berawal dari hujan

9 1 3
                                    

Ini adalah cerita pertamaku,, aku sangat mengharapkan kritik dan saran mengenai cerita ini,,

Just enjoy it,, and hope you like it,,

____________________________________

Tik,,tik,,tik,,
Tetesan hujan mulai turun membasahi jalanan kota ini. Kota Bandung,, kota sejuta kenangan. Kota dimana kita bertemu.

"Arghhh,, kenapa pak ageng memberikan banyak tugas sih?" kata Ela teman magister ku. "Iya niyh,, kalau begini apa bedanya kita dengan anak2 S1 itu" timpal Raden sambil menunjuk segerombolan mahasiswa S1 yang lewat menggunakan dagunya.

Ya aku, Laras sedang melanjutkan pendidikan magister di kota Bandung.

Kemudian tiba2 saja dari arah belakang kami duduk,, datang Fandi yang menginterupsi keluhan2 kami,, "Lanjut di kostan ajah yukz,, udah gak konsen jugak kan". Dan kata2 itu seakan menjadi perintah bagi kami berempat utk segera berkemas meninggalkan perpustakaan kampus.

Kami mulai menyusuri selasar kampus. Namun hujan tak juga menunjukkan gelagat utk mengentikan curahan airnya. Saat kami sudah berada di dekat gerbang kampus. Aku berpamitan pada teman2 karena aku tak membawa payung. "Kalian duluan ajah,, biar aku disini nunggu hujannya agak reda" begitu ujarku pada Ela, Raden dan Fandi.

"Aku bawa payung,, kita pakai bersama saja" tawar Ela. Namun aku menggeleng sembari tersenyum "Sudah kalian pulang saja duluan, gpp". Giliran Fandi mengacungkan payung kecilnya ke arahku "Niyh pakai ajah". Dan kembali aku pun menggeleng.

Akhirnya Fandi berkata "udah niyh pake ajah payungku, Den. Biar aku disini nemenin Laras" sambil menyerahkan payung itu kepada Raden yang menyambutnya dengan sumringah. Begitulah akhir dari perdebatan kami.

Dan disanalah awal dari segalanya.

"Jadi kita mau nunggu ujan dimana niyh, Ras?" Tanya Fandi kepadaku. "Hmmm,, disana saja" kataku sambil menunjuk anak tangga pada satu gedung serba guna yang terletak di sebelah timur depan kampus. Hari memang masih sore, waktu masih menunjukkan pukul 4.

"Tapi sebelum itu,, kita mampir ke koperasi dulu yukz. Mau cari gorengan. Hwehehe" kataku sambil memasuki koperasi yang terletak di depan kampus. "Tadi kan baru ajah makan siang" kata Fandi sambil membelalakkan matanya mengarah padaku. Aku hanya membalas tatapannya dengan senyuman ala kuda. Hwehehe. Ya, walaupun aku adalah gadis yang tergolong berbadan langsing alias kurus, nafsu makanku cukup besar. Entahlah semua kalori, karbohidrat, protein dan lemak itu aku buang kemana.

Kami keluar dari koperasi dengan membawa beberapa gorengan dan 2 botol air mineral. Lalu kami bergegas duduk di anak tangga tadi.

Aku pun memulai acara memakan gorenganku sambil menikmati hujan yang membasahi rumput di taman dekat sana. Hampir saja aku terhanyut dalam lamunanku sendiri, kalau dia tidak memulai pembicaraan itu.

"Kenapa kamu masuk ke universitas ini lagi Ras? Dulu kamu S1 disini kan?" Tanya Fandi yg aku yakin hanya basa basi saja, sekedar untuk mencari bahan obrolan. "Hmm,, kalau aku gak masuk kesini, aku gak akan ketemu kamu Fan. Hwehehe" jawabku sekenanya. Aku memang senang bercanda dan tidak terlalu suka menanggapi serius banyak hal.

"Ya elah" jawabnya singkat sambil memukulkan gulungan kertas A4 di tangannya hasil kerja kelompok kami yang masih jauh dari kata selesai. Lalu dia pun membuka plastik bungkus gorengannya dan mulai menggigitnya. Gorengan itu memang sudah tidak hangat. Namun pada saat itu suasana yang membungkus semuanya yg membuat hatiku hangat.

"Fandi sendiri, kenapa gak masuk kesini dulu pas S1? Ehh,, tapi janga deng,, kalau kamu jadi kakak kelasku pas S1 belum tentu kita bakal ketemu lagi pas S2 kayak sekarang" ujarku yg bertanya dan menjawab sendiri pertanyaanku.

Fandi ternyata menanggapi serius pertanyaanku, dia bilang dia harus menemani neneknya di Semarang. Oleh karena itu, selepas lulus SMA dia melanjutkab bangku kuliah disana.

Dan ya, Fandi 4 tahun lebih tua dariku.

"Udah punya pacar Ras?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Hingga aku menghentikan kegiatanku 'mengunyah' dan sontak saja memalingkan wajahku ke arahnya.

Aku menundukkan wajahku dan meredam suaraku saat aku jawab "sudah". Dia hanya tersenyum manis sambil mengangguk2an kepalanya dan menggigit lagi gorengannya. Seolah itu adalah pertanyaan wajar. Demi Tuhan, kami baru kenal seminggu dan aku bukan tipe orang yg mudah berteman dengan lelaki.

Kemudian aku memberikan diri utk bertanya "Fandi udah punya pacar?"

"Belum" jawabnya "aku masih ingin bla,, bla,, bla" omongan yg aku sendiri tidak terlalu mengerti.

Beberapa saat kemudian hujan pun reda dan kami memutuskan untuk pulang. Dengan Fandi mengantarkanku pulang ke kostan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 01, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Day You Went AwayWhere stories live. Discover now