Prolog

590 52 6
                                    

Seorang namja berlari dengan langkah lebarnya menyusuri trotoar jalanan yang kala itu penuh dengan lalu-lalang orang. Tangan kanannya menggandeng tangan seorang yeoja manis yang juga tengah berlari bersama dirinya. Sesekali keduanya menengok ke belakang untuk memastikan sesuatu hal. Nafas mereka memburu tak beraturan. Kaki mungil yang mereka miliki ternyata mampu menciptakan langkah lebar yang saat ini memang sedang mereka butuhkan.

"Tuan muda berhenti !"

Sang namja semakin mempercepat larinya. Tangan kanannya semakin erat pula mencengkeram pergelangan tangan yeoja di sampingnya.

"Haahh.. oppaa.. aku lelahh."

Yeoja manis yang memiliki paras wajah hampir sama dengan namja yang menariknya itu mulai merasakan lelah. Peluh di sekujur wajahnya semakin nampak terlihat menghiasi kulit putih tersebut.

"Bertahanlah noona.. kau harus kuat."

Dengan nafas yang tak kalah memburu, namja dengan tinggi badan yang tidak bisa dibilang proposional itu melirik yeoja manis tersebut. Dalam hatinya sungguh dia tak tega melihat gadis yang berlari bersamanya itu harus kelelahan seperti ini. Tapi dia tak punya pilihan lain lagi. Ia harus tetap lari membawa gadis itu dari kejaran beberapa orang yang saat ini berada tak jauh dari mereka.

"Disini.. cepat.."

Setelah melewati kerumunan orang-orang yang ada di depan sebuah cafe, namja kecil itu menarik sang yeoja masuk ke sebuah lorong sempit.

"Oppa.."

"Noona.. ayolahh kita bersembunyi dulu disini."

Sang yeoja hanya pasrah. Tubuhnya sudah terasa lemah. Ia terima setiap tarikan dari namja yang sejak tadi menarik tangannya itu. Kali ini namja itu membawanya menaiki sebuah tangga yang berada tepat di samping bangunan sebuah cafe.

BRUK

"Aarrrgghh.."

Yeoja cantik itu terjatuh dari langkahnya. Tubuhnya yang sudah tak bertenaga sepertinya sudah tak mampu lagi menegakan kedua kakinya. Sampai-sampai ia terjatuh tersandung dengan salah satu anak tangga.

"Noona.. gwenchana ?" Namja itu tersentak kaget saat dlihatnya yeoja yang sejak tadi berada dalam genggamannya itu sudah terduduk di anak tangga. Tangannya langsung memegang kedua bahu yeoja itu. Dilihatnya raut wajah cantik yang sudah dihiasi oleh keringat itu dalam-dalam. Sorot mata di wajah itu sungguh membuat hatinya merasa teriris. Ia tak sanggup lagi melihat gadis itu harus kelelahan seperti ini.

"Ku mohon bertahanlah. Percaya padaku semua akan baik-baik saja."

Mata indah itu akhirnya menitihkan airmata. Membasahi pipi mulus yang kini sudah tampak kumal oleh debu-debu jalanan.

"Palli.. kita sembunyi dulu disana. Palli noona.. mereka sudah dekat."

"Pergilah.. ka... kaa...!"

Tangan mungil yang sejak tadi mencengkeram pergelangan tangannya itu kini ia hempaskan kencang. Yeoja itu menyuruh sang namja untuk pergi, meninggalkan dirinya.

"Noona.."

"Yaa! Tuan muda !"

"Noona.. cepatlah.. palli.." Sang namja kembali meraih tangan yeoja itu. Tapi untuk kedua kalinya dia menepis tangan itu lagi.

"Sembunyilah cepat ! Aku akan mengurus mereka. Kaa !"

"Tapi.. taappii..."

"Kaa!"

Dengan penuh perasaan ragu namja itu menggerakan kakinya kembali. Satu langkah ia bergerak mundur. Ditatapnya yeoja yang berparas wajah hampir sama dengan paras wajahnya itu dengan tatapan bingung. Dia tak tau harus bagaimana. Tubuhnya mulai bergetar hebat. Rasa takut serta perasaan bingung yang menyelimuti dirinya membuat akal sehatnya menjadi kacau.




Love HangoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang