Prolog

116 6 0
                                    

I'm (not) perfect

⚫⚫⚫⚫⚫

"WOY DONGO! BALIKIN IKET RAMBUT GUE!"

Teriakan Callista menggema disepanjang koridor sekolah yang cukup ramai. Callista berlari keberatan karena tas sekolah selempang yang ada disebelah kanan tubuhnya, dan juga rambut yang tergerai indah membuat dia nampak lebih cantik walaupun dalam keadaan rusuh.

Callista membungkukkan tubuhnya dengan nafas terengah-engah. Sungguh, mengejar cowok pelari memang susah, apalagi dengan dirinya yang tidak ada bakat dalam olahraga. Hanya saja ia berbakat dalam hal berenang.

"HARIS BALIKIN IKET RAMBUT GUE!" teriak Callista lagi dengan suaranya yang amat sangat kencang, membuat orang-orang disekitarnya meringis dan menutup kedua telinga.

Haris yang berjarak cukup jauh juga meringis mendengar suara Callista yang memasuki indra pendengarannya.

"Gak mau." sahut Haris sama berteriaknya.

Callista hanya pasrah, melihat ikat rambut berwarna merah mudanya raib dibawa oleh Haris, si pelari cepat.

Karena lelah terus berlari, Callista menyempatkan diri menuju kantin. Saat tiba disana Callista langsung memesan minuman dan berjalan mencari tempat duduk yang nyaman dari para mahasiswa yang menggodanya.

"Cal!" sapa seseorang.

Callista melirik orang itu dan ternyata dia adalah sahabatnya. Ghina.

"Tumben sendirian lo," kata Ghina yang berdiri disamping Callista.

Tanpa memedulikan perkataan Ghina, Callista kembali berjalan mencari tempat yang nyaman baginya.

Disaat Callista celingukan mencari tempat duduk dengan segelas jus alpukat ditangannya. Callista merasa menyenggol sesuatu dan segelas jus itu nyaris tumpah. Dan, setengah dari jus itu tumpah sia-sia.

Callista melongo melihat kejadian ini, ia melihat jusnya tinggal setengah lagi. Lalu dilihatnya kebawah lantai. Tidak ada bekas tumpahan jus alpukatnya disana.

"Oh my good," ucap Ghina dramastis.

Callista nampak bingung, matanya menyipit.

Kok, gak ada bekasnya ya?

"Ekhem." Suara berat seseorang terdengar begitu kaku.

Callista mendongkak. Lalu terbelakak menatap seseorang dihadapannya. Orang itu menatapnya datar. Dilihatnya baju seragam orang itu basah hingga ke bagian sisi seragamnya. Dan itu karena jus alpukat yang Callista beli tadi.

"M-maaf, gue ngg .. Gak sengaja.." ucap Callista tergagap. Callista memegang lengan orang itu dengan tatapan memohon.

Itu Aksa, mampus gue ya Allah..

Aksa hanya diam. Menatap gadis didepannya yang tengah memasang wajah bersalah.

Aksa tadinya ingin memaafkan Callista. Tapi itu semua terlupakan saat ia sadar bahwa baju seragamnya yang sudah sangat rapi itu basah dan kotor oleh cairan berwarna hijau itu.

Dan yang lebih parahnya lagi, hari ini ada pemberian piala kemenangannya di lomba sains. Dan piala itu diberikan oleh Bapak Walikota kepada Aksa sebagai pemenang lomba ini.

"Aksa maaf."

Aksa hanya menghembuskan nafasnya kasar. Lalu pergi dari tempat itu dan meninggalkan Callista dan Ghina yang terdiam di tempat.

Rasa kesal itu muncul di hati Aksa. Namun dilengkapi juga oleh perasaan hangat dihatinya. Ya, perasaan hangat saat Callista menyentuh lengannya tadi.

JI (1) - I'm (not) PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang