♡ Yoona Pov
Ketika kau mengatakan padaku, bahwa aku hanyalah masa lalumu. Aku puas. Setidaknya kini aku tak lagi merasa canggung disaat berada didekatmu. Tapi kini, kulihat kau bersama wanita lain. Aku berharap puas, dengan begitu akan lebih mudah untukku melupakanmu. Tapi kenapa? yang terjadi malah air mata ini mengalir dengan sendirinya.
Kulalui hari-hariku dengan penuh pertahanan. Bertahan agar tidak merindukanmu. Walau tetap saja, jantungku tetap berdebar walau kau berada jauh disana.
Kita yang terpisahkan beberapa meja kerja. Kita yang tak lagi saling tatap. Kita yang nyaris tak saling kenal. Luar biasa usahaku untuk melupakanmu. Termasuk dengan niatku untuk keluar dari pekerjaan ini. Bertemu denganmu setiap harinya, berada diruangan yang sama denganmu, kurasa hanya akan mempersulitku untuk melupakanmu. Ya benar sekali, aku harus segera keluar dari sini.
--
♡ Sehun Pov
5 tahun lamanya kulalui hidup ini tanpanya. Menahan diri untuk tidak menghubunginya, apalagi melihatnya. Hanya selembar foto ini yang kupunya, foto dirinya yang masih aku simpan di sela dompetku.
Merasa bahwa aku sudah siap kembali. Dan memilih meninggalkan kota ini. Ya, akhirnya aku kembali ke Seoul setelah 5 tahun lamanya menetap di Jepang.
Aku juga sudah siap bekerja di sebuah perusahaan ternama di Seoul. Mungkin nantinya aku akan bertemu dengannya, karena yang aku ketahui, dia masih berada di Seoul. Tapi kurasa aku dapat mengatasinya. Aku hanya perlu berpura-pura tidak mengenalnya. Huh. Pasti akan sangat menyakitinya. Tapi aku tidak ada pilihan lain. Lagi pula aku juga sudah melakukan hal yang sama 5 tahun yang lalu.
Sayangnya apa yang aku pikirkan tidak seperti kenyataannya. Keadaanku malah menjadi rumit. Dan aku sungguh tidak memiliki persiapan. Persiapan untuk bertemu dengannya, apalagi harus berada di perusahaan yang sama dengannya. Parahnya aku juga berada di ruangan yang sama.
Tidak hanya aku yang terlihat kaget, begitu juga dengan dirinya. Walau sebenarnya aku lebih ahli dalam menyimpan perasaanku. Dapatku rasakan tatapan penuh kerinduan dari wajahnya. Ingin sekali memeluk erat dirinya, tapi yang kulakukan hanya mengepalkan kedua tanganku dan sekuat mungkin menahannya. Memasang wajah asing terhadapnya. Aku berlaku normal terhadapnya bahkan terlalu asing. Juga aku sadari itu, raut kecewa di wajahnya, tapi segera aku tepis jauh-jauh.
Sebulan sudah aku bekerja disana. Sebulan juga aku dan dia berada diruangan yang sama. Dan sebulan juga kami sukses tak saling sapa. Sayangnya hal itu tak juga membuatku bisa melupakannya. Malah semakin membuatku merindukannya. Merindukan perhatiannya padaku. Merindukan senyuman diwajahnya. Merindukan tawanya. Tidak bisa, aku tidak bisa terus seperti ini. Aku harus segera mencari cara. Cara agar aku dapat mengalihkan pikiranku darinya.
Kebetulan aku mendadak populer di kantorku. Mungkin dikarenakan wajah tampanku dan tubuh atletisku. Banyak gadis yang mendambakanku. Banyak juga yang menyatakan cinta padaku. Setiap harinya aku bisa membawa pulang banyak hadiah dengan beragam isi. Luar biasa sekali bukan? Kupikir aku harus memanfaatkan itu.
Karena itu, beberapa hari kemudian kuputuskan untuk menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka. Gadis itu bernama Tzuyu. Ia gadis yang manis. Kulitnya tidak terlalu putih, rambutnya panjang terurai lurus. Ia juga sangat baik. Cara bicaranya terdengar manja, namun tidak berlebihan. Ia juga sangat perhatian padaku. Namun tetap saja, aku masih saja memikirkannya. Yoona. Sahabat masa laluku. Lalu, sebenarnya apa yang telah terjadi antaraku dan dirinya?