Almeera Sabhira Nazeefah

27.2K 759 40
                                    

Short Story-Real Story
(One Part)

Cerita ini diadaptasi dari kisah nyata. Ada penambahan dan pengurangan di beberapa bagian jalan ceritanya.

***

Hidup menjadi seorang anak laki-laki pedesaan membuatku bebas melakukan apapun. Dari bermain di Sawah, Mandi di Sungai yang masih sangat jernih, dan terkadang sesekali mencuri Mentimun atau Tomat di Kebun milik Petani lokal disini. Yang tidak Semua hal yang menyenangkan itu membuatku merasakan masa remaja yang benar - benar menyenangkan. Berbeda dengan Suasana ala Perkotaan dengan Asap Kendaraan, Lingkungan Kumuh, dan Udara yang tidak sehat. Belum lagi banyaknya Limbah Pabrik disana-sini dengan penanganan yang salah semakin membuat suasa Kota berbeda dengan di Desa.

Namaku Arkan Said Ramadhan, biasanya dipanggil Arkan oleh Orang Tua dan Teman-temanku. Usiaku sudah tujuh belas tahun dan sekarang aku bersekolah di sebuah Sekolah Islam tingkat Sekolah Menengah Atas. Sebentar lagi aku sudah lulus dari Sekolah dan berencana untuk bekerja ikut dengan Teman di luar Pulau. Tentunya dengan segala pertimbangan yang ada mau tak mau aku harus berangkat. Jika aku bekerja menjadi Buruh atau Petani di Desa ku yang terpencil ini, maka aku tidak akan bisa berkembang. Belum lagi Ibu ku yang sakit-sakit'an membutuhkan banyak biaya untuk berobat. Mengandalkan Bapak yang hanya menjadi Buruh di Sebuah Pabrik Gula ku rasa akan sangat berat. Bapak tidak hanya harus membiayai pengobatan Ibu, tapi juga kelangsungan hidup Adik perempuanku yang bernama Asti. Asti berusia lima tahun di bawahku. Meski ia masih terbilang kecil, tapi karena tubuhnya yang bongsor itu, membuatnya nampak tiada berbeda denganku. Perbedaan kami hanya terletak pada warna Seragam saja, dia memakai Rok Biru dan aku Celana Abu-Abu.

Jika aku meninggalkan Desa ini menuju ke luar Pulau, resiko tertinggi yang ku ambil adalah meninggalkan Kekasihku, Almeera. Kami mengenal sejak kecil karena Rumah kami yang tidak begitu jauh jaraknya. Selain tidak jauh, Rumah kami juga masuk dalam satu Desa. Almeera berusia sama denganku, kami bahkan satu kelas. Hampir setiap harinya kami berangkat Sekolah bersama dan pulang bersama dengan berjalan Kaki. Seperti banyak orang Desa lakukan, berjalan Kaki adalah aktivitas wajib disini sebab untuk membeli Motor membutuhkan biaya yang banyak. Apalagi Bapak selalu mengatakan kepadaku daripada membeli Motor lebih baik membeli Sapi atau Kambing saja. Jika sudah besar bisa dijual dengan untung berlipat ganda. Ya itulah pemikiran rata-rata warga desa tempat tinggalku.

Hanya saja keinginanku untuk pergi keluar Pulau belum pernah sama sekali ku utarakan kepada Almeera. Kenapa aku tidak mau mengatakan kepada Almeera? Jawabannya adalah karena aku tidak mau Almeera menahan kepergianku dan bisa saja nanti dia merengek agar aku tidak pergi. Padahal jika aku disini, aku tidak akan bisa dengan cepat meminangnya. Kalau di luar Pulau kan penghasilanku akan lebih banyak dan aku bisa dengan cepat meminangnya. Ah biarkan saja lah, nanti suatu saat akan ku katakan kepadanya mengenai keinginanku. Lagipula masih ada waktu kurang dari sepuluh bulan untuk bersamanya, melihatnya tersenyum, dan tentunya memadu kasih dengan Almeera.

"Mas, kok diem?"

"Anu dik, aku gak papa kok."

Kami sedang duduk di Kantin sekolah. Jangan pernah menafsirkan Kantin di Sekolah ini seperti acara Sinetron remaja berbau dewasa yang ada di Televisi ya. Kantin yang penuh dengan makanan yang enak, tempat yang bagus, dan terkadang tertutup layaknya ruangan ber - AC. Di Sekolah ini, Kantin nya hanya menjual jajanan ringan ala khas desa ku dan minuman semacam Teh manis dan air putih saja. Tidak ada yang istimewa, hanya seperti itu. Jauh dari pandangan orang pada umumnya tapi aku tetap mensyukurinya.

"Kalau kamu selesai Sekolah mau melanjutkan Kuliah ke Kota atau bekerja, dik?"

"Belum tahu Mas, mungkin aku mau melanjutkan Kuliah ke Kota. Lagipula kalau disini mana ada Perguruan Tinggi. Paling dekat juga masih dua jam dari sini. Lebih baik aku sekalian saja ke Kota besar. Kalau Mas sendiri?"

Almeera Sabhira Nazeefah ( Cerpen-Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang