Part 3

8 0 1
                                    

Sorry guys kalo banyak typo, namanya juga manusia kan gak ada yang sempurna, sorry juga karna update nya lama, karna banyak tugas sekolah jadi nya sekarang baru update

Oke, happy reading guys.........

_______________________________

(Author POV)

Setelah Evi dan Mizan saling bertatapam cukup lama, mereka saling membuang muka ke arah kakak OSIS yang ada di depan lapangan

"PERHATIAN SEMUA!!!!" Teriak salah satu kakak OSIS yang ada di depan lapangan

"SEKARANG KALIAN BERBARIS YANG RAPIH" Kata kakak OSIS tersebut

Dan semua kakak OSIS memeriksa seluruh perlengkapan siswa-siswi yang mengikuti MOS

'Mampus, gue lupa bawa name tag' Gumam Evi dalam hati

Satu-persatu siswa-siswi di periksa perlengkapan nya. Salah satu kakak OSIS telah mendekati Evi dan memeriksa perlengkapan nya

'Mati gue' Gumam nya lagi

"Kenapa gak bawa name tag? Hah??!" Kata salah satu kakak OSIS yang memeriksa perlengkapan nya tadi

"Sa...saya lu....lup...pa kak" Jawab Evi gugup

Tanpa ba-bi-bu, kakak OSIS tersebut menarik lengan Evi paksa

"Kak, ini ada yang gak bawa name tag" Kata kakak OSIS tersebut sambil melepaskan tangan Evi yang sedikit kesakitan karna tarikan tangan kakak OSIS tersebut

"Mana name tag kamu??!" Kata kakak OSIS yang bernama Riska tersebut

"Ma...maaf kak, s...saya lup...pa bawa" Kata Evi yang masih gugup

"KENAPA BISA GAK BAWA??!!!" Teriak Riska sampai terdengar hingga seluruh lapangan dapat mendengar nya dan melihat apa yang terjadi

'Apes banget sih gua hari ini' Gumam Evi, ingin rasanya dia lari saat itu juga, tetapi kaki nya terasa kaku untuk berjalan saja susah

"KALO ADA ORANG YANG NGOMONG TUH DI JAWAB" Bentak Riska lagi. Evi mati kutu sekarang, dia tidak tau mau jawab apa

"Oke..... kalo lo gak mau jawab, sekarang lo ikut gue" Kata Riska sambil menarik lengan Evi. Lagi

Evi hanya bisa meringis kesakitan karna lengan yang di tarik paksa oleh salah satu kakak OSIS yang tadi menariknya ke lapangan, dan sekarang lengan itu di tarik LAGI oleh kakak OSIS yang bernama Riska tersebut

Dan akhirnya lengan Evi dilepas oleh Riska

"Ini di tempat tongkrongan anak yang bandel dan mereka gak mau ke kelas mereka masing - masing, jadi tugas lu adalah......"

"Suruh mereka semua ke lapangan, SEKARANG!!!!" Kata Riska yang sempat berteriak tapi tidak ada yang mendengar, sepertinya

"T...tapi kak, me...mereka kan kak...kakak kelas" Evi mengidik ngeri sekarang

"Oke, kalau lu gak mau, masih ada opsi kedua. Ayo ikut gua" Kata Resti sambil memegang lengan Evi tapi tidak seperti tadi

Mereka pun mengarah ke ruangan OSIS dan disana ada salah satu kakak OSIS yang sedang tertidur di meja nya

"Nah, lo udah liat kan ada siapa di situ?" Kata Resti sambil menunjuk kakak OSIS yang tertidur tersebut

"Iya kak, saya lihat"

"Nah, tugas lo sekarang, bangunin dia dan suruh dia ke lapangan. Kalo gak mau juga, gua bakal kasih opsi ketiga, yaitu nyanyi di lapangan. Gimana?" Jelas Riska yang membuat Evi lebih memilih opsi kedua ketimbang opsi ketiga

"Iya kak, saya memilih opsi kedua saja"

"Oke, waktu lu bangunin dia hanya 15 menit, dimulai saat gua keluar dari ruangan ini"

Dan Resti berjalan menuju pintu ruangan OSIS

"Dan waktu lu dimulai dari.... sekarang" kata Riska sambil menutup pintu ruang OSIS

Dan di ruangan tersebut hanya ada Evi dan kakak OSIS yang sedang tidur tersebut

Evi mendekati nya dan Evi menepuk pundak kakak OSIS tersebut agar bangun

"Kak... kakak..... kakak bangun kak..." kata Evi selembut mungkin agar kakak OSIS tersebut tidak terkejut

Setelah beberapa menit kakak OSIS tersebut tidak bangun - bangun juga, akhirnya Evi mendekati telinga nya dan...

"KAKAK....... BANGUN KAK....!!!!" Teriak Evi sekencang mungkin dan hal tersebut sukses membuat kakak OSIS itu terkejut dan bangun dari tidur nya

"Eh, lo siapa sih? Napa lo bangunin gua. Hah??" Bentak nya karna jeritan Evi tadi

"Ma... maaf kak, soalnya tadi saya disuruh kakak OSIS buat bangunin kakak dan ngajak kakak ke lapangan sekarang"

"Gua males..., bilang aja sama mereka gua capek" Jawab kakak tersebut sambil memposisikan untuk tidur kembali

"Kakak......, please donk jangan tidur lagi..., aku mohon kak" mohon Evi agar dia tidak tidur lagi

"Emang apa urusan nya sih gua tidur sama lo?"

"Karena aku lagi dihukum sekarang kak"

"Lo dihukum? Pasti gak bawa name tag"

'Koq dia bisa tau kalo gua gak make name tag'

"Gua liat dari perlengkapan lu, jangan kepedean lu" Kata nya ketus

'Koq dia bisa baca pikiran gua sih?'

"Gua bukan bisa baca pikiran, tapi emang gua tau. Yaudah, mending sekarang kita keluar aja, kasian gua liat lu dihukum gak jelas sama Riska" Kata nya sambil menarik lengan Evi tapi lembut

Sampai di lapangan, mereka jadi pusat perhatian anak - anak MOS

"Akhirnya...... Denis keluar juga. Kalo bisa, tiap MOS gua bawa aja dia" Ucap Riska sambil menunjuk ke arah Evi

Evi masih bingung, sebenarnya apa hubungan nya dia dengan MOS?

"Udah, lo ke lapangan lagi sana. Biar gua aja yang urus si Riska" Ucap Denis menyuruh Evi untuk kembali ke barisan nya semula

Sesampai nya di barisan, dia langsung dihujani pertanyaan dari Vannesa

"Vi, lo tadi abis ngapain? Lo gak kenapa - napa, kan? Lo baik - baik aja, kan? Lo emang disuruh apa sama kakak OSIS?" Pertanyaan Vannesa yang membuat kepala Evi ingin meledak sekarang

"Udah Van, gue gak kenapa - napa, gua cuma disuruh buat ke ruang OSIS dan suruh bangunin kakak OSIS yang di sebelah gue tadi" Jelas Evi

"Ohh iya, btw kakak OSIS yang tadi di sebelah lo namanya siapa? Tadi pas dia tidur ganteng gak?" Tanya Vannesa

Kalo soal cowok, Vannesa selalu gak mau kelewatan soal CoGan alias Cowok Ganteng di sekolah nya dulu

"Kepo banget sih lo, biasanya juga lu juga tau segalanya tentang Cogan sekolah, tumben lo gak tau Cogan di sekolah ini"

"Ihh.... kasih tau gua napa, gua kan baru masuk, mana dia ganteng banget, senyumnya manis, tinggi nya perfect, siapa coba yang gak suka sama Cogan kayak gitu?"

"Gua"

"Hah??!! Serius lo??!!" Tanya Vannesa sedikit berteriak

"Heh, pelanin napa suara lo, entar kakak kelas tau bisa berabe kita"

"Eh, gua baru inget. Sorry ya Vi, gua keceplosan"

"Udah keseringan lu keceplosan kayak gitu"

"Iya deh iya. Eh, kakak OSIS yang tadi disebelah lu siapa? Lu mah gak mau jujur sama gua" Kata Vannesa sedikit memaksa

"Hadeh..... males banget gua ngasih tau lo, ntar aja deh"

"Bener ya??? Janji ya??? Awas aja lo sampe boong gua jitak pala lo"

"Iya iya, bawel banget sih jadi cewek"

"Hehe...."

To Be Continue
_____________________

VizanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang