part - 1

45 5 10
                                    

bayangan dua orang melaju sangat cepat di jalanan komplek perumahan yang sepi , hanya beberapa orang lalulalang. Dua orang ini bergoncengan menaiki sepedah dengan model cowo yg membawa sepedahnya dan cewe dibonceng berdiri dibelakang si cowo. Mereka seperti anak kecil jika dibandingkan dengan remaja berusia berusia diatas 17 tahun.

"Revann !!!!! Pelan-pelan ihhh !! Ngerem gk !! Gua gk mau mati muda . gua mau nikah dulu !!! Revan gua bilangin mama lo !! Buru berenti !!"

Teriakan gadis Ini tak dihiraukan oleh sahabat cowo nya bukannya berhenti , revan -cowo yang membawa sepedah- malah makin melajukan sepedahnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Revan !!!!!! Berenti" rengek gadis ini. Ia menutup kedua bola matanya cengkraman nya semakin kuat meremas bahu revan hingga membuat revan mengaduh kesakitan.

"Ishh sakit peak !! Kuku lu sakit " perempuan ini makin mencengkram bahu revan kuat-kuat. "Dinaa !! Sakit peak !!" pekik revan

Dina tersadar ia mengendurkan cengkramannya tapi tak melepas pegangan di bahu revan "lu tuh peak !! Berentiin gk sepedahnya , gua mau balik" revan memutarkan kedua matanya seringai jahat muncul tiba-tiba di bibir manisnya . ia kembali menggoes sepedahnya. Melewati taman komplek yg sepi tak ada seorangpun. "Revan !! Gua mau balik SEKARANG !!!!"

Suara cempreng milik dina menggema membuat revan oleng kekanan-kekiri.

"Din -din pegangan " dina melototkan matanya tepat di depan sepedah yang ia tumpangi ada sebuah pohon cherry . "huahhh !!! Revan awassss !!!!" teriak dina
Hingga akhirnya

Brakk !!
"Adauwwwww !!!" dina mengaduh, ia mengusap-usap kepalanya . bentar dah kok dia kaya dudukin sesuatu yg empuk ya.
Plakk ~~ sebuah toyoran mendarat di belakang kepala dina. "Awass begok . bangun !! Badan lu tuh berat"
Dina menoleh , ia melihat dirinya duduk diatas perut bidang revan. "Wkwkwk ... Lu ngapa tiduran disitu !! Dirumah lu kekurangan kasur "
Revan berdengus , segera ia bangkit membuat dina oleng dan tersungkur. "Revan !! Gua jatohh" suara cempreng dina keluar lagi. Revan melengos kemudian menjulurkan tangannya membantu dina bangkit.
"CEO goblokk !!" ucap dina. Revan menoyor kepala dina . "dari pada lu. Calon chef peak !!" mata dina membola. "Apa lu bilang " teriak dina. "LO-CALON-CHEF-PEAK !!" revan kembali mengucapkan kembali kalimat nya namun kali ini dieja dan penuh penekanan . dina melototkan matanya , ia mengerucutkan bibirnya , mengembungan pipinya.
"Revannn !!!" belom sempat dina mengakhiri kalimatnya , revan sudah berlari terlebih dahulu meninggalkan dina dan sepedahnya yg rusak berat karna mencium pohon cherry

----
Revan berlari menuju taman belakangnya . taman belakang rumahnya dan rumah dina. Rumah ia dan dina emang dari depan keliatan berbeda tapi klo dibelakang tamannya nyambung kya di film refrain. Bahkan balkon kamar dina dan revan hampir nyambung. Sekali loncat juga sudah langsung nyampe ke balkon lainnya.

"Revan kenapa lari-lari" ucap rosy -mama revan-
"Hahaha ..... Revan lagi di kejar-kejar calon chef peak !!" rosy mengernyit bingung. Tak
Lama kemudian dina datang dengan nafas berburu. Mata melotot . muka marah.
Revan menghitung secara diam-diam .
Satu-dua-tii

"Revan !!! Sumprett lo !! Lu ninggalin gua di taman komplek . udah sepeda pelek nya udah gk bulet lagi !! Udah kya anak ilang gua !!" maki dina.

"Din. Jidat kamu kenapa ???" tanya rosy tanpa menghiraukan maki-an dina. Dina memegang keningnya yg sedikit membengkak.
"Huahh mamah ..... Jidat dina sakit. Ini semua gara2 revan tuh . dia bawa sepedahnya gk bener. " adu dina
Revan berdelik. "Woo hidup lu gimik. Tadi perasaan tadi lu udah marah2 , dasar airmata buaya" dina menjulurkan lidah nya .
"Revan lain kali bawa sepedahnya hati-hati dong. Kasian adik nya nih jidat nya bengkak" ucap rosy. "Yaudah adik dina yg manis. Kaka revan minta maaf" dina tertawa lebar . ia paling suka saat-saat begini , saat revan salah trus dina mengadu ,rosy pasti membelanya. Dengan menyebut-nyebut "kasian adek nya" nahh klo sudah begitu pasti revan mengeluarkan kalimat sakti "yaudah maafin kaka revan ya adek dina yg manis" .
---

Revan mengusap pelipisnya . ia melepaskan kacamata minus yg bertengger dihidung mancungnya. Sesekali ia menyenderkan badanya dikursi yg empuk.

Alunan lagu happy milik pharell william mengalun memecahkan keheningan di ruangan khusus CEO ini

"Hallo"
"..."
"Apa ?? Mau jelasin apa lagi ??"
"..."
"Trus aku peduli ?? Udah gua bilang kita PUTUS"

KLIK. Sambungan telvon terputus secara satu pihak.
Revan membanting telvon kesal, argggttt revan teriak kesal. "Hhhh cewe gk tau diri" maki revan

Ia menatap foto background di laptopnya. Foto ia bersama dina. Seketika senyum dia mengembang. Segera revan mengambil telvon genggam nya kembali.

"Hallo dina"

----

Dina sedang asyik meminun popice rasa sirsak kesukaan nya. Tak peduli kedua sahabat nya. Faras dan vany yg sedang bertengkar seperti biasa.

Dering telvon dina berdering seketika.

"..."
"Hmm"
"...."
"Iya lu ke kampus milik lu ajah"
"..."
"Gk usah tawa lo. Udah kesini ajah gua lagi kekantin"

Dina memutuskan telvon nya. Menggeletakan handphone nya kembali

"Siapa din ??" tanya gadis tinggi berkulit coklat berhidung mancung -faras-
"Sahabat gua yg sering gua ceritain. Revan" sahut dina. "Anak kampus apa " sekarang yg nanya gadis berambut coklat bertubuh putih tapi agak pendek. Lebih pendek dari dina dan faras -vany- "dia udah lulus kuliah di inggris. Sekarang mah udah kerja" vany manggut-manggut. "Trus sekarang dia kerja apa ??" tanya faras lagi
"Jadi CEO di kerish group" mata faras dan vany melotot.
"Busettt ..... Kaya amat dong" ucap vany berapi-api. Dina hanya mengangkat bahu.
"Keceee" dina berdelik kaget. "Gimana lu bisa bilang kece. Liat ajah belom" semprot dina. "Apaan si lu . orang gua liat tuh cowo" tunjuk vany.

Dina melihat arah tangan vany. Menangkap satu titik. -revan-

"Gila-gila ... Kece parah itu mahh . eh-eh dia nyamperin penampilan gw okeh gk" faras merapihkan tatanan rambut nya. "Udah okeh-udah okeh . gw gimana ??" tanya balik vany. Faras mengacungkan kedua jempol dia.

"Pagi dina" sapa revan
Ia mengelus pucak kepala dina lalu mencium keningnya. Ets jangan salah paham ya, dina dan revan memang sering seperti ini. Revan suka mencium pucak kepala dina atau pipi dina. Tidak lebih dari itu.
"Pageeee" ucap dina ogah-ogahan. "Sewod amat si setiap ketemu gua" ucap revan. ia menarik kursi disamping dina. "Nghh gk usah sok polos dehh"
Revan mengangkat bahu , kemudian pandangannya beralih ke dua perempuan yg dihadapannya. Menatap revan tanpa kedip.
"Mereka temen lu din ??" tanya revan. "Kenalan ajah sendiri. Kasian tuh udah mangap-mangap kya ikan kekurangan air , apalagi tuh bibirnya , udah ngences-ngences" revan terkekeh mendengar ucapan dina. "Hayy .... Kenalin . gua revan. Revandi venno kerish"

Kedua gadis itu tetap gk bergeming. Menatap revan tanpa kedip

Brakk... Dina memukul meja . hingga membuat faras dan vany terlonjak kaget.

"Nggtt ... Gua . faras. Maugyh Farasantika"
"Gu-gua vany. Vanila keyra"

"Senang berkenalan dengan kaliann " ucap revan.
"Gue . sweetdina afra yudistira . panggil ajah cantekss" kata dina seperti menyindir faras dan vany. "Klo manggil beipzz boleh gk ??" revan mengedip-ngedipkan matanya. Membuat faras dan vany teriak ditahan. "Boleh-boleh-boleh"

Setelah keadaan mencair. Faras dan vany bisa mengontrol dirinya. Nghh gk juga si, buktinya mata kedua orang itu tetap memandangi revan tanpa kedip. Seakan klo kedip revan hilang bagai kabut.

"Yankk ... Nonton yuk . gk ada kelas lagi nihh guehh" ucap dina. "Ayokk cintahh" revan tertawa, sepertinya kegilaan dina dan revan kambuh.

"CEO gila"

TBC

Cerita pertama diwattpad, jika ada yang salah, maafkan:) vomment sangat dibutuhkan:)

Bestfriend And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang