Musim silih berganti, waktu terus berjalan. Kesibukan Lyana membuatnya tak terasa dua tahun hampir berlalu. Lyana beranjak dari duduknya, kemudian berdiri mengambil handphone yang diletakkan di nakas. Melihat keseriusan Al dalam meniti karier disc jockey selama ini dan menata masa depannya sendiri, membuat Lyana yakin jika Al mampu mempertanggungjawabkan komitmennya yang akan menikahinya usai kembali ke Jakarta.
Berjauhan dengan Al membuat Lyana menyadari jika perasaannya ini adalah nyata dan tak hanya sesaat. Di sebuah akun pribadinya, Lyana mem-posting sebuah foto yang dia tujukan untuk Al. Dengan sebuah caption : 'The distance no longer be prohibitive for us, but the distance teach fidelity and taught us the meaning of unity.'
Senyum mengembang di bibir Lyana ketika melihat layar flat-nya, memerhatikan foto dirinya yang sedang mengenakan kaus hitam, bagian depan kotak putih dia tulis sebuah nama Lyana♥Al.
Aku percaya, Tuhan telah menyiapkan rencana yang indah untuk kita, batin Lyana mengelus layar handphone-nya.
Saat Lyana ingin meletakkan handphone-nya di nakas, sebuah notif masuk. Lalu dia membuka dan ternyata itu dari akun Al.
Cepat pulang, aku sudah merindukanmu. Aku di sini menunggumu.
Bagaikan disiram air dingin di tanah gersang, hati Lyana terasa sejuk dan dia merasa sangat bahagia, ternyata Al masih sabar menunggunya kembali.
Lyana seakan terbang di taman asmara yang penuh bunga-bunga indah. Senyum terlukis di bibir manisnya. Inikah jawaban Tuhan atas penantian dan kesabarannya selama ini? Karier yang dia inginkan berjalan sesuai dengan harapan dan rencananya. Pria yang dicintai masih sabar dan setia menantinya, this is a perfect.
Aku pasti akan kembali. Tapi kamu jangan nakal, ya?
Al terkekeh saat melihat balasan dari Lyana.
Enggak kok, mata aku aja yang ngelirik dikit. Tapi hatiku tetep masih terjaga buat kamu.
Balas Al kepada Lyana, sedikit bergurau untuk menghibur dirinya sendiri dan pujaan hatinya yang jauh di sana.
Di studio tempat Al bekerja, dia menyandarkan tubuhnya di kursi, sejenak meregangkan otot dan otaknya karena hampir seharian ini dia habiskan waktu untuk mencampur musik.
"Al, gimana persiapan untuk acara viral fest ASIA minggu depan? Apa kamu sudah persiapkan?" tanya Heldy yang sedang serius membantu Al mencarikan musik yang cocok untuk acara promosi sebuah produk motor di kota Surabaya besok.
Tak ada sahutan dari Al karena dia sibuk memerhatikan handphone-nya. Heldy menoleh melihat Al sedang cengar-cengir sendiri menatap layar flat-nya. Heldy menarik napasnya dan menggeleng.
"Lama-lama kamu gila, Al," cerca Heldy menyadarkan Al.
"Apaan sih, Om," sahut Al menoleh kepada Heldy yang mematikan komputernya.
"Om mau pulang, besok kita bahas lagi aja deh. Puas-puasin dulu pacarannya sama HP kamu." Heldy merapikan bawaannya sedangkan Al sibuk terkekeh karena membaca setiap balasan dari Lyana.
Heldy hanya tersenyum dan menepuk bahu Al lalu keluar dari studio Al. Saat Heldy keluar, dia berpapasan dengan Maya.
"Hai, Kak," sapa Heldy ramah.
"Hai, baru selesai? Gimana persiapan buat acara viral fest ASIA-nya?" tanya Maya menghampiri Heldy dengan secangkir teh di tangannya.
"Sejauh ini kami enggak ada kesulitan, semua berjalan lancar. Al juga menikmati aktivitasnya dan enggak pernah mengeluh," jelas Heldy yang selama ini memang Maya percayakan untuk mendampingi Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disc Jockey (KOMPLIT)
Non-FictionAl, pemuda yang berbakat sebagai DJ profesional, dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Lyana, tetapi di waktu yang bersamaan Al masih punya kekasih, Lisa. Lantas bagaimana dia menyikapi perasaan cintanya kepada Lyana?