Chapter 5

359 47 3
                                    

Dua hari sudah Jinny menghabiskan waktunya di rumah sakit, tempat dimana dia harus bertemu dengan jarum suntik dan obat-obatan di setiap waktunya. Menghirup aroma khas rumah sakit yang tercampur dengan bau obat-obat medis yang selama ini sudah sangat bersahabat sekali dengan indera penciumannya. Dua hari tiga malam, bagi yeoja cantik itu sudah seperti satu minggu lebih atau bahkan hampir seperti satu bulan. Waktu terasa begitu lama saat dia harus berbaring di atas ranjang sempit rumah sakit dengan infus yang terus menancap di tangan kecilnya.

Bosan, sudah pasti ia merasa bosan. Apalagi saat Jinhwan harus bekerja dan meninggalkannya sendirian di ruang rawat. Ini bukan pertama kalinya dia harus menginap di rumah sakit, mungkin ini sudah yang ke lima puluh kali untuknya bermalam di tempat ini selama perjalanan hidupnya. Dan Jinny sudah sangat muak dengan hal itu. Dia bukanlah tipe orang yang mudah untuk mematuhi pantangan-pantangan dari dokter untuk kesembuhan dirinya sendiri. Bisa dibilang dia memiliki sifat yang sangat bandel. Tidak hanya sekali dia membuat dokter yang merawatnya kepusingan karena ulahnya yang selalu kabur-kaburan pergi dari ruang rawat. Menghilang begitu saja di saat jam istirahat pasien. Atau pergi dari rumah sakit sebelum dokter memberi ijin atas waktu rawat inapnya yang sudah habis.

Yaa.. seperti kali ini. Jinny melakukannya lagi. Dia kabur dari rumah sakit tanpa izin dokter yang merawatnya.

"Hahh.. untung saja bocah itu meninggalkan dompetku disini."

Jinny tersenyum bahagia menatap dompet berwarna pink miliknya yang ada ditangan. Ia baru saja selesai mengurus biaya administrasi yang ternyata belum diselesaikan semuanya oleh Jinhwan.

"Pasti anak itu lagi-lagi memakai dana terlarang yang haram untuk disentuh itu. Aaiisshh berapa kali harus ku bilang padanya untuk tidak menyentuh sepeserpun uang terlarang itu. Awas saja nanti, siap-siap kau mendengar ceramah panjangku Kim." Wajah cantik Jinny berubah menjadi terlihat galak. Sorot matanyapun mulai terlihat mengerikan.

Bayang-bayang sosok Jinhwan saudara kembarnya berputar di angannya. Sebentar lagi dia siap untuk menerkam namja mungil itu.

Dengan langkah lebarnya ia kemudian berjalan menuju pintu utama rumah sakit. Tentu saja dia sudah tidak sabar ingin segera menghirup udara luar di pagi hari yang cerah ini. Melihat ramainya jalanan kota yang selama ini selalu menjadi pemandangan favoritnya. Mendengar deru suara mobil dan suara klakson yang bersahutan. Mungkin bagi orang lain, itu adalah pemandangan yang sangat menyebalkan untuk di lihat. Tapi entah mengapa, Jinny malah sangat menyukai hal itu. Dia juga sangat suka melihat lalu lalang orang di trotoar jalan. Dari itu dia bisa melihat sesi perbedaan manusia di dunia ini. Kesibukan mereka yang berbeda-beda dengan karakter diri mereka yang berbeda-beda pula.

"Haahhhh..." Jinny menghembuskan nafasnya keras-keras sembari sedikit merentangkan kedua tangannya saat ia sudah tiba di luar gedung rumah sakit. Pandangannya langsung berputar berkeliling jalanan.

"Selamat pagi semua.. akhirnya aku bisa bertemu dengan kalian lagi." Serunya kepada semua hal yang ia tangkap dengan kedua matanya. Bibir mungilnya mengembang membentuk senyum manis di wajah cantiknya.

"Ayo kita pulang untuk bersiap-siap ke kampus. Sepertinya aku merindukan suasana kampus."

Senyum Jinny semakin merekah lebar. Ada sedikit senyum jail disana. Tentu saja karena sebentar lagi dia akan ber-ulah. Ber-ulah nakal yang sepertinya akan membuat Jinhwan kelimpungan.

Jika dua hari di rumah sakit terasa begitu lama bagi Jinny, tidak untuk Jinhwan. Bagi Jinhwan dua hari Jinny di rawat di rumah sakit seperti baru setengah hari saja. Jinhwan, namja itu akan menjadi orang yang paling sewot jika kembarannya selalu meminta untuk segera keluar dari rumah sakit. Bukan dia tidak menginginkan Jinny agar bisa segera keluar dari rumah sakit. Tapi dia hanya menginginkan saudara kembarnya itu keluar dari rumah sakit dengan keadaan yang sudah benar-benar pulih total dari sakitnya. Jadi selama ini saat Jinny harus dirawat di rumah sakit, Jinhwan sangat protektif sekali dengan waktu yang harus di ambil untuk Jinny beristirahat di sana. Tidak peduli itu lebih dari satu minggu, jika memang itu waktu yang di anjurkan dokter untuk Jinny beristirahat total di rumah sakit, tak apa. Jinhwan malah senang. Berarti saudara kembarnya itu benar-benar bisa beristirahat memulihkan kondisinya dengan baik.

Love HangoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang