AITE 3 (End)

20 0 1
                                    

18 Agustus 2013...

Satu tahun penuh kenangan, satu tahun yang mengajarkan aku arti cinta. Satu tahun penuh suka maupun duka. Satu tahun kau curahkan cintamu hanya untukku.

Satu tahun berlalu, hingga kau posisikan aku bukan lagi satu-satunya di hatimu. Satu tahun yang singkat bagi yang pernah menjalani lebih dari hitungan itu, namun tidak bagiku. Satu tahun bersamamu membuatku ingin selamanya bersamamu, selamanya menjadi bagian tujuan hidupmu. Namun apakah mungkin? Kau yang pernah berjanji untuk tetap bersamaku, berjanji akan menjemput ku kembali untuk hidup di masa depan. Apa aku harus menagih itu? Apa aku harus seegois itu? Tidak. Iya tidak. Sekarang aku tak butuh janji apapun dari kamu, karena pengharapanku sekarang hanya bagaimana kamu mengembalikan posisiku yang dulu tepat di hatimu, bukan orang lain.

"Rio selingkuh." Lirihku..

"Maafkan aku..." Lanjutku parau.

"Kenapa kamu minta maaf? Kamu tidak sedang berbuat kesalahan padaku."

"Maafkan aku Sivia, aku menyesal tidak mendengarkan kalian waktu itu. Aku egois, aku salah! Maafkan aku."

"Tidak Ify. Kamu tidak salah, cinta memang seperti itu. Dan seharusnya memang terjadi seperti ini. Jika kami tak cukup untuk membuatmu percaya, maka waktu dan kenyataanlah yang membuatmu percaya sekarang." Ucapnya..

"Kami tidak bersyukur karena kamu akhirnya putus dari Rio, tapi kami sebagai sahabat mu bersyukur karena kamu tahu sendiri apa yang terjadi dengan Rio. Kami mendoakan yang terbaik buat kamu, tapi lantas tidak menjadikan perpisahan kamu ini sebagai tujuan doa kami, kami hanya berharap kamu menyadari dan mengerti dari sisi mana seharusnya kamu melihat Rio." Lanjutnya..

"Aku sudah tau semuanya Sivia, aku sudah cukup kuat untuk itu, aku sudah cukup sabar bertahan untuknya, tapi apa harus seperti ini." Menangis adalah tujuanku saat ini.

"Aku rasa cukup sampai disini semuanya." Lanjut ku dengan isakkan yang tertahan. Hatiku hancur...

"Menangislah selagi sesuatu itu patut untuk di tangisi. Menangis itu kelegaan yg tak terucap atas apa yg kita rasakan. Menangislah jika membuatmu merasa lebih baik. Tapi jika menangis malah membuat kamu semakin memburuk, maka lekas hentikan tangisanmu lalu katakan pada dunia bahwa jika tak ada pilihan buruk lainnya selain menangis tolong bahagiakan aku."

Aku menangis, menangis dalam pelukan sahabatku. Aku menangis untuk melegakan seluruh penat dalam dadaku, walau tak semuanya. Setidaknya aku berbagi ini dengannya, sahabatku.

"Aku mengikhlaskannya..." Ucapku, setelah aku merasa cukup lebih baik.

"Karma berlaku bukan? Aku benar-benar ingin ikhlas sekarang.." Lanjutku.

"Ini hanya sekedar saran dariku. Jangan doakan dia agar mendapat karma, doakan saja dia agar bahagia. Jangan doakan tentang hal-hal buruk yang kamu ingin supaya terjadi ke dia. Intinya kamu ikhlaskan saja dia pergi, itu tandanya dia memang tidak cukup baik buat perasaanmu yang baik itu..."

Aku selalu suka nasehatnya. Aku selalu suka tutur katanya, walau dia sering menyebalkan tapi dia tetap sahabatku. Dan kamu...tetap yang aku cintai.. (Rio Stevano).

***

And in the end...

23 September 2014.

Semuanya berakhir. Aku dan dia tidak lagi menjadi kita..
Walau semuanya berakhir, tapi tidak dengan rasaku. Rasaku belum berakhir, pertahananku juga belum sampai pada titik lelahku. Aku masih akan terus memperjuangkan kamu, walau mungkin kamu tak ingin lagi di perjuangkan. Aku hanya akan terus bertahan sampai ketika titik lelah menjemputku. Aku akan terus menjaga rasaku sampai dimana Tuhan menghapus semua itu dari hatiku. Aku akan terus menunggu kamu sampai akhir waktu yang memberhentikan penantianku..

Aku mencintaimu... (dan selalu seperti itu).


 (dan selalu seperti itu)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





FIN ~


Okeee... Ini gaje maksimalll !!!
Sedikit curhat,
Ini terinspirasi dari kisah sahabatku (nama di rahasiakan). Ini bener-bener perasaan nyata tapi jalan ceritanya juga bener-bener aku karang abisss! Skenarionya nggak gitu, tapi supaya lebih mendramatiskan (?) yah jadilah seperti ituuu...
Dan jujur sih aku rada nggak nge-feel sama cerita ini, soalnya nggak ada konflik yang "WAHH" gitu, but it's okay.. Seperti yang tertulis di awal cerita, ini bukan cerita yang penuh konflik tapi hanya sebuah penyampaian rasa~

Dan karena ini masih tahap belajar menulis, soooooo pleaseeee!
Be smart readers guys, don't judge but give ur saran, jika berkenan silahkan tuliskan pada kolom komentar.

Terimakasih telah membaca..




Salam kece!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 06, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

And In The End Where stories live. Discover now