♡ Yoona Pov
Selang beberapa menit setelah itu pesananku tiba. Langsungku sajikan ke hadapan Sehun yang berada disampingku. Terlihat malas, tapi akhirnya ia mulai menyantap pesananku itu. Ops! Baruku sadari. Kini semua rekanku termasuk Seung Hoon tengah melirikku dan Sehun bergantian.
"Aha.. kebetulan sekali aku mengetahui seleranya.." tentu mereka tidak akan mempercayai perkataanku. Berusaha tidak menghiraukan itu, kumasukkan banyak makanan kedalam mulutku. Barulah mereka berhenti melirik kearah kami.Saat ini aku memilih berjalan kaki menuju hotel. Menikmati sejuknya udara pada malam itu. Sehun juga memilih berjalan kaki, sama sepertiku. Ah, tidak. Sebenarnya akulah yang mengikutinya. Melangkah dengan sedikit jarak dibelakangnya. Walau keadaan sedikit berbeda, tapi aku cukup bahagia. Mendadak aku teringat pada Mino. Ya, aku merindukannya. Brukk! Aku menubruk dada bidang Sehun. Ternyata aku telah termenung dan tidak menyadari Sehun yang tengah berdiri menghadapku. Dekatnya jarak kami membuatku lekas mundur selangkah.
"Kau mengikutiku?" tanya Sehun padaku.
"Ne." jawabku keceplos. "a-ani." jawabku setelah itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kulihat Sehun menatapku lama dalam diam. Seakan tengah berpikir keras. "w-waeyo?" tanyaku takut-takut.
"Kuharap kau belum melupakan perkataanku 5 tahun yang lalu." sedikit perih mendengar itu. Sehun segera berbalik dan melangkah menjauh. Entah mengapa, rasanya ingin menangis mendengar itu. Tapi segera kukuatkan diri.---
♡ Sehun Pov
Kami sedang berkumpul di kamar Seung Hoon sunbae. Masing-masing sibuk dengan pekerjaan mereka. Begitu juga denganku yang tengah serius menulis laporan mengenai lokasi yang kami singgahi tadinya. Saking fokusnya tanpa sadar malam sudah semakin larut. Ketika aku alihkan pandanganku dari laptopku. Ternyata semua rekan-rekanku sudah tertidur lelap. Termasuk gadis itu. Aku mendengus melihat itu. Tentu aku tak mungkin meninggalkannya begitu saja disana. Setelah memikirkannya hingga berkali-kali, kuputuskan untuk menggendongnya.
Membawanya kekamarnya. Sebelumnya aku sudah lebih dulu mendapatkan kunci kamarnya dari saku celananya. Kubuka pintu itu dengan susah payah. Lalu kututup dengan sebelah kakiku. Melangkah menuju kasur. Perlahan ku baringkan tubuhnya di atas kasur empuk itu. Sejenak aku terhanyut pada wajah imutnya. Reflek jemariku menyentuh wajahnya. Menepikan poninya dari keningnya. Desir hangat tersalur dari setiap sentuhan itu. Membuat jantungku kembali berdebar hebat. Segera kusudahi itu. Menyelimutinya dengan selimut dan langsung keluar dari kamar itu.
--
Ada apa denganku dan dirinya pagi ini? Kenapa kami menggunakan pakaian yang serupa? Apa dia sengaja atau ini memang hanya sebuah kebetulan. Semua rekanku sudah mulai menggoda kami dengan cibiran canda mereka. Kulihat Yoona yang malu-malu kucing seakan tergoda oleh perkataan mereka. Ingin menukar pakaian ini, tapi sudah tidak memiliki waktu. Itu karena perjalanan kami sudah kembali dimulai. Dan kali ini rekanku lainnya yang menyetir. Sedangkan aku duduk berdampingan dengan Seung Hoon sunbae di deretan paling belakang. Sedangkan Yoona tetap di kursi paling depan.
"Yak, ada apa sebenarnya diantara kalian?" bisik Seung Hoon sunbae langsung ditelingaku.
"Hyung, apa maksudmu?" ujarku pura-pura tidak paham.
"Sebulan sudah kau bekerja bersama kami. Dan sebulan sudah aku mengamatimu. Tepatnya mengamati kalian. Hyung?!" bisiknya lagi. "setahuku kau berpacaran dengan Tzuyu. Lalu siapa Yoona? Apa kau mempacari 2 orang gadis sekaligus?" perkataannya sudah melantur entah kemana. Tapi aku tak menyangka bahwa sunbae mengetahui mengenai hubunganku dengan Tzuyu.
"Kau salah paham hyung." jawabku berusaha terlihat santai.
"Ah.. jadi kau akan tetap merahasiakannya? Baiklah. Aku akan mencari tahu langsung padanya. Kau sendiri tahu, aku sangat dekat dengannya. Awas saja kau! Ah, jangan menyakitinya! Dia gadis baik-baik. Aku tahu bahwa kau playboy kelas lobster." dan kembali fokus pada jalanan. Aku hanya bisa menghela nafas panjangku.