku, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka twitterku.
Setelah hampir dua puluh menit aku bermain tiba-tiba ponselku berbunyi tanda telepon masuk. Tanpa melihat nama yang tertera di layar pun, aku sudah tahu siapa yang menelepon, karena siapa lagi orang kurang kerjaan yang akan menghubungi malam-malam begini.
"Ada apa, Niall?" tanyaku setelah menekan tombol hijau.
"Kenapa kau belum tidur?" bukannya menjawab, Niall justru balik bertanya padaku.
Aku pun melakukan hal yang sama. "Darimana kau tahu kalau aku belum tidur?"
"Kalau kau sudah tidur, kau tidak mungkin bisa menjawab teleponku, Lakei." jawabnya
Aku beranjak dari kursi dan berjalan ke arah jendela. Tangan kiriku yang tidak memegang ponsel kugunakan untuk menyibak tirai merah muda pucat yang tergantung di jendela kamarku.
Sekarang dapat kulihat Niall yang tengah bersandar di kusen jendela kamarnya sambil melambai-lambai dan tersenyum dengan manis ke arahku. Aku hanya membalas senyumannya. Lalu aku memutuskan membuka jendela kamarku.
Jendela kamar kami memang berhadapan, dan jaraknya tidak terlalu jauh. Biasanya kami sering berteriak-teriak jika berbicara seperti ini. Tapi kali ini kami memutuskan untuk tetap menggunakan ponsel karena orang-orang pasti akan panik jika mendengar kami berteriak tengah malam begini.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, kenapa kau belum tidur?" Niall mengulangi pertanyaannya.
"Aku baru saja terbangun dua puluh menit yang lalu." jawabku . "Dan aku sedang menunggu pergantian hari." Lanjutku.
"Kau seperti orang kurang kerjaan." Katanya membuatku kembali naik darah.
"Hei, kau sendiri kurang kerjaan. Malam-malam begini menelepon orang. Lagipula, ini kan sudah menjadi kebiasaanku." ketusku
"Sepuluh detik lagi." Kata Niall tak mempedulikan ocehanku barusan.
"Apa?" tanyaku heran.
"Kau bilang sedang menunggu pergantian hari." Benar juga, aku buru-buru melirik jam dinding di kamarku.
3..
2..
1..
Aku genap 14 tahun sekarang. Sambil tersenyum, aku kembali menatap ke arah Niall. "Kau tidak ingin mengucapkan sesuatu padaku?" tanyaku.
"Mengucapkan apa?" tanyanya dengan wajah polosnya
Sabar. Dia pasti ingin menggodaku dulu. "Ucapan selamat mungkin?" aku masih mempertahankan senyumku.
"Kau tidak habis memenangkan apa-apa. Jadi untuk apa aku mengucapkan selamat?" jawabnya
Cukup sudah. Emosiku memang mudah sekali teerpancing. "Ya sudah. Lupakan! Aku mau tidur." Aku melangkah menjauhi jendela, namun segera kembali saat kudengar Niall bertanya