Sarang terbangun pagi harinya di atas tempat tidur empuk bernuansa ungu. Sinar matahari telah menyeruak menerangi seluruh ruangan melalui pintu balkon kamar yang sengaja dibuka oleh dirinya. Harum Lavender bertebaran, membuat ia enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.
Semalam, tidak lama setelah Mr.Frank mengakhiri panggilannya, temannya datang menemui Keith dan Sarang menggunakan mobil sedan antik. Dia membawa mereka ke sebuah rumah peristirahatan bergaya romawi kuno yang terletak di tepi sungai Avon. Teman Mr.Frank bilang bahwa rumah itu juga berfungsi sebagai kantor mr.Frank di Bath, dan Mr.Frank selalu menginap disana bila berada di Bath.
Teman Mr.Frank yang bernama Seamus itu membenarkan bahwa Mr.Frank mengalami kecelakaan yang cukup berat, dan mobilnya rusak parah. Seamus mengatakan mr.Frank terburu-buru mengemudikan mobilnya, dan tanpa sengaja menghantam pembatas jalan, menyebabkan mobil itu terguling berulang kali di jalan raya. Untung saja Mr.Frank diselamatkan oleh sabuk pengaman serta airbag di kemudi mobilnya, sehingga luka yang dideritanya hanya parah di bagian kakinya saja.
Sarang menjadi merasa sedikit tidak enak, karena mungkin saja dirinyalah alasan Mr.Frank terburu-buru mengemudikan mobilnya. Dia begitu berterima kasih karena telah menyelamatkan mereka dari tidur di luar tadi malam.
Sarang menghirup aroma lavender dengan bahagia. Perlahan ia bangkit dari tempat tidurnya, dan mencari-cari darimanakah aroma itu berasal. Dia berjalan menuju balkon , dan matanya menangkap siluet berwarna ungu dibalik tirai pintu balkonnya. Setelah menyibak tirai tersebut, Sarang terpana.
Sebuah kebun lavender terhampar indah dibawah balkon tempatnya berdiri. Kebun tersebut tidak luas, namun bentuk nya melingkar, mengelilingi semacam undakan tanah dengan meja dan kursi taman berada diatasnya. Bunga-bunga lavender tersebut merekah indah dan tampaknya dirawat dengan sangat baik.
Dia memusatkan pandangannya pada pusat kebun tersebut, dan matanya menangkap sosok seseorang yang sedang duduk santai diatas kursi taman. Sosok itu merupakan laki-laki yang memakai pakaian serba putih, dengan rambut coklat terang, tampak berkilauan saat sinar matahari menerpanya. Laki-laki itu duduk termenung sambil menikmati sesuatu dari cangkir yang dipegangnya, memandang ratusan lavender yang ada disekitarnya.
Tiba-tiba laki-laki itu mengalihkan pandangannya, dari bunga lavender dihadapannya ke arah tempat Sarang berdiri. Sarang tersadar kalau laki-laki itu adalah Keith. Beberapa hari ini masih seperti mimpi baginya, dan saat dia melihat Keith ada dihadapannya, tersenyum diantara ratusan bunga lavender, dia merasa sepertinya dia masih belum bangun dari mimpi indahnya.
Keith memandang Sarang dengan mata biru terangnya, dan kulitnya tampak sama putihnya dengan pakaian yang dikenakannya. Sejenak otak Sarang menjadi kosong. Dia belum pernah melihat wajah Keith tanpa topi ataupun masker hitamnya sejak mereka bertemu. Saat ini, Ia menyadari indahnya mata laki-laki itu, serta senyum simpulnya yang melambungkan hati Sarang hanya dalam hitungan detik saja. Dia terus saja mengamati wajah yang begitu menenangkan itu, sembari menempelkan telapak tangannya ke dadanya. Wajah itu telah membuat jantung Sarang berdetak begitu cepat, dan jujur dia sangat tidak nyaman dengan hal itu.
Sarang melihat Keith mengangkat cangkirnya dan menunjukkan jarinya ke cangkir tersebut, seakan memberi tanda pada nya untuk minum teh bersamanya. Sarang mengangguk pelan, dan berbalik masuk kamar kembali.
Sarang buru-buru melihat penampilannya dihadapan kaca, dan dia tidak mau tampak berantakan di hadapan Keith. Dia sendiri heran kenapa dia mulai peduli mengenai penampilannya di hadapan Keith. Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja, dia setengah berlari turun kebawah dan menemui Keith.
"Bagaimana tidurmu?" Sapa Keith sambil menuangkan secangkir teh untuk Sarang
"Nyenyak sekali, " Sarang mengambil cangkir yang dituangkan teh oleh Keith, " Dan harum lavender ini membuat tidurku semakin nyenyak"
YOU ARE READING
Lavender Me
RomancePada musim panas ini, Kim Sarang sudah membulatkan tekad bahwa dia harus menemukan ayahnya... Walaupun segudang masalah masih menggantung di pundak Sarang mulai dari tekanan bos besarnya, serta adik tiri nya Eun Hyuk yang sering memerasnya...