Minggu, 7 Agustus 2016
Tahu gak sih susahnya milih jurusan kuliah?
Kalau diibaratkan sih, milih jurusan kuliah itu seperti menunggu doi yang gak pernah peka-peka.
Apalagi terkadang pilihan yang sudah kita buat itu sering dikata-katain orang lain, bahkan gak sedikit yang mentertawai pilihan yang sudah kita buat.
Inilah yang terjadi pada diriku beberapa hari ini. Beneran, kalau disuruh ngerjain 100 soal matematika dengan milih jurusan kuliah. Aku lebih milih ngerjain 100 soal matematika. Milih jurusan kuliah memang mudah saja, tapi bagaimana kalau jurusan itu tidak sesuai dengan minat dan bakat kita?
Belum lagi banyak pikiran untuk mempersiapkan UNAS yang akan dilakukan tahun depan. Rasanya cepat banget ya. Rasanya baru kemarin itu lagi masa LOS yang pakai atribut yang aneh-aneh dan panas-panasan di tengah lapangan. Sekarang sudah maunya UNAS yang notabene masa SMAku akan berakhir beberapa bulan lagi.
Terus yang selalu menjadi pertanyaanku di setiap siang dan malam adalah mau kemana aku setelah SMA? Bingung, kesel, kecewa itu sudah menyatu di awal tahun pelajaran ini. Bingung karena harus milih jurusan kuliah yang tepat. Kesel dan kecewa karena setiap apa yang aku pilih pasti selalu ditolak oleh orangtuaku dan orang-orang di sekitarku.
Terus aku harus gimana? Katanya sih, suruh banyak doa. Tapi entah kenapa ya kalau aku setiap doa juga masih belum dapat jawabannya. Ada juga yang bilang kalau mau milih jurusan kuliah itu harus merenungkan dan bikin semacam list tentang minat dan bakatku sendiri, terus nanti tinggal lihat jurusan mana yang cocok buatku. Hasilnya? Sama aja.
Bukannya nemu jurusan kuliah yang tepat, malah ketemu sama bakat yang terpendam selama ini. Ya, baguslah masih ada hasilnya. Terus aku harus memilih jurusan kuliah dengan cara apa lagi? Tanya teman? Teman aja semuanya pada gak pernah jujur sama aku.
Tanya orangtua? Tanya saudara? Tanya tetangga? Tanya sama rumput bergoyang? Kok gak sekalian aja tanya sama batu bergoyang. Entahlah mau tanya sama semua orang di dunia ini, jawabannya itu cuma satu, yaitu tidak ada hasilnya.
Satu-satunya pribadi yang bisa aku percaya hanyalah Tuhan dan diriku sendiri. Bukan satu ya? Intinya ya aku terus berdoa aja dan banyak-banyak jujur dengan diriku sendiri. Sebenarnya aku ini mau kemana masa depanku? Mau menjadi apa? Tujuan aku hidup ini sebenarnya untuk apa?
Aku harap aku bisa menemukan jurusan kuliah yang cocok bagiku dan bisa fokus untuk mengejar cita-citaku. Pokoknya, aku ingin hidupku ini bisa menyenangkan semua orang di sekitarku; orang tua, keluargaku, sahabatku (emang ada?), teman, guru-guru di sekolahku, dan pokoknya bagi semuanya deh, termasuk bagi orang yang aku cintai nantinya (tahu kan maksudnya?), terutama juga untuk Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Author
Non-Fiction"My life, my adventure. Make your life have valuable and meaning for yourself and your surrounding." Apakah ini cerita? Bukan ini hanya beberapa kisah-kisah hidup yang bagi author menarik dan perlu diceritakan agar bisa menjadi nilai kehidupan bagi...