Chapter 3

1.2K 56 24
                                    

Sungmin duduk di sofa dengan setumpuk buku berserakan di depannya, di atas meja ada teh dan notebook di pangkuannya. Sungmin telah mempelajari masaslah BDSM perbudakan, permainan rasa sakit dan pembagian kekuasaan dan alasan bagaimana orang-orang melakukannya dengan semangat.
Sungmin telah membaca dengan jelas alasannya dan sungmin membayangkan bagaimana situasinya: diikat, dipukuli, dan bahkan menghujam. Dapat dikatakan bahwa ini adalah karena keinginan untuk menunjukan kemampuan junior si pelakunya sendiri, kesimpulan sungmin. Ia terbayang kyuhyun telah berda dalam situasi seperti itu: tangan mereka diikat atas perintah dan kekuasaan kyuhyun.
Sungmin menghela nafas, ia mengambil secangkir teh dan meneguknya, ramuan aromatik pada teh merilekskan tubuh yang tegang bagai kawat. Sudah tiga hari sejak sungmin bicara dengan kyuhyun, belum juga mendengar kabar darinya. Sungmin bertanya-tanya, apakah iini bentuk dari sikap seorang dominan atau memang kyuhyun sedang sibuk!
Apapun alasannya, sungmin tidak suka. Ia tidak suka di bawah prilaku dominan.
Sungmin tau, ia terlalu banyak menghabiskan waktu meneliti prilaku BDSM. Seharusnya sungmin menghubungi kyuhyun seperti anjing peliharaan bukan hanya menunggu panggilannya seperti ini.
Lalu mengapa sungmin harus melakukan hal itu, jika ia bisa bersikap seperti kyuhyun yang tidak menghubunginya duluan?
Sungmin telah bertemu dengan banyak orang yang ingin mengajaknya melakukan swx, tapi sungmin menjaga jarak sehingga mereka tidak dapat menyentuhnya dan sungmin menang, tapi tidak dengan kyuhyun. Sebelum sungmin menjaga jarak darinya ia telah terjerat terlebih dahulu.
Sungmin meletakkan tehnya diatas meja, mengambil buku dan berusaha fokus membacanya untuk menyelesaikan tugasnya. Sungmin sedang mencari penjelasan yang lebih, dalam ruang lingkup psikologi dalah hal kepuasan bermain BDSM.
Memahami proses kimia, bagaimana endorfin delepaskan ke dalam tubuh dalam menanggapi rasa sakit atau rangsangan seksual, tetapi tidak memiliki bagian mental dan emosional yang taidak begitu jelas dalam prosesnya.
Sungmin telah membaca banyak sekali penjelasan perasaan bagian mereka mengikat dia dan memberi perintah, kadang-kadang hanya mendengar suara dominan saja sudah cukup. Pikiran sungmin berkelana pada nada lembut dan mewah milik kyuhyun dan sentuhannya yang bagaikan arus listrik yang menjalari tubuhnya. Hingga sungmin terbayang seolah-olah ia merasakan getar halus suara kyuhyun. Sungmin menggenggam selangkangannya ketika ia mulai merasa sakit di bagian itu. "Oke sungmin mengerti bagian penjelasan buku ini".
Sungmin kembali pada bukunya dan pandangannya jatuh pada foto seorang pria dengan tali terikat di sekitar pinggul hingga penisnya, terlihat sangat rumit. Tapi tubuh pria yang kulitnya terlihat lembut itu berlutut dengan telanjang hanya tertutup oleh tali yang mengikat tangan dan daerah pinggangnya. Terlihat tangan peria lain yang menggenggam penisnya dan tangan satunya membelai wajah pria yang diikat. Terlihat gerakan dalam gambar, menginspirasi kelembutan dan kekuasaan tertentu.
Sungmin merasakan gelombang gairah. Sebagian diri sungmin ingin menjadi orang yang dikuasai itu dan orang lain yang menguasai itu kyuhyun.
Sungmin menutup buku itu secara tiba-tiba dan berdiri.
"ini konyol" kata sungmin.
Dia adalah orang yang kuat, meskipun ada keinginan untuk menjadi yang tunduk atas kyuhyun, itu hanya untuk menerima rangsangan ini.
Sungmin mengerang, pikirannya yang selalu berfikir untuk tundung tidak membantu sama sekali.
Telepon berdering, ia merasa lega setidaknya pikirannya teralihkan oleh dering telepon.
"halo?"
"hai, aku kibum"
"hai kibum"
Kim kibum yang juga seorang penulis fiksi erotis adalah salah satu teman baik sungmin. Mereka telah mengenal beberapa tahun sebelumnya ketika sungmin sedang pergi kesebuah konferensi penulis di San Francisco. Ketika mereka bertemu dan membahas karya kibum dan menghabiskan waktu bersama-sama akhirnya mereka menjadi teman. Sekarang, meskipun mereka jauh terpisah, mereka selalu menghubungi satu sama lain untuk berbicara setiap minggu.
"apa yang kau lakukan , sungmin?"
"aku sedang dipusingkan dengan tulisanku" jawab sungmin
Kibum tertawa di sebrang sana.
Sungmin berjalan ke dinding di mana jendela menghadap pantai, langit sudang malam dengan dihiasi awan yang terlihat seperti tirai abu-abu gelap yang sepertinya akan hujan.
"Apakah kau perlu reflesing untuk ide-ide bukumu?" Tanya kibum.
"sebenrnya aku pada tahap penelitian untuk novel berikutnya. Ini adalah cerita erotis dengan BDSM sebagai latar belakang. Yang membawa saya kedalam jurang kebingungan" jelas sungmin.
"I see, kau akan ceritakan lebih detai atau tidak?" tanya kibum, karena ia tidak memahami apa yang dibicarakan sungmin.
"maaf bukan tidak ingin menceritakan dengan jelas... sungmin terdiam, mengambil napas dalam-dalam dan membiarkannya keluar.... saya sudah bertemu dengan seorang pria".
"yah itu tampak menjanjikan" sindir kibum.
"mungkin. Ah tidak, akh sial.... kibum, aku tidak tau.... orang ini, kyuhyun... berbeda dengan orang-orang yang pernah aku temuai, ia terlalu berpengaruh dalam diriku" jelas sungmin dengan bingung bagai mana menjelaskan sosok kyuhyun.
"dalam arti apa>" tanya kibum.
"dalam setiap hari... sungmin diam lagi, meletakan telapak tangannya kejendela dan meresapi suhu dingin kaca jendela.... kyuhyun adalah bagian dari penelitianku untuk memberitahu semua tentang BDSM. Itu karena aku merasa aku tidak tahu cukup banyak mengenai BDSM" jelas dungmin.
"saya tidak melihat kamu tidak dapat menulisnya min, kamu telah menulis segala macam hal dan tidak terlalu kesulitan. Kecuali dirimu yang lain ingin melihat lebih dalam untuk segala sesuatu yang ada hubungannya dengan sex, kaulah rajanya" Sindir kibum.
"hahaha tepatnya aku adalah raja erotisme. Hanya menulis dan memiliki pengalaman langsung dengan sex tidak sama. Ini adalah sesuatu yang sangat spesifik. Kali ini aku akui, aku melangkah lebih dalam dan semakin aku melangkah dalam dinamika ini semakin aku menyadari bahwa aku memang perlu informasi yang lebih akurat. Sesuatu yang bukan hanya membaca dari buku" ucap sungmin.
"jadi itu sebabnya kau berfikir untuk bicara dengan seseorang yang terlibat dalam BDSM?" tanya kibum.
"ya" sungmi terdiam cukup lama.
"hai, kau masih hidup lee sungmin"
"hmmm" jawab sungmin.
"ku rasa saya tidak takut dengan mudah untuk terjun di dalamnya, begitu juga dengan mu min. Aku jadi penasaran dengan pria yang berhasil menghancurkan keseimbangan dinding kokoh seorang lee sungmin"
"sungmin, apa kyuhyun dominan seksual" sembur kibum.
"ya" jawab sungmin.
"ia telah menantang saya untuk membuktikan siapa yang lebih menjadi dominan diantara kami. Aku masih tidak percaya, aku menyetujui tantangannya, walau aku yakin aku tidak akan menang. Saat itu aku tidak bisa lepas dari tatapannya yang menuntut dan menusuk bagaikan api, tanpa sadar aku begitusaja menerima tantangannya" jelas sungmin.
"sungmin?" panggil kibum, pasalnya sungmin berhenti bicara.
"apa?... oh maaf, aku berfikir... aku tidak bisa berhenti berpikir tentang dia. Aku tidak ingat kapan terakhir aku kehilangan kendali saat berpikir tentangnya" sungmin mengaku.
"ya mungkin sayapun pernah melakukannya, tapi tidak dalam tingkatanmu min"
"apa maksudmu?"
"kau selalu begitu dikendalikan oleh ibumu tentang apapun yanng menyangkut hidupmu, tapi bisa juga hal itu berlaku terhadap orang lain yang dapat mengontrolmu, cobalah hal itu sesekali" saran kibum.
"hahahaha saya ragu jika cho kyuhyun dapat memberikan kebebasannya untuk mengikat saya dalam sebuah komitmem bummie"
"yah itu bisa saja terjadi" jawab kibum.
"bummie, sudah duluya. Sampai nanti"
"ya, sampai nanti"
Sungmin kembali meletakan ponselnya di atas meja dan mulai kembali dengan tumpukan buku-bukunya.
Tidak lama kemudian ponselnya kembali berdering dengan ID caller kyuhyun. Jantung sungmin memompa dengan kencang, dia seorang pri geleng sungmin, tidak seharusnya ia gugup menerima telepon dari seorang pria juga.
"halo sungmin" sambut kyuhyun di sebrang telepon setelah sungmin mengangkatnya.
Oh good, suaranya seperti arus listrik yang membakar pembulu darah dan kemudian berpusat pada selangkangannya.
"ah, halo kyuhyun" jawab sungmin akhirnya.
"bagaimana kabarmu?" tanya kyuhyun.
"ah, aku baik"
Apa dia menelepon untuk membicarakan basa basi? Pikir sungmin
Aku tidak tahan, sungmin meletakan bantal dan mencengkram tepiannya.
"apakah kau tidak mau tau keadaanku juga?" tanya kyuhyun dengan nada geli.
"ya, tentu saja. Maaf" jawab sungmin.
"saya berfikir saya harus mendapatkan perhatianmu kyuhyun. Dan sedikit khawatir" ucap sungmin sedikit ragu-ragu.
"itu sebabnya say menghubungimu. Kita harus mulai mempersiapkan diri untuk pertamakali melakukannya nanti" ucap kyuhyun.
"di mendapatkan kembali ketenangannya" ucap pikiran sungmin.
"sebelumnya kau mengirimiku emailkan sungmin! Saya lebih suka langsung berbicara menjelaskannya"
"baiklah, kalu begitu apa yang perlu saya ketahui?" tanya sungmin.
"baik, ita perlu tahu dulu batas-batas kita. Keinginan kita. Banyak orang menggunakan kuesioner (sebuah pertanyaan/pernyataan) tertulis. Tapi aku lebih suka berbicara. Saya dapat mengevaluasi langsung semua pertanyaan dan jawabanmu jika kita langsung mengobrol" jelas kyuhyun.
"jadi anda sekarang menjadi seorang psikolog?" heran sungmiin.
"hahhhhhh" kyuhyun menghela napas.
"sungmin, bukan begitu maksudku, tapi jangan jadikan ini sesuatu bahan perdebatan kita"
"kau benar, maaf. Ini bukan sesuatu yang biasa bagi saya" sungmin merebahkan punggungnya di sandaran sofa dan meraih bantal kecil.
"sekarang hanya bicara, oke?" nada kyuhyun telah berubah menjadi lebih lembut dan santai, ia tidak mau membawa ketegangan perdebatan dalam pembicaraan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BATAS KESENANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang