Sarang terus saja menguap dibalik masker hitamnya, saat berjalan menyusuri lorong bandara Heathway London yang tidak terlalu ramai pagi itu. Dia mengamati sekelilingnya, dan merasa sedikit bersemangat mengingat ini adalah kali keduanya menginjakkan kaki di bandara tersibuk di Eropa itu. Setahun yang lalu dia pernah ke Eropa bersama White Puff untuk melakukan Tour, namun hanya dua hari. Kali ini dia akan menghabiskan sepuluh hari penuh, untuk menyusuri setiap sudut Inggris Raya yang terkenal itu.
Hyun Sik selalu berkata bahwa Sarang bodoh sekali karena hanya berada di Inggris saja, sedangkan masih banyak Negara Eropa lainnya yang dapat dia kunjungi mengingat negara-negara tersebut masih dalam satu daratan yang sama. Tapi misi Sarang ke Eropa kali ini bukanlah untuk wisata, namun untuk bertemu dengan ayahnya.
Mata Sarang mulai sibuk mencari mesin sim card untuk membeli Oyster Card yang akan digunakannya selama di Inggris. Oyster card berfungsi sebagai salah satu alat pembayaran transportasi bus serta kereta bawah tanah Inggris yang lebih dikenal dengan Tube. Dengan menggunakan Tube, Sarang dapat mencapai beberapa tempat di Inggris dengan harga yang cukup murah. Sarang harus pintar menghemat uangnya selama berada di Inggris, karena dia tidak menukar banyak Pounds saat di Korea.
Setelah berjalan cukup jauh, Sarang menemukan mesin yang dicarinya dan membeli oyster card yang diinginkannya itu. Sarang mengeluarkan beberapa pounds dan memasukkannya ke dalam mesin, lalu menyambar kartu berwarna biru dengan strip putih bertuliskan Oyster itu dengan cepat. Sarang baru saja akan berjalan, sampai seseorang menghentikan langkahnya.
"Forgive me, Can you tell me what card it is?" Ujar seseorang pada Sarang yang sedang melongo memperhatikan betapa miripnya penampilan mereka berdua.Orang itu juga memakai masker, topi, dan kacamata hitam sama seperti dirinya. Saat berdiri berdekatan seperti itu, Sarang dengan orang itu tampak seperti komplotan teroris.
"Ah, It's oyster card." Sarang menunjukkan kartu yang dipegangnya, "for paying the tubes"
"I see" Jawab orang itu. Dari suaranya tampaknya dia berjenis kelamin laki-laki, "Thank you"
Sarang hanya mengangguk menanggapi perkataan orang itu, dan berlalu pergi. Sarang sempat menoleh sebentar melihat apa yang dilakukan laki-laki itu, dan melihat orang itu masih berkutat dengan mesin sim card . Sarang geli membayangkan, bahwa masih ada juga orang yang nekad pergi ke Eropa tanpa persiapan apapun, seperti membaca panduan travel, dan lainnya sampai-sampai tidak mengetahui apa itu oyster card.
Namun Sarang tidak mau membuang-buang waktunya hanya untuk memikirkan itu. Dia sudah punya janji untuk bertemu kerabat Ayahnya jam 2 siang nanti di cafe dekat Hotel tempatnya menginap, dan artinya dia tidak boleh membuang-buang waktu.
Tidak butuh waktu lama bagi Sarang untuk menemukan petunjuk yang mengarahkannya ke stasiun Tube. Sarang sudah berminggu-minggu mempelajari panduan travel dan browsing internet mengenai transport kereta bawah tanah Inggris itu, membuatnya yakin memilih jalur yang akan ditujunya yaitu lorong yang bertuliskan Paddington Station. Memang rencananya dia akan menginap di salah satu Hotel di Paddington, yang berada tidak jauh dari stasiun. Tujuannya agar dia dengan mudah berpergian menggunakan tube atau bus sehingga waktu dan pengeluarannya akan lebih ekonomis.
Sarang menarik kopernya dengan susah payah, walaupun sebenarnya kopernya berukuran tidak besar. Mungkin hal itu disebabkan karena Sarang tidak punya cukup tenaga, setelah 10 jam belum mengisi perutnya dengan makanan. Di pesawat Sarang tidak dapat menelan makanannya karena antusiasme untuk bertemu ayahnya.
Harapan itu sudah menumpuk sejak bertahun-tahun lamanya dan semakin tak terbendung. Sarang mengakui bahwa dia sangat membenci ayahnya, namun jauh di lubuk hatinya dia sangat merindukannya. Setidaknya dia berharap, ayahnya adalah keluarga terakhir yang dapat memberikan kasih sayang tulus padanya, tidak seperti Eun Hyuk ataupun Nenek Tirinya yang kerap memanfaatkan dirinya untuk menghasilkan uang.
YOU ARE READING
Lavender Me
RomansaPada musim panas ini, Kim Sarang sudah membulatkan tekad bahwa dia harus menemukan ayahnya... Walaupun segudang masalah masih menggantung di pundak Sarang mulai dari tekanan bos besarnya, serta adik tiri nya Eun Hyuk yang sering memerasnya...