Chapter 1

1 0 1
                                    

"Kring!!" Kumatikan jam weker disampingku.
"Hoam!!" Aku menguap panjang. Dengan malas, ku ambil handuk, lalu bergegas mandi. Setelah selesai, aku memgambil pakaian yang telah kusiapkan, lalu bersiap.

Namaku Jillian Variazione. Cukup Jill saja. Hari ini aku dan keluargaku akan pindah. Ayahku sedang sibuk-sibuknya membesarkan perusahaannya. Jadi, kami harus pindah.

"Jill!!" Seseorang berteriak. Ugh! Gadis itu lagi. Adikku, Michelle, si cerewet itu sudah ribut dipagi yang cerah ini. Baiklah, kusiapkan diriku untuk mendengarkan celotehannya.

"Jill!!" Teriaknya sambil berlari kearahku, dan memelukku erat.
"Wah! Hari ini kita akan pindah ke rumah baru! Aku tidak sabar!" Teriaknya.
"Hei! Hei! Ini maaih pagi, dan kau sudah merusak telingaku dengan teriakkan supermu? Memangnya, kau tidak akan merindukan sahabat-sahabatmu disini?" Ucapku melepas pelukannya.
Ia diam seketika. "Tenang saja. Mereka sudah kuberi tahu. Semuanya baik-baik saja." Jelasnya.
"Hai Jill! Michelle! Sudah siap? Ayo kita sarapan! Ibu dan ayah kalian sudah menunggu. Kita akan berangkat setelah sarapan." Ujar Dara. Michelle tersenyum, lalu langsung berlari menuruni tangga, meninggalkan kami.
"Ya Dara. Hh.. kini kita akan benar-benar meninggalkan rumah ini. Aku akan merindukannya." Ujarku sambil berjalan menarik koperku.
"Haha.. ya. Kurasa kita tidak perlu khawatir. Ayahmu bilang, rumah baru kita tidak buruk. Semuanya akan menyenangkan." Ujarnya.
Dia, Dara Shovelton, dia adalah sepupuku. Dia tinggal bersama keluargaku selama dua tahum terakhir ini. Kedua orang tuanya sudah meninggal sejak dia masih kecil. Lalu, ia tinggal bersama paman Kermit. Namun, karena paman Kermit terbukti melakukan kekerasan pada Dara, ia dipenjara. Sejak itulah, Dara tinggal bersama kami. Walaupun ia mengalami banyak tekanan, ia termasuk gadis yang ceria.
Kami tiba di ruang makan. Ibu dan ayahku sedang menunggu kami. "Pagi mom! Pagi dad!" Sapaku.
"Pagi Jill. Ayo sarapan!" Jawab ibu. Aku menarik kursi disamping ayahku.
"Apa kalian sudah dengar? Tetangga kita, tuan Hyman, ia meninggal tadi malam." Uxap ibu tiba-tiba.
"Apa! Ya tuhan! Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?" Ucapku terkejut.
"Mom tidak tahu bagaimana kejadiannya. Tapi, ia tewas dengan cara yang sama dengan kematian Carrie beberapa waltu lalu. Dengan luka tusukkan pisau didada, juga huruf "x" dilengannya." Jelas mom.
"Ya. Kau benar. Seperti Carrie. Tapi, jika kematiannya sama, itu artinya pembunuhnya adalah orang sama. Hmm.. tuan Hyman meninggal pukul berapa?" Tanyaku.
"Mom dengar, dia meninggal pukul 02.00 malam." Jawab mom.
Aku terkesiap. Seperti Carrie. Carrie, dia adalah salah satu teman dikelasku. Dia baik, namun yang kudengar, dia sempat memiliki masalah dengan Dara. Namun masalah itu sudah lama selesai. Sekitar satu bulan lalu, dia ditemukan meninggal dengan ciri-ciri yang sama dengan tuan Hyman.
"Baiklah. Jika semua telah siapa, mari kita berangkat." Ujar dad seraya bangkit dan berjalan menuju pintu.

Setelah semua barang masuk, kami pun siap untuk berangkat. Mom mengunci pintu rumah. Ia memandang rumah besar itu sekali lagi. Kurasa, sama sepertiku, kami telah melewati banyak kenangan dirumah itu.
"Mom." Ucapku menepuk pundaknya.
"Begitu banyak hal yang akan kurindukan." Ucap mom. Kami pun berjalan beriringan menuju mobil.
Ketika aku membuka pintu mobil,
"AAARGH!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang