1. Meet

25 3 0
                                    

"Aww!" teriak seorang gadis dari pinggir lapangan basket.

"Eh sorry, lo gapapa?" tanya tersangka pemegang bola terakhir yang mengenai kepala gadis itu.

"Yaya gapapa kok," balas gadis itu sambil mengelus kepalanya.

"Nama lo? Bukan modus kok cuma biar gue bisa bantuin lo kalo lo butuh mungkin."

"Levriana, panggil aja Levi. Dan gak usah repot-repot gue gapapa," balas Levi tersenyum.

"Oke, gue Maverick Mattherns, panggil Erick, ketua OSIS, kapten basket, koordinator band sekolah. Kalo butuh bantuan gak usah sungkan bilang gue," ujar Erick panjang lebar seraya tersenyum jahil dan kembali berjalan ke arah lapangan.

Sombong. Playboy. Tukang modus. Jahil. Bad boy. Ganteng. Begitulah first impression Levi buat Erick.

Cantik. Cantik. Cantik. Baik. Senyumnya manis. Begitulah first impression Erick buat Levi.

Dan mereka berdua tidak puas bila tidak memastikan sendiri apakah first impression mereka adalah fakta.

"Lo abis kena bola langsung linglung apa gimana? Gue dari tadi ngomong sama tembok kayanya," ujar Cania sahabat satu-satunya Levi. Mereka berjalan di koridor sekolah menuju ke kelas XI-IPS-2.

"Eh iya, ngomong apaan? Kurang fokus," balas Levi sambil nyengir.

"Lo abis makan apa bisa kena bolanya Erick? Gue kan juga mau," Cania memutar bola matanya.

"Lo pengen kena bola? Sini gue timpuk."

"Kalo dari Erick diapain juga gue mau."

"Najis."

"Pikirannya dijaga ya."

"Kata-kata lo ambigu."

"Please Lev, lo kena bola cowo paling ganteng satu sekolah. Diajak kenalan. Disuru minta bantuan. Ngomong dengan jarak 15 senti. Kurang bahagia apa lo?" ujar Cania panjang lebar sambil menggenggam kedua bahu Levi.

"Alay," balas Levi seraya berjalan lebih cepat meninggalkan Cania yang masih berandai-andai.

"Yaoloh hati lo terbuat dari apa? Itu es gak luntur-luntur gimana ceritanya? Diajakin ngomong cowok seganteng dia kok gak leleh sih?" Cania mengejar langkah Levi sambil mengomel.

"Liam Payne aja belom tentu lelehin pertahanan hati gue, apalagi badboy cem dia," balas Levi cuek seraya duduk di kursinya di kelas.

"Waw hebat ya cowok lo. Eh, mantan si."

"Shut up."

Levi yakin seorang badboy tidak akan meruntuhkan pertahanan hatinya yang telah dia bangun sejak kepergian cinta pertamanya.

***

Erick baru saja mengeluarkan mobilnya dari parkiran sekolah ketika senja telah datang disertai rintikan hujan yang kian menderas. Hampir meningkatkan kecepatannya, Erick menoleh dan melihat Levi berteduh di halte bus depan sekolah.

Erick menghentikan mobilnya di depan Levi dan turun menghampirinya.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Erick tanpa basa-basi.

"Gojek," balasnya cuek tanpa memandang Erick.

"Gila lo ujan-ujan naik gojek? Gak takut begal?"

"Gak."

"Wow," Erick memasang muka kaget yang dibuat-buat.

"Alay," bisik Levi terlebih pada diri sendiri.

"Eh, gue denger ya," sahut Erick sinis.

"Biarin aja," bisik Levi lagi.

"Waow gue denger lagi," Erick berkacak pinggang di sebelah Levi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 11, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

If You StayWhere stories live. Discover now